Site icon Lucky Sebastian

Me, Android, & Google guide you

 

 

 

 

Dalam perjalanan pulang Yogyakarta-Bandung, sehabis melaksanakan Project Santa 2010, didalam kendaraan elf yg kami sewa, kebetulan dilengkapi dvd player dan monitor yang menggantung di atas langit2.

Untuk mengisi waktu, mengatasi gigi kering karena kebanyakan ngobrol dan tertawa, ya kami menonton film sambil terguncang-guncang di jalanan yang seringkali tidak mulus. Salah satu film yang kita tonton adalah Slayers, atau judul aslinya Gamer, film bergenre Action Sci-fi, yang dibintangi Gerard Butler.

Inti ceritanya, dunia game online seperti counter strike, tetapi sekarang avatar yang dipakai adalah benar2 asli manusia, yang dikendalikan orang lain dari penanaman IP, Internet Protokol pada level sel otak, bukan lagi hanya sekedar tokoh komputer.

Yang juga menarik, selain tembak2 –an dar der dor, ada dunia asli seperti the Sims, tetapi isinya orang asli yang sama-sama dikontrol lewat IP di sel otaknya oleh orang lain.

Jadi dunia komputer sudah jauh berkembang sampai level mengendalikan dan mengatur orang lain.

Cerita itu mengingatkan saya untuk menceritakan sedikit pengalaman , bagaimana kita bisa terbantu dengan dunia informasi komputer yang kita alami real sekarang ini.

Suatu hari dibulan dekat2 penghujung tahun 2010, istri saya mendapat kesempatan untuk pergi berziarah ke Eropa. Selain tanah suci di Israel-Palestina, bagi orang Katolik, Eropa adalah tempat tujuan ziarah yang lain, tempat dimana sejarah gereja berkembang. Bahkan Vatikan – Roma, menjadi pusat dari “pemerintahan” agama Katolik.

Sebenarnya diawal tahun 2010 , saya pernah bilang padanya, bagaimana kalau kita menabung jumlah tertentu setiap bulan, siapa tahu nanti akhir tahun punya uang yaang cukup untuk jalan2 ke Eropa.

Rencana tinggal rencana (biasa), paling gampang bikin rencana tapi lupa ngusahain untuk menjalankannya , sampai one day dia bilang diajak gereja untuk pergi ziarah ke Eropa.

Sebagai suami yang baik (ehm) , saya tentu saja harus mendukungnya. So dengan jumlah jamleh tabungan saya dan dia, cukuplah buat dia ikut berangkat.

Rencananya ada beberapa negara Eropa yang akan dikunjunginya bersama rombongan, diantaranya Belanda, Perancis dan Itali. Berhubung minim pengalaman, bukan termasuk rombongan orang2 yang bisa dolan keluar negeri tiap liburan, google menjadi andalan informasi, supaya ngga buta-buta amat.

Hasil googling pertama didapat bahwa untuk ke negara2 Eropa tidak membutuhkan visa untuk masing-masing negara, cukup dengan visa schengen, dengan salah satu visa dari negara yang dituju, kita bisa jalan2 ke 25 negara Eropa yang barengan menandatangani perjanjian kerjasama. Hasil sampingan googling, diketahui kalau kita menjadi warganegara Singapore dan Malaysia, untuk ke Eropa mereka tidak perlu repot2 minta visa, tinggal beli ticket dan berangkat (iri ya…:-))

Karena masalah visa diurus oleh biro perjalanan yang ditunjuk gereja, proses sulit minta visa hanya mengantri pagi2 di depan kedutaan Itali. Agak sakit hati karena kita mengantri di trotoar di depan kedutaan yang temboknya tinggi dan penuh kamera, tidak di sebuah ruangan dengan tempat duduk layak .

Jadi bertanya, kalau sebaliknya, mereka minta visa buat ke Indonesia, datang ke kedutaan Indonesia, apa diperlakukan sama di suruh ngantri di pinggir trotoar… jangan-jangan diberi keramahan lebih , ruang ber AC, musik gending jawa dan kudapan nasional disediakan disana? – Mungkin, karena kita sangat ramah tamah 😀

Urusan visa beres, yang perlu dilakukan berikutnya adalah persiapan, apa yang harus dibeli dan dibawa. Membaca sedikit dari beberapa web, diketahui cuaca disana berbeda-beda. Untuk itu saya menginstal Moxier World di android, yang bisa memasukkan pilihan beberapa negara dalam satu halaman layar. Saya masukkan pilihan Bandung, Jakarta, Amsterdam, Perancis dan Itali.. Informasi cuaca di Bandung payah , di Jakarta lumayan tetapi di negara2 luar informasinya komplit. Dari suhu udara, keadaan cuaca, jam real disana, tanggal dll. Bahkan kalau di klik ke sebuah negara, didapat data ramalan cuaca 1 minggu ke depan.

