Xiaomi Mi 8 Lite, in-depth review

Kalau bisa memilih, semua pengguna smartphone akan memilih smartphone seri flagship atau versi tertinggi yang dihasilkan vendor, karena pada seri flagship ini vendor smartphone mengerahkan semua teknologi terbaru yang mereka miliki untuk menghadirkan smartphone terbaik.

Prosesor tercepat, RAM dan memori yang besar, layar yang bagus, material yang hebat, desain sekeren mungkin, dan berbagai kelengkapan fitur baru. Tetapi semua ini tentu disertai juga dengan harga yang tinggi yang tidak semua orang bisa menjangkaunya.

Karena seri flagship ini menjadi gengsi setiap vendor, beberapa vendor membuat varian dari flagship tersebut yang sedikit berbeda untuk menyasar pasar yang lebih luas, termasuk membuat versi yang jauh lebih murah untuk menggapai kelas konsumen yang berbeda. Varian ini biasanya diberi label “Lite”

Xiaomi Mi 8, flagship utama dari Xiaomi di tahun 2018, dikeluarkan sebenarnya sudah dalam 4 varian, yang tertinggi Mi 8 Explorer Edition, Mi8, Mi 8 Pro dan Mi 8SE.

Berbeda dengan Mi 8 dan Mi 8 Explorer Edition, Mi 8 SE sebenarnya sudah menjadi versi Mi 8 yang lebih terjangkau, karena menggunakan prosesor yang bukan prosesor flagship.

Tetapi sesudah ketiga varian tersebut, Xiaomi masih mem-push versi yang lebih terjangkau lagi, yang dinamakan Mi 8 Lite, dan versi ini yang masuk ke Indonesia. Di China sendiri Mi 8 Lite ini dikenal juga dengan nama Mi 8 Youth.

Apa keuntungan membawa nama seri flagship menjadi mid-range phone? Secara branding menjadi lebih mudah, karena biasanya seri flagship lebih dikenal, dan orang berharap, walaupun versi lite, masih membawa banyak jejak fitur versi flagship, dan dianggap masih juga membawa gengsinya.

Desain

Dibanding varian Mi 8 yang lain, desain Mi 8 Lite sedikit berbeda dalam beberapa tampilan utama, baik dibagian depan dan di belakang. Dibagian depan, notch atau dahi dari Mi 8 Lite lebih kecil dibanding yang lain. Kemudian di bagian belakang, dual camera yang posisinya vertikal di Mi 8 lain, di Mi 8 Lite posisinya horizontal.

Dari sisi warna, Mi 8 Lite yang banyak ditujukan untuk kaum muda juga mempunya varian dengan warna yang sedang kekinian, warna gradien Auroro Blue, biru keunguan, selain varian standarnya yang berwarna hitam mengkilap, dengan nama Midnight Black.

Untuk device yang berwarna hitam, bagian belakang dari kaca ini dibuat mengkilap, dan di bawah cahaya, pantulannya membuat device lebih terlihat berwarna abu dibanding hitam. Saat launching bahkan dikatakan pihak Xiaomi bisa untuk mengaca.

Bagian Belakang Mi 8 Lite sebagai Cermin

Bagian kaca di belakang ini tidak dijelaskan apakah sudah menggunakan pelindung Gorilla Glass 5, seperti yang dimiliki layar depannya. Mengapit kedua permukaan kaca, rangka frame Mi 8 Lite terbuat dari aluminium dengan warna senada sesuai warna device.

Memang sekarang ini selain warna smartphone gradien sedang trend, permukaan yang sangat mengkilap juga sedang digandrungi, walau permukaan kilap ini mengundang banyak bekas sidik jari.

Bagi mereka yang tidak menyukai bekas sidik jari atau ingin melindungi lebih bagian belakang ini, di dalam dus sudah disertakan sebuah silicon case yang tipis.

Kelengkapan Mi 8 Lite, Manual, Silicon Case, SIM ejector, audio converter, unit, usb-c cable, charger 10W

Melihat bagian bawah dan atas, kita akan menyadari ada bagian yang mulai digantikan oleh Xiaomi, pertama hilangnya jack audio, yang kini harus diakses dari lubang USB C, dan di bagian atas tidak lagi diketemukan perangkat inframerah untuk remote control.

