Melongok Mid-end Samsung, Galaxy J series 2018

(Artikel ini pernah saya tulis  untuk Buka Lapak, yang tautannya bisa di baca di sini )

Menjadi nomor satu butuh usaha besar, tetapi mempertahankannya membutuhkan upaya yang jauh lebih besar. Saat ini, di Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya, segmen smartphone dengan harga Rp2-3 juta menjadi salah satu produk yang cukup paling banyak dicari.

Dengan besarnya pangsa pasar, pertarungan di segmen ini menjadi sangat ketat, bahkan bisa dikatakan brutal. Sebab setiap minggunya, seringkali kita melihat keluarnya beberapa seri smartphone baru di segmen ini yang ditawarkan dengan berbagai pemikat, baik dari spesifikasi, kemampuan kamera, baterai besar, hingga harga yang murah.

Beberapa tahun lalu, di segmen ini, kita tidak terlalu berharap bisa mendapatkan smartphoneyang berkinerja baik. Tetapi sekarang, seiring berkembang pesatnya teknologi smartphone, produk dengan harga terjangkau pun sudah memiliki fitur dan kinerja yang bisa diandalkan.

Berbagai hal di atas membuat banyak orang tertarik memiliki smartphone di segmen ini, dan setiap brand memperkuat portofolio smartphone-nya untuk mendapatkan sebanyak mungkin pembeli, tidak terkecuali Samsung, sebagai brand yang sekarang masih menguasai pangsa pasar nomor satu, tetapi juga sedang bertahan dari serbuan banyak brand lain.

Tahun 2018 ini, Samsung juga berbenah dengan line-up mid-end-nya, karena ini salah satu cara yang dibutuhkan untuk tetap bertahan dan bisa terus memimpin.

Sebelumnya, kita pernah membahas bagaimana cara Samsung mengatur strategi untuk bertahan dari serbuan smartphone mid-end lain yang bisa dibaca di artikel ini.

Sekarang, mari kita membahas lebih jauh tentang produk mid-end Samsung yang sering dikenal sebagai Galaxy J Series. Seri J bisa jadi produk yang paling banyak memiliki varian diantara produk Samsung lainnya. Tahun ini, Samsung pun telah merilis Galaxy J4, J6, dan J8 baru. Dalam review kali ini, kita akan titik beratkan kepada sample dari seri J6, karena seri ini selain berada di tengah, termasuk seri yang paling banyak menarik perhatian dan penjualan.

Kita mulai dengan latar belakang, bagaimana Samsung harus berubah strategi pada produknya karena pertarungan ini dan hasilnya. Walau kita belum memiliki data untuk Indonesia, salah satu padang pertempuran mid-end series yang bisa menjadi kaca bagi kita adalah India. Banyak brand smartphone yang sedang agresif-agresifnya bertarung di sana, terutama brand Xiaomi yang sedang semangat-semangatnya untuk menjadi besar, membuat market-share smartphone di India segera berubah dengan cepat.

Kuartal akhir 2017 dan awal 2018, kegigihan Xiaomi dikabarkan berhasil menggeser Samsung yang sudah bertahan lama di sana, menjadi brand dengan market-share terbesar.

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 2
(sumber: counterpoint research – India market)

Menariknya, dilaporkan dalam Q2 2018, dalam waktu singkat market-share tersebut direbut ulang oleh Samsung, terutama dikabarkan karena perbaikan lini Galaxy J Series yang baru, dimana Galaxy J6 menjadi salah satu device yang terjual terbanyak di sana.

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 3
(sumber: counterpoint research – India market)

Untuk saat ini di Indonesia sendiri, kabarnya dari data GFK, Samsung dari semua lini smartphonenya, menguasai 50% pangsa pasar, jadi satu dari dua pengguna smartphone di Indonesia, menggunakan brand Samsung.