Melihat suhu negara-negar tersebut agak mencengangkan. Malam bisa 3 derajat celsius, siang bisa 13 derajat, ada jeda yang besar. Dan untuk kita penghuni negara tropis, suhu 13 derajat itu pasti sudah bikin gigi gemeletuk. Jadi pilihan pertama adalah harus mempersiapkan pakaian dingin yang tebal. Pertanyaan berikutnya where to buy?

Thanks to blog, dan buat mereka yang sempatkan waktu bercerita di internet, mereka yang punya pengalaman pergi ke luar negeri, ke negara-2 4 musim. Dari baca2 disela-sela waktu, di Bandung ternyata ada toko khusus pakaian musim dingin, the Twig, yang pemiliknya pernah lama tinggal di luar negeri. Benar saja disana lengkap, pakaian untuk musim dingin, dari jacket, tutup kepala sampai sarung tangan dan syal ada disana, baik lokal maupun import.

Sekali lagi thanks to blogger, bahkan di Bandung bisa didapat di FO yang tepat, pakaian yang harusnya dipasarkan di Eropa-Amerika, branded, original, dengan harga hanya 1/8 pakaian aslinya

Urusan pakaian selesai, urusan berikutnya adalah, bagaimana untuk saling keep contact?

Era jaman handphone, sms, chat, kalau orang sulit dihubungi rasanya jadi ngga wajar. Dulu jaman saya kuliah, handphone belum musim, kost di tempat yang ngga ada teleponnya, santai2 saja, kadang mampir wartel telepon ortu, atau ngadalin kartu telkom supaya pulsa nya ngga habis2

Sekarang kita malah butuh program block caller, karena telp dan sms spam kadang ngga kenal waktu. Dikit2 di telp asuransi, dikit2 diajak main saham, dikit2 ditawari kartu kredit. (One day saya bocorkan cara gantian ngerjain tukang spam pake android)

Nah hasil googling sambil makan siang didapati kartu pasca bayar istri saya dari provider I, terlalu beresiko untuk diaktifkan di Eropa, biaya roamingnya sepertinya bisa untuk beli tiket lagi ke Eropa. Lagian resiko memakai nomer yang sudah dikenal banyak orang, pasti akan sering dapat telepon dan sms, dimana terima sms juga bayar.

Dari anggota gereja menyarankan istri saya memakai provider x, tp saya lihat hanya kerjasama di negara Perancis. Akhirnya pilihan jatuh ke provider T, yang roamingnya pra bayarnya komplit, walau harganya juga bujubune mahal. Satu menit telepon kira2 50rb rupiah dan 1x sms baik kirim dan terima kira2 hampir 5000 rupiah.

Dari googling ini saya mendapati provider I harus memperbaiki websitenya yang informasinya muter2, ngga sesuai judul sama isinya yang ngambang. Provider T harus memperbaharui isinya, karena informasi yang saya dapat tanggalnya masih tahun 2007.

Saya belikan sebuah kartu prabayar dari provider T untuk istri saya, mengaktifkan, dan ternyata sepertinya servernya sedang ngadat, dibilang sudah selesai registrasi, dipakai telepon tidak bisa. Diisi pulsa 50rb untuk coba telepon, tetap tidak bisa. Diregistrasi ulang berhasil, bisa telepon, tapi pulsa 50rb nya menguap entah kemana. Akhirnya telepon pengaduan dan dia janji mengabari , tapi ngambang sampe sekarang tidak pernah telepon balik. Saya juga cuek saja lah, masih mensyukuri atm bca ngadat waktu saya pilih isi pulsa 500rb untuk nomer tersebut. Kalau tidak yg hilang 500rb pulsanya.