Mi 8 Lite tidak lagi memiliki port infrared untuk remote

Bisa jadi menghilangnya jack audio ini karena pada Mi 8 standar juga, bagian ini sudah dihilangkan, dan direct audio lewat port data ini mulai menjadi trend di banyak vendor, setelah Apple menghilangkannya.

Sebagian orang sampai saat ini masih pro kontra soal menghilangkan port jack audio analog 3.5 mm, karena lewat port data, selain butuh converter, mendengarkan lagu tidak bisa berbarengan sambil charging atau memindahkan data.

Heaphone / Earphone analog standar, membutuhkan converter jack audio

Kita akan tetap menemui aplikasi Mi remote walau tidak ada lagi infra merah untuk remote control peralatan elektronik standar, kali ini Xiaomi move on ke generasi televisi berikutnya, smart tv yang pengendaliannya didukung oleh jaringan wifi. Pada penjelasannya remote TV ini diperuntukkan untuk Mi TV.

Mi 8 Lite Mengusung layar LCD 6.26 inci yang dilengkapi notch, dengan screen aspect ratio 19:9 untuk mencapai desain layar kekinian dengan bezel tipis yang Xiaomi namakan full screen display.

Dimensi Mi 8 Lite

Keberadaan bezel sebenarnya belum benar-benar tipis, tetapi sudah sanggup menjadikan device ini tampil modern, dan berukuran kompak yang nyaman dalam ukuran genggam rata-rata orang Asia, apalagi dengan ketebalan yang termasuk tipis hanya 7.5 mm.

Layar LCD dsi panel Mi 8 Lite, beresolusi 1080 x 2280 pixel dengan kepadatan 403 ppi dan  dibuat oleh pabrikan LCD China, Tianma. Berbeda dengan Mi 8 kelas atas yang sudah menggunakan AMOLED dan mendukung HDR10.

Untuk mempersempit perbedaan ini, Mi 8 Lite juga dilengkapi pengaturan layar contrast and colors, dimana kita bisa memilih kepekaan kontras layar dan pengaturan warna ingin tampil lebih warm yang lebih kekuningan, atau cool yang lebih putih kebiruan, karena biasanya pengguna sering berselisih tentang warna layar mana yang mereka pilih.

Layar ini memiliki kecerahan 400 nits maksimum, jika setting kecerahan otomatis dimatikan, kecerahan yang tidak terlalu tinggi sebenarnya untuk bertahan jelas di bawah sinar matahari terik, tetapi Xiaomi menerapkan teknologi sunlight display yang sudah dikembangkan sejak Mi 4i, yang otomatis akan melakukan penyesuaian kontras dan grouping warna agar bisa terlihat lebih baik di bawah sinar matahari. Teknologi ini sudah berkembang lebih baik sekarang, sehingga layar Mi 8 Lite tidak memiliki masalah dilihat di terik siang hari.

Melengkapi fitur layar, terdapat pula mode night display, dimana layar mengeliminasi warna biru, sehingga terlihat jauh lebih kuning. Warna biru ini ditenggarai bisa mengganggu produksi hormon melatonin yang membuat kita ingin beristirahat saat malam, dan menurut penelitian, melihat layar smartphone dalam kondisi standar pada malam hari, membuat kita lebih lama terjaga.

Pada bagian notch yang lebih kecil dibanding notch Mi 8 standar, Xiaomi Mi 8 Lite juga membuat komponen pada notch ini lebih sederhana, untuk tempat kamera selfie 24 MP, speaker kuping, dan infrared proximity / distance sensor.

Notch yang lebih Kecil

Banyak yang bertanya mengapa bezel di bagian dagu Mi 8 Lite masih cukup besar, ini disebabkan penggunaan layar LCD yang tidak bisa melengkung ke bagian bawah untuk menyambungnya dengan display driver di bawah layar seperti layar AMOLED, sehingga driver layar masih harus ditempatkan di ujung layar.

Sebenarnya layar LCD sudah memiliki teknologi COF (Chip on Film) dimana display driver menempel pada pita flexible layar yang bisa dilengkungkan ke bawah juga untuk membuat bagian dagu lebih kecil, walau belum bisa sekecil penggunaan layar AMOLED. Kemungkinan Mi 8 Lite belum menggunakan teknologi ini.