Mengenal Lebih Dekat Samsung Galaxy J Series (2018)

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 4
Bagian Depan Samsung Galaxy J4, J6, J8 (foto: Gadtorade)
Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 5
Bagian Belakang Samsung Galaxy J4, J6, J8 (foto: Gadtorade)

 

Secara garis besar ada 3 segmen berbeda yang disasar oleh ketiga device Galaxy J 2018 yang baru:

– Galaxy J4 (2018)

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 6
Samsung Galaxy J4 (foto: Gadtorade)

Smartphone seri ini menyasar mereka yang masih merasa lebih nyaman dengan device yang baterainya bisa diganti manual seperti feature phone. Biasanya, pengguna yang memilih smartphone bukan dengan baterai tanam, berharap ketika baterainya habis bisa segera penuh lagi segera dengan menggantinya dengan baterai cadangan.

Bisa mencabut baterai juga menjadi kemudahan bagi mereka untuk “me-reset” smartphone saat mengalami hang atau hal lainnya. Layar Galaxy J4 cukup besar, yaitu 5.5 inci, dengan rasio layar standar 16:9.

– Galaxy J6 (2018)

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 7
Samsung Galaxy J6 (foto: Gadtorade)

Smartphone ini bisa dikatakan dari bentuk atau desain sangat “millenials”, apalagi yang berwarna ungu. Smartphone ini juga sudah menggunakan layar 5.6 inci infinity display dengan rasio baru 18.5:9. Bentuknya yang memanjang membuat smartphone ini terlihat berukuran kompak, enak digenggam, dan dikantungi.

– Galaxy J8 (2018)

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 8
Samsung Galaxy J8 (foto: Gadtorade)

Seri ini menjadi pilihan lebih dari Galaxy J6 untuk mendapatkan fitur kamera lebih, seperti efek bokeh (blur background), karena dilengkapi dengan 2 buah main camera. Layarnya juga lebih besar, berukuran 6 inci dan kapasitas baterai yang lebih besar.

Menyadari segmen pasar dari device ini yang sekarang dikenal sebagai “digital native” yang bisa dilebarkan cakupan batas usia penggunanya melalui pemilihan warna, ketiga device ini dipasarkan dalam 3 warna untuk pasar Indonesia, baik warna yang umum, hitam dan emas, juga warna khusus yang lebih berani, ungu, untuk mereka yang ingin tampil berbeda.

Dari sekian banyak fitur dan kemampuan hardware yang dibawa device seri Galaxy J ini, ada beberapa area yang menjadi fokus dari Samsung, seperti:

1. Layar Super AMOLED

Teknologi layar yang dikembangkan Samsung dari bertahun-tahun lalu yang biasa digunakan untuk smartphone seri hi-end-nya, sekarang juga sudah ada di seri Galaxy J.

sumber: internet

Keunggulan layar ini tidak menggunakan backlight seperti layar LCD yang harus menyalakan selalu lampu penerang di belakang layar untuk menghasilkan gambar dan warna, layar Super AMOLED setiap pikselnya bisa berpendar sendiri, sehingga lebih irit dalam penggunaan daya, lebih kaya dalam warna, dan jangkauan kontras yang tinggi termasuk lebih nyaman untuk dilihat mata, agar tidak cepat lelah.

Fitur dari layar hi-end super AMOLED juga dimiliki oleh Galaxy J ini, seperti pemilihan spektrum warna yang sesuai yang bisa kita pilih, adaptive display untuk menyesuaikan warna tampilan layar berkaitan dengan pengaruh pencahayaan sekitar, misal saat kita membaca buku di lampu penerangan kafe dengan layar kekuningan, otomatis buku yang kita baca akan kekuningan juga, dan ini juga terjadi pada layar smartphone.

Ada pula adaptive brightness yang akan membuat kompensasi warna yang dihasilkan layar akan terlihat seperti aslinya tanpa terpengaruh warna pencahayaan sekitar.