Setelah registrasi berjalan baik, ditest bagus, saya aktifkan roaming internasionalnya dengan cara yang tertera di web juga di flier bawaan kartu, tidak berhasil. Padahal besok istri sudah harus berangkat. Telepon ke CS, katanya 2×24 jam akan dikabari…hikhik, CS mah tidak ngerti urgent.

Sambil dia beres2 pakaian, saya cek informasi maskapai penerbangannya, KLM Belanda. Web nya bagus informatif, dan kita mendapati aturan bagasi. Beberapa kali koper dibongkar ulang untuk bisa pas mengatur berat bawaan. Serba susah karena dibatasi hanya 23 kg, sedang waktu bepergian 3 minggu. Karena tidak punya timbangan barang di rumah, timbangan badan dipakai sebagai acuan, kita naik ke timbangan, ukur berapa berat badan, kemudian angkat koper , dari selisih diketahui berat koper. Mungkin kalau ada peringatan di timbangan badan, akan  dibilang: “harap naik satu persatu jangan berdua” ketika saya yang berbadan besar masih naik ke timbangan sambil nenteng koper besar. (or limit exceeded)

Sampai besok waktu keberangkatan masih tidak bisa daftar roaming internasional, yah dipasrahkan saja di bawa, siapa tahu memang 2 x 24 jam ada solusi. Saya pasangkan kartu di bb istri , sambil bilang paling gunakan untuk sms saja dikala perlu. Nikmati saja ziarahnya, jangan terlalu banyak urusan sama telepon.

Dia bilang, sayang ya tidak bisa aktifkan layanan bb disana, kan gampang bisa say hi sama teman2 dan keluarga. Saya bilang bukan tidak bisa, cuma nanti tagihan layanan bb nya bisa buat beli bbrp buah onyx lagi. Dijelaskan kenapa kita pilih prabayar, supaya kalau tagihannya bengkak, ya sebatas pulsa yang dimiliki saja. Saya bilang kabari saja kalau pulsa kurang, saya isi dari sini.

Setelah mereka kumpul2 , saya foto tiket yang ada nomer penerbangannya dan jadwal harian mereka. Say bye, dan mereka pun berangkat.

Dalam perjalanan pulang ke bandung, saya buka android dan mampir ke market, install program flight track. Masukkan kode nomer penerbangan dan didapat kalau penerbangan akan mampir dulu ke kuala lumpur. Cool.

Benar saja tak berapa lama istri saya sms, transit di kuala lumpur, berarti roaming berjalan dengan baik. Ternyata kartu yang saya beli memang roaming internasionalnya tidak harus didaftarkan lagi, sudah berjalan dari awal, jadi web dan cs provider T memang harus di update.

Hari pertama dia di amsterdam, istri sudah laporan dgn sms, kalau kotanya bagus, rapi dan dingin. Dengan melirik informasi di android, saya tahu pasti dingin, karena suhunya 11 derajat celsius. Trus saya bilang nanti malam pakai pakaian lebih tebal krn akan lebih dingin lagi.

Benar saja malam dia bilang dingin banget, sampai harus lapisan jaket dan kaos kaki double. Yap pasti, karena android menunjukkan suhu nya 3 derajat , dan saya bilang besok bawa payung karena akan hujan…. rasanya saya menjadi mama lauren.

Dan semua jalan dengan baik, karena dipandu tour yang berpengalaman. Tiap hari kalau ada hal2 menarik dia sms, menanyakan kabar di rumah, anjing kesayangannya apa mencarinya, bilang pizza di negara aslinya tidak enak, apalagi salad nya (hahahahah ), dan sms terakhir minta dibelikan pulsa lagi.. (entah dia sms kemana saja itu 500rb dalam beberapa hari saja sudah habis).

Ke ATM isi pulsa, walau simcard sedang roaming di luar negeri langsung berjalan dengan baik. Saya menemukan atm mandiri lebih baik dipakai isi pulsa dibanding atm bca yang sering gagal.

Semua berlangsung baik, kadang kalau lagi iseng sambil sarapan saya buka moxier, lihat suhu dan jam disana, saya tahu, wah masih jam tidur. Kemudian buka informasi hari ini dia akan berkunjung kemana, dan saya googling langsung dengan google map di android dan buka street viewnya. Saya bisa lihat kira2 mereka akan lihat apa saja hari ini, kalau sempat baca komentar2 orang yg berkunjung kesana di blog nya…

Berita yang agak mengkhawatirkan ketika Perancis mulai dilanda unjuk rasa, dan saat memanas itu dekat2 jadwal rombongan berkunjung ke Perancis, karena disana letak Lourdes, tempat ziarah umat Katolik yang terkenal.