Kinerja

Snapdragon 660 menjadi otak utama Xiaomi Mi 8 Lite. Prosesor atau SoC mid-end ini menjadi salah satu prosesor mid-end paling dikenal di tahun 2018, karena menawarkan performa dan efisiensi daya yang seimbang.

Sebenarnya CPU di Snapdragon 660 ini mirip konfigurasinya dengan Snapdragon 636, hanya bekerja dengan clock yang lebih kencang. Konfigurasi Octa Core CPU nya, 4 inti performa semi custom Kryo 260 dengan clock 2.2 GHz, dan 4 inti hemat daya semi custom Kryo 260 dengan clock 1.8 GHz. Keduanya berbasis arsitektur Arm Cortex A73 dan A53, dengan fabrikasi 14nm.

Bagi mereka yang tidak memerlukan smartphone kelas flagship untuk mengejar kinerja prosesor maksimal, SoC Snapdragon 660 ini sangat cocok untuk memberikan kinerja yang baik sekaligus lebih irit baterai. Dibanding Snapdragon 636, Snapdragon 660 lebih bertenaga untuk mereka yang gemar bermain game yang lebih berat.

Yang menjadi perhatian lebih, biasanya vendor smartphone seperti Xiaomi memberikan penjabaran lebih soal spesifikasi hardware, dan berbeda dengan Snapdragon 660 saat pertama kali diperkenalkan, kali ini di belakangnya selalu dibenamkan kata AIE, Snapdragon 660 AIE.

AIE ini sebenarnya singkatan dari Artificial Intelligence Engine. Xiaomi ingin menunjukkan, mereka menggunakan kemampuan AI ini pada smartphonenya.

Efek ini membuat beberapa orang menganggap bahwa ada 2 macam SoC Snapdragon 660, dengan dan tanpa AIE, yang sebenarnya tidak, keduanya sama saja. Tinggal pada penerapannya saja, ada yang menonjolkan fungsi AI ini sebagai bagian dari software dan marketing, dan ada yang tidak.

Untuk pasar Indonesia, Mi 8 Lite dilengkapi RAM 4 GB dan ROM 64GB, Android OS 8.1 Oreo, dan UI sudah MIUI 10 yang banyak menyajikan penampilan dan gesture baru seperti android Pie.

Mari kita lihat kinerjanya berdasarkan beberapa benchmark terukur yang popular.

CPU, Geekbench 4

Geekbench ini mengukur kemampuan CPU dalam mengolah rangkaian instruksi, dibagi dalam hasil single core tercepat dan kerja dari multicores.

Hasilnya Mi 8 Lite dengan Snapdragon 660, menghasilkan skor single core 1625 dan multicores 5833.

Geekbench Mi 8 Lite

Ada yang menarik di sini, Mi 8 Lite ini bukan device pertama yang menggunakan Snapdragon 660, sangat banyak tipe smartphone menggunakannya. Yang menjadi perhatian saya adalah skor yang dihasilkannya lebih tinggi dibanding device dengan Snapdragon 660 lain, yang nanti kita coba lihat apakah konstan dengan benchmark lainnya.

Saya buatkan diagram yang memudahkan kita melihat skor Geekbench 4 dari Mi 8 Lite, dibanding dengan skor smartphone SD 660 lain yang pernah saya test, kemudian sebagai gambaran lebih umum dengan SoC lainnya, Snapdragon 636 dan Snapdragon 625.

Sebagai gambaran pertimbangan bagi mereka yang bertanya setinggi apa kenaikan performa Snapdragon 660 (Mi 8 Lite) dibanding Snapdragon 636, dari sisi CPU baik single dan multi cores, naik sekitar 20%.

AnTuTu

Benchmark AnTuTu ini sangat dikenal, karena dulu sempat digunakan untuk menunjukkan kemampuan device android di acara Google IO, dan dalam perkembangannya sangat diandalkan oleh vendor smartphone terutama dari Tiongkok untuk menunjukkan kemampuannya.

Sebenarnya ada bagian yang sering diragukan para benchmarker dari sisi bagian apa yang diuji dan cara skoring.