Selain itu, terdapat juga pilihan AMOLED Cinema, untuk kita menonton film-film bioskop dengan warna seperti yang kita lihat di bioskop, dan tidak berubah seperti tampilan film bioskop.

Tak lupa, fitur AMOLED Photo pun ikut disematkan untuk menampilkan foto-foto dengan standar warna adobe RGB yang luas, agar foto yang ditampilkan sesuai warna yang ditangkap kamera profesional.

Dan terakhir, ada fitur Basic, pilihan screen mode yang akan menjadikan layar Super AMOLED tampil dengan spektrum warna layar LCD biasa. Fitur ini bisa digunakan untuk mereka yang ingin mengedit foto agar tampilan warnanya nanti sesuai dengan kalibrasi printer atau cetak foto yang biasanya menggunakan spektrum warna sRGB.

Walaupun Galaxy J Series masuk versi mid-end, namun seiring semakin lamanya setiap orang menatap layar smartphone, tersedia pula setting warna blue light filter, dimana setting warna ini akan membuat layar mengurangi emisi spektrum warna biru yang ditenggarai akan membuat otak kita senantiasa terjaga seperti siang hari.

Setting warna ini baik digunakan pada malam hari saat kita masih ingin melihat layar smartphone agar tidak mengganggu produksi hormon melatonin yang membuat tubuh sadar waktu sudah malam dan saatnya beristirahat.

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 12

Masih di bagian layar, yang cukup membedakan layar Galaxy seri J ini dibanding smartphonelainnya dengan segmen yang sama ada di kecerahan layar. Biasanya, smartphone mid-end terutama yang menggunakan LCD memiliki kecerahan terbatas, maksimum biasanya di bawah 500 nits, sehingga saat dibawah terik matahari kita akan sulit melihat layar smartphone yang kalah terang oleh pantulan sinar matahari.

Namun pada Galaxy J Series 2018, layarnya dilengkapi dengan kemampuan brightness atau kecerahan yang tinggi, yang juga bisa “dipompa” hingga 1000 nits untuk digunakan di outdoor, sehingga layar tetap jelas terbaca di bawah terik sinar matahari, yang salah satunya sangat berguna saat mengambil foto agar komposisi foto tetap terlihat dengan baik di layar.

2. Tata Suara Dolby Atmos

sumber: internet

Saat ini, pengguna smartphone semakin banyak menggunakan device-nya untuk menonton video atau film. Menonton film bisa dinikmati lebih baik, tidak lepas dari gambar yang baik dan tata suara yang enak didengarkan pula.

Tata suara Dolby Atmos yang bisa didapat saat menggunakan headphone atau earphone pada Galaxy J Series, akan membuat suara yang dihasilkan lebih hidup, baik untuk menonton film, mendengarkan lagu, bahkan podcast.

Untuk menonton film bioskop terutama film-film Hollywood, apalagi jika sumbernya sudah mendukung tata suara Dolby seperti yang banyak disediakan layanan streaming seperti Netflix, suara yang kita dengar akan lebih kaya seperti membawa kita hadir di tengah film.

Pada Galaxy J6 dan J8 yang sudah menggunakan layar infinity display dengan rasio memanjang 18.5:9, film-film bioskop yang formatnya kebanyakan memanjang akan tampil lebih penuh tanpa banyak bar hitam di atas dan di bawah, dan tata suara Dolby Atmos ini akan membantu pengalaman menonton menjadi lebih hidup dan seru.

Dengan koneksi dan resolusi tinggi, video-video di Youtube sekarang ini pun sudah banyak yang memiliki kualitas sangat baik, dari segi kualitas video maupun suara, sehingga kehadiran Dolby Atmos ini juga bisa dinikmati lebih saat menonton video di Youtube.