Dan ternyata kejadian, demo di seluruh Perancin, BBM langka karena tidak ada yang mengangkut, angkutan masal mogok, pelayanan publik lumpuh… tapi syukur tepat hari itu demo besar rombongan sudah tiba di negara tetangganya , Itali, di Roma, jantung gereja Katolik.. tempat yang dicinta Dan Brown, penulis buku Da Vinci Code, tempat untuk berfantasi tentang intrik dan menyulap gereja menjadi penyimpan rahasia besar

Dan 2 Minggu pun berlalu cepat. Dalam 2 minggu jadwal tur sebenarnya selesai, tapi karena pergi dengan anggota gereja, dan beberapa bruder –suster, istri saya diajak extend bbrp hari dan menginap di susteran. Yap silahkan kata saya. Jadi hari itu sebagian rombongan ziarah pulang dan sebagian kecil masih tinggal, termasuk istri saya.

Dan disini lah ternyata petualangan dimulai.

Ternyata suster dan bruder punya acara khusus disana, sisanya ada 5 anggota gereja saja yang awam.

Dari 5 orang tersebut, semuanya adalah wanita, semuanya gaptek, semuanya pertama kali ke itali, dan semuanya tidak bisa bahasa itali.

Tapi mereka berniat jalan2 mengunjungi tempat ziarah yang tidak masuk ke jadwal tur.

Saya baru tahu hal itu ketika malam istri saya sms, dia bilang rekan2 nya sekarang saling adu argumen mau kemana. Dan mereka sudah nginep disebuah hotel. Istri saya sampai meragukan apa extend ini keputusan yang benar, pertama karena dia sudah mulai homesick dan kedua ternyata tidak ada yg tahu kondisi itali dan ketiga dia sudah sebal dengan makanannya. Jadi saya tanya tiap hari makan apa? Pizza dan es krim saja , walau dia bilang pizza di Indonesia lebih enak menurut dia, tapi es krim nya kata dia benar2 enak.

Saya bilang di sms, saya minta nama hotelnya. Dan tujuan kalian mau kemana yang utama.

Berembuklah mereka. Hotel mereka namanya Traiano. Dan saya membalas setelah lihat di google maps untuk menyamakan , bahwa apa betul hotel yang dijalan 153 via 4 Novembre dengan model depan berbatu2 dindingnya dan ada bendera itali di atas pintu masuknya?. Klop katanya.

Kemudian mereka bilang mau ke San Giovanni Rotondo, tempat biara terpencil di pegunungan Itali, yang sekarang mendunia karena seorang biarawannya, Padre Pio, diangkat menjadi santo oleh gereja katolik, karena kesalehan dan muzizat yang dibuat selama hidupnya.

Ok kata saya sebentar saya kabari cara mencapai tempat tersebut. Sementara itu krn disana masih menjelang sore saya bilang jalan2 saja dulu, diseberang hotel ada museum, karena hasil lihat google street view saya bisa lihat disekitar hotel ada apa saja. Saya tahu diseberang hotel adalah museum karena saya zoom terbaca tulisan di gerbangnya.

Kalau iseng lapar makan lah di cafe atau membeli cenderamata di daerah sekitar, karena hotel itu ada di jantung kota Roma, gitu nasehat saya mengutip review orang2 yang menginap disana yang ada di google map:-D

Di larut malam waktu Indonesia , obrolan berlanjut. Waktu saya perhatikan ternyata perbedaan waktu yang tadi nya 5 jam dengan Indonesia sudah naik menjadi 6 jam, karena berlaku di negara tsb DST, Daylight Saving Time. Weh bagus nih android otomatis, (kabarnya ipong ada masalah di DST, jadi beker ipong orang2 telat bunyi. Tapi kabarnya sekarang sih sudah solve bug nya.)