Saya pribadi dari 4 point penilaian AnTuTu, CPU , GPU, UX, dan Memory, lebih memperhatikan bagian CPU dan GPU saja.

AnTuTu Benchmark Mi 8 Lite

Pada benchmark AnTuTu v.7, Mi 8 Lite juga menunjukkan keperkasaan dibandingkan device dengan SoC Snapdragon 660 yang lain, dan ini didapat terutama dari hasil CPU dan GPU.

Total skornya 143.096.

Sebagai perbandingan kebanyakan device dengan Snapdragon 660 skor AnTuTunya 130.000 an. Untuk lebih jelas perbandingannya kita lihat dengan chip lain dalam diagram di bawah ini:

Dari diagram ini kita melihat kalau Snapdragon 660 memiliki skor AnTuTu dua kali Snapdragon 625

3D Mark Slingshot

Setelah melihat hasil benchmark yang menarik di atas, tentang Snapdragon 660 Mi 8 Lite yang sedikit berbeda, uji kita berikutnya test kemampuan grafis atau GPU. Untuk melihat apakah memang perbedaannya sampai ke level grafis.

Snapdragon 660 menggunakan GPU Adreno 512, GPU ini murni hasil olahan dari team internal Qualcomm sendiri, yang sampai sekarang GPU Adreno dikenal menghasilkan performa yang bagus.

Kita menggunakan uji 3D mark Slingshot dan Slinghot Unlimited, yang menguji kemampuan grafis dari Open GL ES 3.0 API.

Hasilnya ternyata menunjukkan memang Mi 8 Lite ini memiliki kinerja SoC Snapdragon 660 yang cenderung lebih baik dari smartphone dengan SoC yang sama.

Berikut detail perbandingannya dibanding chipset di bawahnya.


GFX Bench

Menuntaskan penasaran dengan kinerja Snapdragon 660 dari Mi 8 Lite yang terlihat konstan kinerjanya berbeda dengan smartphone lain dengan spesifikasi chipset yang sama, saya mencoba membandingkan lebih dalam di bagian grafis dengan GFX Bench, untuk melihat apakah Mi 8 Lite bisa menjadi pilihan lebih bagi para pengguna game yang memilih device dengan chipset ini.

Hasilnya ternyata di setiap test, Mi 8 Lite memang memberikan FPS yang lebih baik dibanding smarphone dengan spesifikasi chipset yang sama.

Dalam penggunaan real untuk bermain game, memang untuk game berat seperti PUBG, wajar jika aplikasi hanya menyarankan kategori tampilan yang medium, bukan dengan rendering tertinggi.

Game PUBG, Mi 8 Lite, konfigurasi yang disarankan Medium

Tetapi saat digunakan cukup lama bermain game berat ini kinerjanya baik, lancar, dan tidak menghasilkan panas berlebih untuk digunakan lama. Device akan terasa hangat di bagian belakang, tetapi dalam panas yang standar, tidak membuat sampai jari terasa tidak nyaman. Apalagi jika casing silikon digunakan, panas ini lebih tidak terasa.

PC Mark Work 2.0

Uji ini untuk melihat kemampuan Mi 8 Lite digunakan untuk pemakaian sehari-hari, seperti membuat dokumen, mengedit foto, email, dan lain sebagainya.

PC Mark Work 2.0, Mi 8 Lite

Angka skor 6202 bisa dikatakan baik, dan sekali lagi bisa menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding device lain dengan chipset yang sama, walau perbedaannya tidak terlalu jauh.

PC Mark Battery 2.0

Dengan kapasitas baterai 3350 mAh, kapasitas yang umum dan cukup besar untuk smartphone dengan chipset Snapdragon 660, dilakukan test daya tahan baterai Mi 8 Lite dengan simulasi penggunaan sehari-hari, secara terukur dengan kecerahan tetap 200 nits.

Hasilnya didapat 8 Jam 13 Menit, waktu yang tidak terlalu istimewa kalau melihat waktu yang didapat dari smartphone dengan prosesor lebih hemat daya seperti Snapdragon 636 yang belasan jam.