3. Daya Tahan Baterai

Banyak pengguna hi-end smartphone yang juga memiliki smartphone mid-end, Karena salah satu alasannya adalah baterai. Memang, smartphone mid-end saat ini biasanya memiliki keunggulan pada daya yang irit, yang dipengaruhi banyak faktor, salah satunya prosesor yang irit daya, resolusi layar yang cukup, dan kapasitas baterai yang cukup besar.

Dari ketiga device ini, saya mencoba mengukur daya tahan baterai dengan benchmark dari PC Mark 2.0. Benchmark ini mensimulasi daya tahan baterai smartphone ketika digunakan untuk pekerjaan sehari-hari.

Dengan benchmark terkalibrasi di kecerahan 200 nits, hasil yang didapat Galaxy J6 dengan baterai 3.000 mAh cukup mengejutkan, yaitu 11 jam 47 menit, lebih lama dibanding Xiaomi Redmi 5 dengan baterai yang lebih besar 3.300 mAh di 11 jam 30 menit, dimana Redmi 5 ini sudah terkenal irit.

Dalam penggunaan sehari-hari, Galaxy J6 ini tidak haus charging, Karena bisa dipakai lebih dari satu hari, bahkan dua hari. Apalagi saat fungsi Samsung Max dijalankan, baterainya akan lebih irit lagi, karena bisa mengontrol jalannya aplikasi di background.

4. Hasil Kamera yang baik di Kelasnya

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 15

Divisi sensor kamera Samsung sekarang lebih maju dengan produk sensor kamera yang dinami ISOCELL. Sensor kamera ini banyak digunakan juga oleh berbagai vendor. Saat ini, kamera smartphone semakin baik kualitasnya termasuk untuk versi mid-end. Hanya saja, biasanya kamera mid-end sering memiliki kelemahan saat kondisi minim cahaya.

Samsung selain menggunakan sensor kamera buatan sendiri, juga mengandalkan aperture yang besar untuk kamera mid-end-nya. Aperture ini bekerja seperti pupil mata kita, yang membesar saat lingkungan dalam kondisi minim cahaya untuk menangkap cahaya lebih banyak.

Pada Galaxy J4 dan J6, kameranya sudah dilengkapi aperture f/1.9, sedang pada J8 lebih besar lagi f/1.7.  Aperture besar ini sangat membantu untuk menghasilkan gambar yang lebih terang saat kondisi low light, juga mampu memberikan efek DOF (Depth of Field) yang baik saat cahaya cukup.

Untuk mereka yang ingin berkarya lebih dengan kamera, Galaxy J8 bisa menjadi pilihan karena dilengkapi dengan dual kamera yang sekarang sedang tren untuk memberikan efek bokeh atau background blur.

Untuk kamera selfie, Galaxy J Series juga mendapat perhatian dengan aperture yang sama besar dan kelengkapan fitur seperti selfie focus (bokeh), beauty, dan bermacam-macam stiker 3D.

Untuk membantu selfie dalam kondisi low light, disediakan lampu flash pada bagian depan yang intensitas kecerahannya bisa diatur sesuai pencahayaan sekitar agar foto yang dihasilkan tidak membuat wajah memantulkan terlalu banyak cahaya sehingga tidak terlihat natural. Lampu flash selfie ini juga bisa digunakan untuk memperjelas kontur wajah. Kamera depan ini juga dimanfaatkan untuk pengenalan wajah dan membuka kunci smartphone (unlock).

Inilah beberapa contoh hasil kamera Samsung Galaxy J6.

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 16
Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 17
Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 18

5. Fitur-fitur yang Diturunkan dari Smartphone Hi-end

Beberapa fitur hi-end yang juga Samsung sematkan pada smartphone mid-end-nya diantaranya adalah sebagai berikut:

– App Pair

Belum lama ini, App Pair menjadi salah satu fitur andalan baru di Galaxy Note 8. Dan sekarang, fitur ini sudah disematkan juga di Galaxy J Series. Dengan fitur ini, dalam satu klik, smartphonebisa langsung meluncurkan 2 aplikasi berbarengan dalam satu layar, tanpa perlu menjalankannya satu per satu.