Saya bilang ada 2 cara ke desa kecil San Giovanni Rotondo. Bisa sewa mobil atau naik kereta. Saran saya naik kereta, karena dekat hotel ada Stasiun kereta bernama Termini. Dari Stasiun Termini beli tiket seharga sekian euro, ke stasiun Foggia, untuk kereta Rapido atau Intercity. Jam keberangkatan 7.30 atau jam 9 pagi, lama perjalanan 4 jam an. Nanti dari stasiun Foggia ganti naik bus , nama bus nya SITA. 1 jam perjalanan ke San Giovanni Rotondo. Sampai sana cari hotel, saran saya hotel Villa Eden.

Ngga taunya hotel villa eden itu klop, mereka baru dipesankan via saudara nya reservasi disana, kata saya klo belum reservasi, saya reservasi online dari Indonesia .

Semua informasi itu didapat dari googling sambil nonton tv di rumah via handset android disela-sela ngobrol chat group di gtalk sama anak2 gadtorade. Hebat informasi google ini.

Siang harinya saya dapet sms dari istri ,mereka siap2 ke terminal. Saya ingatkan sudah mepet waktunya untuk segera berangkat, kalau tidak baru ada sore hari lagi kereta ke sana, nanti kemalaman.

Dengan gaya pemandu tur saya bilang tinggal jalan kaki ke area biara San Giovanni dari hotel villa eden. Ada gereja lama dan gereja baru yang keren bentuknya. Apa saja yang bisa dilihat disana, dan saya titip spesifik cendera mata yang ada disana hasil googling

Ceritanya semua berjalan lancar, sesekali istri sms, senang berada disana, hanya sulit cari makan, karena desa disana baru ramai di akhir minggu, banyak peziarah, dan tempat makan makan baru buka di akhir minggu. Lucunya makan pagi di hotel juga hanya roti kering seperti pretzel gitu .

Wah ramean kampung di negara kita. Yang mengkhawatirkan istri bilang dia mulai tidak fit badannya, tenggorokkan sakit karena makan pizza dan eskrim terus , makin ngomel dia ketika tahu saya lagi makan nasi timbel, masakan sunda yang dirindukannya krn ada sambalnya . Kata dia bagus ikutin saran org2 untuk bawa kecap dan sambal botol, krn makanan disana kurang rasa, tapi lama2 bosan juga ngandelin kecap dan sambel.

Besoknya datang juga kabar buruk, istri saya mengabari kalau dia sakit. Sedang panas dingin, batuk dan pilek, dan tinggal beristirahat sendiri di kamar hotel, sementara rekan2 yang lain masih pergi keliling.

Saya tanya apa sudah minum obat? Dia bilang semalam sempat minum obat yang dibawa rekannya, sambil menyebutkan sebuah nama obat yang saya juga tidak familiar. Sepertinya bukan obat yang bebas dijual dipasaran. Dia bertanya apa obatnya benar? (Setelah jadi mama lauren sekarang saya dianggap dokter ) . Then I ask google, langsung keluar pabrik obatnya, khasiat sampai efek samping juga harganya. Wow, obat mahal.

Saya bilang betul itu obat untuk sakit tenggorokkan. Kata saya minumlah obat batuk dan pilek, sebagai pelengkap, setidaknya menekan rasa panas dinginnya. Kebayang ketika kita panas dingin, udara negeri tropis saja sudah menggigil, sekarang dikasih di negara 4 musim yang suhunya 3 derajat.

Dia bilang tidak ada obat… nah loh.

Saya bilang coba beli, dia bilang ngga tau dimana belinya, ngga lihat toko obat. Saya buka google map dan cari toko obat sekitar hotelnya. Ada beberapa toko obat, tapi letaknya cukup jauh, dan waktu saya lihat via streetview, memang agak meragukan. Karena sepertinya desanya masih mempertahankan bangunan2 kuno, sehingga kita hanya lihat rumah2 berdinding batu dengan hanya bukaan satu pintu, bukan seperti apotik di negara kita yang terlihat jelas dengan kaca2 diseluruh dinding.

Dan saya teringat, bahwa obat pilek dan batuk kemungkinan besar adalah obat yang umum dipunya setiap rumah, dan juga pasti resepsionis hotel memilikinya.

Saya bilang ke istri saya, gimana kalau panggil bellboy dan mintakan obat ke resepsionis. Ternyata thereÂ’s no such thing as bellboy di hotel tersebut. Kok bisa hotel yang bisa terima pendaftaran online tidak punya bellboy .