PC Mark Battery 2.0

Tetapi dengan hasil ini, kira-kira Mi 8 Lite bisa digunakan seharian dari pagi hingga malam, tanpa terlalu kuatir perlu di charge di tengah jalan, mengingat MIUI Xiaomi memiliki manajemen baterai yang ketat, terutama dalam membatasi background apps dan segera “tidur” beberapa saat kemudian saat device tidak digunakan.

Mi 8 Lite sudah dilengkapi port USB-C dengan kemampuan charging cepat dari Qualcomm Quick Charge 3.0. Walaupun teknologi charging cepat ini bukan yang terbaru yang dimiliki SoC Qualcomm, tetapi sangat bisa diandalkan karena bisa memberikan daya sesuai yg smartphone butuhkan (adaptif).

Charger bawaan Mi 8 Lite “masih” 10 Watt

Sayangnya charger bawaan di dalam box penjualan masih charger standar 5V – 2A atau 10W, sementara QC 3.0 sudah support 20 W charger. Jadi para pengguna Mi 8 Lite yang butuh fitur charging cepat, harus membeli terpisah charger QC 3.0 ini.

Teknologi charging cepat ini juga membantu untuk mereka yang banyak dibantu charge dengan powerbank yang sekarang banyak sudah mendukung QC 3.0

Storage dan RAM

Walau di website Xiaomi mungkin kita menemukan ada 2 varian RAM dan ROM, 4/64 dan 6/128, tetapi sementara ini saat diluncurkan Mi 8 Lite untuk Indonesia baru tersedia varian 4/64 GB.

Untuk RAM sendiri, Mi 8 Lite sudah menggunakan RAM standar tercepat saat ini, LPDDR4x dual canal. Jika hanya diukur dari kecepatan copy, kecepatannya standar untuk device-device mid-end, seperti yang terukur lewat benchmark ini:

Kecepatan RAM copy

Untuk ROM atau internal storage sendiri, belum mendukung spesifikasi tertinggi seperti UFS 2.1 saat ini, Mi 8 Lite masih menggunakan eMMC 5.1 . Penggunaan ROM tipe ini sangat wajar mengingat device ini masih di kategori mid-end.

Dan ini hasil benchmark kecepatan ROM internal storage-nya. Walaupun bukan yang tercepat, tetapi tetap saja kecepatan internal storage eMMC 5.1 masih berlipat-lipat kecepatannya dibanding eksternal memory card sekelas UHS-1 class 10.

Satu lagi yang perlu diingat, walau sudah mendukung port USB-C, kecepatan transfer data yang didukung Mi 8 Lite belum USB 3 atau 3.1, melainkan masih USB 2.0, jadi kalau kita sering melakukan transfer data via kabel USB ke laptop atau PC yang sudah support USB 3.0, kecepatan transfer datanya masih lebih lambat.

Software

Mi 8 Lite menggunakan OS android 8.1 Oreo saat device ini diuji, sebagai antarmuka sudah menggunakan MIUI terbaru versi 10.

MIUI baru ini membawa banyak penyegaran dalam tampilan, lebih mirip dengan OS android terbaru, android 9 Pie.

Notifikasi, setting volume, dan gesture menampilkan pola atau pattern yang baru. Gesture di MIUI 10 menarik, karena dengan gesture ini tampilan layar bisa full, tanpa harus menampilkan icon home, back, dan recent apps. Lebih sesuai untuk device-device modern yang ingin tampil full display dan minim bezel.

Swipe dari bezel bawah, MIUI 10 gesture

Swipe dari bezel bawah ke bagian tengah layar membawa kita kembali ke home, berhenti di tengah membawa kepada recent apps. Sedangkan untuk back tinggal swipe dari kiri atau kanan bezel layar. Menurut saya pribadi swipe MIUI 10 ini lebih baik dibanding original swipe dari android Pie yang lebih membingungkan antara home dan recent apps.

Notifikasi MIUI 10

Yang agak membingungkan dari gesture MIUI 10 ini ketika posisi kita berganti menjadi landscape, misal saat menonton film, bermain game, atau streaming Youtube. Bagian mana sekarang kiri dan kanan, atau bawah? Saat posisi ini hasilnya belum konstan di setiap aplikasi apakah arah swipe tetap seperti posisi saat potrait, atau ikut sesuai posisi landscape.