Misalnya aplikasi peta dengan musik untuk mereka yang berkendara, aplikasi browser dengan e-mail, Facebook dengan kamera, dan lain sebagainya, sesuai apa yang kita pilih.

Aplikasi yang kita pasangkan ini akan menjadi shortcut icon tersendiri seperti layaknya shortcutaplikasi biasa. Hanya saja, kali ini kamu bisa langsung menjalankan dua aplikasi tersebut.

Saat sudah dijalankan, kita masih bisa mengatur mana aplikasi yang akan menggunakan ukuran layar lebih besar hanya dengan menggeser garis bagian tengan pembatas dua aplikasi.

– Signal Max

Galaxy seri J juga dilengkapi oleh fitur Signal Max dengan dual antenna di bagian bawah dan atas. Saat kita menggenggam smartphone, kemungkinan besar tangan kita menjadi konduktor dan menghalangi sinyal smartphone. Dengan bantuan software D.A.T (Dynamic Antenna Technology), otomatis penerimaan sinyal akan diperkuat melalui antena satunya lagi.

Kolaborasi dual antenna dan software yang sudah built-in ini menjadikan smartphone mid-end Samsung memiliki sinyal yang optimal. Penerimaan sinyal yang baik menyumbang selain pada kualitas koneksi, juga pada hematnya baterai.

– Samsung Max

Samsung Galaxy J Series (2018) oleh Gadtorade - 22

Anak-anak muda senantiasa peka terhadap kuota internet. Dengan mengaktifkan aplikasi Samsung Max yang tersedia, penggunaan data saat membuka browser, menonton streamingvideo, dan lain sebagainya akan dikompresi supaya lebih hemat.

Fitur ini juga otomatis mengaktifkan VPN (Virtual Private Network) pada setiap paket data yang dikirim dan diterima terenkripsi, sehingga pihak ketiga tidak mudah melacak history browsingatau posisi pengguna. Privasi pun menjadi lebih aman dan terjaga.

Samsung juga bekerja sama dengan provider tertentu, sehingga banyak situs web dan media sosial yang bisa dibuka tanpa memakan kuota, misalnya Facebook, termasuk Messenger-nya, Wikipedia, Kompas, dan lain sebagainya.

Fitur ini juga memungkinkan penggunanya bisa lebih mengontrol aplikasi yang berjalan di background, mana yang boleh berjalan dan mana yang tidak secara otomatis.

– Samsung Members

Fitur ini dulunya hanya diperuntukkan bagi pengguna smartphone premium, dimana dengan mudah pengguna bisa menghubungi customer service atau service center Samsung untuk dimintai pertolongan.

Kini, fitur ini juga tersedia untuk Galaxy J Series, dimana saat mengalami kendala, pengguna bisa bercakap-cakap baik via telepon maupun chat dengan perwakilan Samsung langsung yang tersedia dalam 24 jam sehari, bahkan meminta mereka melakukan remote aplikasi bila pengguna tidak bisa menjalankan perbaikannya aplikasinya sendiri.

Fitur ini juga berisi tips dan trik bagaimana memanfaatkan optimal smartphone, termasuk self diagnostic sensor dan hardware smartphone sendiri apakah berjalan dengan baik atau mengalami gangguan, seperti memeriksa koneksi Wi-Fi, Bluetooth, kondisi baterai, aplikasi yang sedang berjalan di background, dan lain sebagainya.

Untuk melihat spesifikasi lengkap, masing-masing smartphone Galaxy J series bisa dilihat di tautan berikut:

Galaxy J4 (2018)

Galaxy J6 (2016)

Galaxy J8 (2018)

Untuk perbandingan spesifikasi ketiga seri: Galaxy J4, J6, dan J8 bisa dilihat di tautan ini

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.