Ternyata kata istri saya, resepsionis saja sering tidak ada orang, jadi kalau jam makan siang, kosong melompong itu petugas hotel. Kalau sehari-hari sepertinya hanya 1 orang yang bertugas. Hebat sekali, one for all :-D. Mungkin karena hotel di desa kecil.

Akhirnya saya bilang, turun deh ke resepsionis dan minta obat ke petugas nya.

Jawab istri saya : “bagaimana bicaranya? orang sini ngga ngerti bahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia :-D”

Deng…. bener juga hahahah.

Trus saya bilang sebentar ya , saya masuk kan di android kata2 seperti ini di google translate:

“Maaf, saya sedang sakit batuk dan pilek, saya memerlukan obatnya. Apakah anda memilikinya?”

Saya pilih translate to Italian, dan dalam sekejap google memberikan terjemahan:

“Ci didpiace, io sono malato tosse e raffreddore, ho bisogno di una cura. Ce l’hai?”

Saya copy kan terjemahannya dan kirim sebagai sms ke istri saya sambil berkata, bawa tulisan ini, tunjukkan ke resepsionis untuk meminta obat…

Ketika malam saya sedang sms-an dengan istri yang sakit, saya sedang chat dengan beberapa anggota gadtorade, dan saya ceritakan masalahnya. Ada yang baik , memberikan kontak temannya di Itali yang mungkin bisa membantu.. banyak teman yang baik senantiasa menenangkan. Dan ketika saya bilang sudah minta obat dengan bantuan google translate mereka tertawa.

Walau saya khawatir, setidaknya saya merasa tenang juga, karena di san giovanni rotondo itu, walau desa kecil di pegunungan, ada sebuah rumah sakit taraf internasional, hasil perjuangan Padre Pio mengumpulkan dana dan membangunnya. Kabarnya rumah sakit tersebut salah satu yang terbaik di dunia. Kontras ya, hotel dengan 1 resepsionis dan RS besar di sebuah desa kecil.

Esoknya, kabar berikutnya yang saya terima dia sudah jauh baikan walau suaranya terdengar masih serak, tapi ada nada bahagia di kata-katanya, karena itu hari terakhir di Itali, dan akan segera pulang. Sesampainya di kota Roma istri saya mengabari nomer penerbangannya dengan KLM, dan mewanti-wanti saya jangan telat menjemputnya. Dia juga minta dicarikan informasi bagaimana membawa kelebihan bagasi (hmm perempuan tidak bisa kalau tidak sering2 shopping ) yang paling murah, karena sekarang kabarnya barang yang dibawa akan jadi 2x lebih banyak dari waktu pergi.

Sekali lagi website KLM sangat2 membantu, dilihat dan di baca di android cara termurah daripada kelebihan beban di koper utama dan dihitung perkilo, adalah membawa lagi koper berikutnya dan dikenakan bagasi tambahan per koper.

Saya masukkan nomer penerbangannya ke dalam program flight track di android, langsung terlihat jam keberangkatan, gate berapa yang harus dimasuki, dan terlihat penerbangan akan melewati Itali- Belanda, transit di Kuala Lumpur baru ke Indonesia. Dan saya menemukan hal yang lebih menarik , kita bisa mendaftarkan alamat email untuk mendapatkan update melalui email, misalkan kapalnya telat berangkat, ada pemindahan gate, dan perubahan penting lainnya. Keren..

Setelah melihat beberapa street view bandara di Itali, saya bilang kepada istri saya, selain naik mobil, bisa juga naik kereta dari stasiun kereta sampai ke airport… Jadi teringat tidak ada jalur kereta dari Gambir ke Soekarno Hatta airportJ

Sekarang gantian, mendekati waktu keberangkatan saya yang kirim sms ke istri supaya tidak keasikan belanja suvenir sehingga telat ke bandara. Terakhir dia sms ketika dipanggil boarding, dan saya lihat di jadwal flight tracker, dibilang jadwal tepat waktu… (harus belajar nih air asia supaya tepat waktu :-D)

Setelah beberapa lama, ada email masuk, mengabarkan kemungkinan kapal telat mendarat di bandara Amsterdam. Dari cerita istri setelah pulang, saya melihat hal ini benar, karena mereka harus berlari-lari ke gate berikutnya untuk ganti kapal karena sedikit terlambat dan takut telat.