Iklan menjadi bagian OS MIUI Xiaomi Mi 8 Lite

Satu lagi yang masih ramai dibicarakan banyak pemilik device Xioami sekarang, iklan masih terus muncul di beberapa aplikasi yang pada device lain tidak ada, dan ini masih terjadi pada Mi 8 Lite sebagai bagian dari strategi marketing Xiaomi.

Untuk sisi keamanan, Mi 8 Lite menggunakan biometric security yang umum, fingerprint sensor terletak di punggung dan mudah dijangkau, kemudian face unlock melalui kamera depan yang cukup cepat.

Mi 8 Lite memiliki slot SIM hybrid, dimana kita harus memilih apakah menggunakan single SIM dengan eksternal memori, atau dual SIM, dan bertahan hanya dengan internal memori.

Jika menggunakan dual SIM, keduanya bisa sama-sama menjalankan 4G LTE, dan mendukung VoLTE.

Kamera

Selama peluncuran dan dalam materi marketingnya, Mi 8 Lite menekankan kemampuan kamera sebagai bagian yang utama, katanya cocok untuk Instagram para millenials.

Kamera utamanya terdiri dari 2 lensa, 12 MP dan 5 MP untuk membantu efek bokeh. Karena ketebalan body yang cukup tipis, dual camera ini sedikit menonjol atau bump, tidak rata dengan permukaan belakang.

Lensa utama 12 MP menggunakan sensor kamera Sony IMX363 dengan pixel sensor besar 1.4 micron, seperti yang digunakan juga oleh flagship Xiaomi Mi 8 dan Mi Mix 3, juga Pocophone F1. Sensor ini memiliki keistimewaan untuk fokus cepat, mengandalkan dual pixel autofocus yang sering digunakan smartphone flagship Samsung.

Lensa kedua 5 MP memiliki sensor buatan Samsung ISOCELL S5K5E8, sensor ini masuk kedalam grup ISOCELL Slim, sensor yang tipis. Lensa kamera utama kedua ini berguna untuk membantu mendapatkan efek bokeh, atau background blur, akibat perbedaan focal length dengan kamera utama.

Bokeh efek mendapat fitur yang termasuk lengkap di Mi 8 Lite, dari level blur yang bisa diatur, di setting ulang sebelum atau sesudah foto diambil, hingga memimik pencahayaan studio.

Ini beberapa hasil dari kamera utama Mi 8 Lite:

Untuk hasil foto dibawah penerangan yang baik, Mi 8 Lite bisa memperlihatkan hasil foto yang detail, dan white balance nya baik. Warna-warn objek tidak meleset, lebih natural dan tidak pop up berlebih.

Untuk foto bokeh, hasilnya tergantung pencahayaan dan objek, saat kondisi cukup cahaya seperti di luar ruangan, hasilnya baik, saat di dalam ruangan terkadang ada bagian-bagian yang miss.

Background blur

Bokeh atau potrait, membutuhkan kita maju mundur dari objek, untuk mendapatkan foto backgrund blur yang baik, semakin jelas cahaya menerangi objek di depan, semakin mudah kamera smartphone Mi 8 Lite memperkirakan jarak antara kamera dan objek untuk mendapatkan foto bokeh yang ditandai dengan notifikasi bahwa jarak sudah pas. Pada pencahayaan agak kurang, seperti di dalam ruang, seringkali notifikasi ini sulit di dapat, tetapi jika kita paksakan walau belum ada tanda jarak yang pas, poss processing tetap berusaha membuat background lebih blur.

Background blur tetap bisa didapat walau notifikasi jarak yang pas tidak keluar.

Scene detection di Mi 8 Lite lewat kemampuan AI, bisa dengan mudah dinyala dan matikan. Ada 27 kategori objek yang bisa dikenali. Saat objek dikenali, akan dilakukan penyesuaian pada kamera dari tingkat kontras, warna, awb , dan lain sebagainya untuk post processing yang lebih baik. Misalnya pada foto makanan, langit, tumbuhan, hewan piaraan, dan lain sebagainya.

Makanan mudah dikenali lewat AI scene detection

Kadang proses ini dengan cepat mengenali objek, tetapi terkadang lebih lambat atau sama sekali tidak, atau salah kategori. Hal ini memang dipengaruhi kemampuan chip yang berfungsi computer vision, pada chip yang lebih hi-end, kinerjanya akan lebih baik.

Saat temaram shutter akan lebih lambat, dan foto mudah blur bila ada gerakan atau tangan kita tidak steady.

Satu catatan untuk pengguna Mi 8 Lite, saat memotret dalam ruangan lebih temaram, kamera akan mencoba melakukan bukaan lensa lebih lama, dan tanpa adanya OIS sedikit gerakan tangan kita atau objek sedikit bergerak saja, gambar mudah blur. Jadi harus dipastikan kita lebih steady memegang smartphone dan tidak bisa terburu-buru.

Tanpa OIS, image stabilizer, harus lebih aware saat memotret obek di lokasi lowlight

Kalau biasanya smartpone Xiaomi biasanya memiliki mode khusus untuk foto malam hari, HHT mode, mode ini sudah tidak ditemukan di Mi 8 Lite. HHT mode ini juga biasanya tidak bisa lepas dari noise yang banyak.

Pada Mi 8 Lite, noise di low light photo belum bisa ditekan sebaik pada kamera smartphone hi-end, apalagi pada foto dengan pencahayaan yang sulit pada satu scene, lampu sorot yang terang, papan nama yang berpendar, dan sebagian kondisi gelap. Kondisi ini juga membutuhkan peran HDR yang lebih advance untuk bisa ditangkap dengan baik.

Kondisi pencahayaan yang sulit untuk kebanyakan smartphone

Tetapi untuk sebuah smartphone mid-end, saya melihat langkah Xiaomi yang lebih baik, berusaha menghadirkan kamera dengan warna-warna yang lebih natural, berusaha mendekati warna seperti apa yang dilihat mata kita, dimana kebanyakan smartphone dari negeri yang sama, lebih berlomba-lomba menghadirkan warna yang over pop up, untuk memanjakan mata.

Untuk kamera smartphone mid-end bisa dikatakan Mi 8 Lite memiliki kualitas yang cukup, tidak mengecewakan mengingat kategorinya. Memang belum sebaik smartphone-smartphone hi-end yang saat sekarang memiliki kemampuan kamera yang sangat baik.

Menurut saya pribadi, saudaranya, Mi A2, memiliki kualitas kamera yang lebih baik.

Untuk perekaman video, Mi 8 Lite sudah mendukung resolusi 4K 30 FPS, Full HD 1080p 60 FPS dan 30 FPS, dan slow motion 120 FPS. Untuk stabilisasi gerakan video, digunakan gyro-EIS (electronic image stabilization), tetapi EIS ini hanya berfungsi untuk perekaman video 1080p 30 fps

Selfie

Kamera Mi 8 Lite juga dipusatkan sebagai selfie centric. Cukup lama Xiaomi mengembangkan banyak fitur untuk foto selfie, dan sekarang AI memiliki porporsi yang lebih banyak untuk membantu membuat selfie yang lebih cantik, bahkan sanggup mengubah banyak dari wajah asli, dengan detail peningkatan bagian-bagian wajah.

Kamera depan 24 MP Mi 8 Lite, menggunakan sensor Sony IMX 576 0.9 micron, f/2.2, yang memiliki mode tetra cell, dimana 4 pixel kecil ini bisa digabungkan menjadi 1 pixel besar 1.8 micron saat foto dalam kondisi lowlight.

Foto selfie Mi 8 Lite walau menggunakan satu kamera saja, dibantu AI untuk memiliki semantic segmentation, memisahkan objek dan background. Dalam kondisi cahaya yang cukup, pemisahan ini bekerja dengan baik. Semakin baik cahaya menerangi objek, semakin baik pemisahan-nya dengan background.

Untuk level beautifikasi, terutama untuk para wanita, hampir sulit mendapatkan selfie dengan wajah asli di Mi 8 Lite, dalam kondisi beautifikasi di setting 0, post processing untuk membuat wajah lebih soft tetap terjadi. Mungkin memang itu yang diinginkan oleh para wanita, wajah yang lebih mulus.