Tips untuk anda yang sering bepergian ke luar negeri dan memiliki BB, bisa mendaftarkan penerbangan anda via web flight track dan mengaktifkan fitur pemberitahuan dini ini. Dengan memfilter email informasi penerbangan via email setting, maka setiap email khusus yang masuk ini akan diberlakukan sebagai level1 message dan bisa diberikan ringtone khusus.

Untuk pemakai android yang pasti ber gmail, bisa mengaktifkan filter yang sama di gmail setting , dan memberikan label khusus plus tanda bintang sebagai email penting, bahkan untuk yang mengaktifkan fitur priority email akan memberikan posisi email ini di atas.

Flight Track ini ajaib, sambil kerja di warung saya bisa buka programnya di android dan lihat kapal terbangnya sedang bergerak di atas peta google map. Terlihat jalur penerbangan dan posisi kapal terbangnya sudah sampai mana. Wow, jadi bukan hanya kendaraan bisa kita track, kapal terbang juga

Baru saya perhatikan di malam hari, ternyata kapal melintasi Rusia bahkan timur tengah. Wah kalau Taliban ngamuk bisa di roket nih penerbangan.

Besoknya sambil dalam perjalanan Bandung-Jakarta saya menerima email bahwa kapal sudah selamat dan mendarat tepat waktu di Kuala Lumpur. Berarti tinggal sedikit lagi saja waktu untuk tiba. Istri yang tidak sabaran sms lagi, memberitahu bahwa dia sudah sampai di Kuala Lumpur, padahal sebelum dia sms saya sudah tahu , ditambah warning lagi jangan telat jemput

Gantian saya sms balik, bahwa dia harus masuk gate nomer berapa untuk masuk lagi ke kapalnya.

Akhirnya saya tiba lagi di bandara kita yang dulu menerima penghargaan arsitektur Aga Khan award, sebagai desain bandara yang bagus. Tapi sekarang tanpak jadul dan berantakan . Sulit buat orang yang tidak biasa untuk mengetahui dari signage, harus menunggu dimana dan akan keluar dimana para pendatang.

Akhirnya dari informasi gate di flight tracker android saya menunggu dengan sabar di gate yang katanya tempat keluar passanger nya, sambil iseng beli minuman lewat vending machine.

Dari pemantauan kelihatannya kapal akan telat sedikit, mungkin di Indonesia kalau tidak telat tidak seru, tapi terasa informasi setelah penerbangan kuala lumpur- jakarta menjadi lambat notifikasinya.

Wah pesawat sudah mendarat nih informasi dari layar lcd di bandara, tak berapa lama terlihat di flight tracker pesawat sudah mendarat. Ngga lama istri telepon mengecek apa saya sudah di bandara  . Saya bilang sudah standby, nanti keluar pintu langsung ke kanan, krn saya menunggu di kanan, karena orang bisa keluar ke 2 arah saya lihat.

Lama ditunggu ngga muncul2, saya cek per telepon, nunggu bagasi katanya. Wah iya biasa lah, welcome home, dimana pelayanan publik semuanya harus menunggu lama .

Nggak lama keluar rombongan anak2 sekolah singapore yang kelihatannya bertandang ke Indonesia, saya lihat dari badge seragamnya, dan lihat itu adalah penerbangan berikutnya yg mendarat setelah penerbangan istri saya. Wah kok bisa mereka keluara duluan.

Akhirnya gantian dia telepon nanya saya dimana, karena dia sudah keluar dan belok kanan tidak menemukan saya. Nah loh, rasanya mata tidak lepas dari lihat orang2 keluar… rasanya ngga ngeliatin pramugari :-D..

Akhirnya saya cari, ternyata pintu keluarnya ada 2 lebih ke utara, hahahahaha. Dasar signage bandara yang tidak jelas. Kasihan flight tracker, program bagus, bandaranya yang ngga teratur.

Besoknya ada kabar penerbangan dari bandara Schiphol Belanda banyak tertunda , karena bandara menjadi licin krn salju dan penerbangan luar negeri sulit masuk ke Indonesia karena debu gunung merapi.

Well thanks tepat waktu istri saya sudah kembali dengan selamat, dan saya bisa makan coklat enak2 😀

ThankÂ’s buat teknologi, ThankÂ’s buat Android, ThankÂ’s buat Google.

ThankÂ’s God juga semuanya berjalan baik.

 

Salam,

Lucky Sebastian.

Exit mobile version