Kata Penutup

Dalam satu tahun ini, produk smartphone Xiaomi yang masuk ke Indonesia resmi termasuk sangat banyak, belasan tipe. Jika dihitung dengan tipe yang tidak masuk resmi, jauh lebih banyak lagi.

Kebetulan segmen pasar Indonesia untuk brand ini, berpusat pada smartphone kategori mid dan low-end, dengan harga yang dianggap bisa dijangkau lebih banyak pasar.

Cara ini memiliki sisi baik dan kekurangan, sisi baiknya dengan menggelontorkan banyak tipe, memudahkan brand mendapat segmen pasar yang lebih banyak dan angka penjualan yang lebih tinggi. Terbukti kini Xiaomi sudah menjadi brand no.2 di Indonesia untuk jumlah penjualan, walau pertarungan menjadi lebih sengit dibanding tahun lalu, karena berbagai brand kompetitor juga melakukan strategi yang mirip, termasuk setting dari sisi harga.

Sisi kurangnya, dengan banyak menghasilkan berbagai tipe, tidak ada waktu untuk vendor untuk benar-benar “build from scratch”, sehingga banyak tipe memiliki kemiripan dari sisi desain dan spesifikasi, tidak menawarkan banyak perbedaan dan kedalaman dari sisi teknologi. Dari banyaknya tipe ini, pasti ada tipe yang banyak diterima, dan ada tipe yang menjadi korban tidak terlalu dilirik.

Mi 8 Lite menjadi salah satu tipe produk penutup untuk tahun 2018 ini yang di-release resmi Xiaomi. Device ini dibanderol 3.7 juta, menyisir segmen yang lebih sedikit dibanding segmen 2-3 jt yang ramai di Indonesia.

Dari uji coba kita di atas, Mi 8 Lite ini menawarkan performa yang bagus, bahkan dibandingkan device lain dengan spesifikasi chipset yang sama. Kemampuan ini bisa lebih mengundang para gamer yang sering mengandalkan kemampuan spesifikasi smartphone untuk bermain game.

Kemampuan kamera bisa dikatakan cukup untuk dikelasnya, bisa menangkap banyak momen dengan baik, dengan fitur yang lengkap.

Selfie kamera juga memiliki banyak fitur menarik, dari beautifikasi AI, efek pencahayaan, dan mode selfie blur yang sekarang banyak dicari para wanita. Dipadu dengan warna aurora blue, sepertinya device ini bisa menarik kaum wanita, tidak hanya para gamer.

Baterai di Mi 8 Lite cukup digunakan untuk seharian dan mendukung charging cepat. Untuk kebanyakan orang, daya tahan baterai ini sangat penting. Walau di sisi kamera Mi A2 menawarkan hasil sedikit di atas Mi 8 Lite, tapi di sisi daya baterai ini, Mi 8 Lite lebih tangguh.

Jadi secara keseluruhan, Mi 8 Lite menurut saya sebagai produk mid-end, memiliki kemampuan yang baik dari banyak sisi yang dibutuhkan konsumen, dan dari sisi harga tetap menarik, seperti gaya Xiaomi selama ini.

6 replies on “Xiaomi Mi 8 Lite, in-depth review”

  1. Ubay on

    Om lucky.. Mau nanya, mending Mi A2 / Mi 8 lite / samsung galaxy A8 2018? Jika dilihat dari kegegasan, kamera & daya tahan baterai?

    • Lucky on

      Menurut test saya A8 2018 baterai paling tahan diantara ke-2 nya.
      Secara kegegasan prosesor, Galaxy A8 lebih lambat sedikit setidaknya dalam benchmark.
      Nah kamera ini subjektif, A8 unggul di selfie lowlight, tp kamera belakang hanya single cam tidak bisa bokeh, hanya bukaan aperture besar, sementara 2 yg lainnya dual cam.

  2. Pram on

    Halo om lucky, apa benar mi 8 lite ini layarnya sudah terlindungi dengan gorila glass 5? Saya baca baca di website lain tidak ada informasi yang mengatakan Mi 8 lite ini sudah pakai gorila glass 5. Makasih.

    • Lucky on

      Saat launching di Indonesia, dipresentasikan oleh pihak Xiaomi di panggung di layar besar, tertulis dan disebutkan corning gorilla glass 5.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.