Menurut kajian dari Google, sebenarnya pemakai internet sekarang sulit sekali berhenti menatap layar. Mereka sebenarnya hanya berpindah layar, dari smartphone, ke tablet, ke notebook atau pc, dan kemudian ke televisi, karena sebenarnya mereka ingin selalu terkoneksi.
Belum lagi sekarang tipe layar semakin bertambah, diantaranya dengan kehadiran wearables. Smartwatch, smart band, dan smart glass menambah koleksi bentuk layar lain yang bisa kita tatap sekarang.
Ada satu tipe wearables device yang akan booming tahun ini, yaitu Virtual Reality. Setelah Oculus Rift, kemudian teknologi yang sama digunakan Samsung pada Gear VR, kemudian kita mendengar Valve berkolaborasi dengan HTC membuat Vive, Sony morpheus dan yang terbaru Google sendiri membentuk team untuk membuat teknologi VR arau Virtual Reality ini. Bahkan Facebook diberitakan juga berminat untuk terjun di pengembangan VR.
Kehadiran VR memberikan pengalaman lain yang mungkin selama ini dicari dan mulai dituntut banyak orang yang mendambakan kemajuan Virtual Reality layaknya di film-film fiksi ilmiah.
Google sendiri pernah membuat Google cardboard, dimana kita bisa mendownload gambar rancangannya dan kemudian di plot pada kardus, digunting dan dilipat, dan dengan menambahkan magnet plus lensa yang membentuk wadah versi ekonomis device VR, yang akan mentransformasi layar smartphone menjadi layar 3 dimensi.
Begitu banyak yang berminat akan percobaan VR ini, menjadikan Google cardboard sejak pertama di release hingga kini, sudah di download sampai 1 juta kali.
Â
Di gedung CCIB Centre de Convencions Internacional de Barcelona, tempat dimana acara Samsung unpacked 2015 dilangsungkan, selain merelease flagship smartphone Galaxy S6 dan Galaxy S6 edge, Samsung juga merelease Gear VR yang baru, yang kali ini dibuat untuk dipadukan dengan Galaxy S6 dan S6 edge. Berbeda sedikit dengan Gear VR pertama yang diluncurkan untuk Galaxy Note 4, Gear VR yang baru ini sedikit lebih kecil, around 15%, dan lebih ringan plus lebih  nyaman digunakakan.
Pada Gear VR pertama, dilengkapi penutup (Plastic Shell), yang meng-cover handset Galaxy Note 4, pada VR yang lebih baru ini tidak dilengkapi penutup, sehingga ketika digunakan bagian belakang dari Galaxy S6 dan S6 edge akan tetap terlihat.
Â
Ada perbedaan pandangan yang saya rasakan dari saat belum mencoba dan sesudah mencoba Gear VR. Berbeda dengan layar televisi yang walaupun sudah mampu tampil 3D, Gear VR memberikan pengalaman yang jauh lebih hidup, seolah-olah kita berada di dalam ruangan, ditempat pertunjukkan berlangsung.
Pertama saya mencoba menonton acara Sirkus, Cirque Du Soleil , dimana tampilan pertama ada beberapa pemain sirkus wanita berdiri diatas sebuah patung tangan yang besar, sambil mempertontonkan akrobatik kelenturan tubuhnya, jari-jari tangan patung juga bergerak.
Berbeda dengan menonton layar yang statis, Virtual Reality membebaskan kita menengok kiri dan kanan, atas bawah bahkan belakang, seperti layaknya kita hadir di ruangan tersebut. Berbeda juga dengan pengalaman duduk di bangku penonton sirkus, dalam gear VR ini posisi kita menjadi lebih dekat dengan atraksi sirkus tersebut.
Â
Gear VR sendiri tidak memiliki layar. Kita sebenarnya menatap layar Galaxy S6, yang dengan bantuan aplikasi di split menjadi 2 bagian untuk mata kiri dan kanan, dimana gambar diteruskan melalui lensa pada device VR ke mata kita, kemudian disinkronisasi supaya menghasilkan efek 3D.
Sensor seperti accelerator, gyrometer, geomagnetic dan proximity yang tertanam di VR, bereaksi dengan cepat pada gerakan kepala kita dan dengan cepat mengikutinya dengan menampilkan gambar sesuai arah gerakannya, membuat efek kita sedang berada di dalam area pertunjukkan.
Secara kasat mata, Galaxy S6 yang sudah beresolusi Quad HD (2560×1440), memiliki ketajaman resolusi tertinggi saat ini untuk smartphone di 577 ppi, dimana mata standar kita sudah tidak mampu lagi melihat sebuah titik pixel disana. Tetapi karena pembesaran lensa di VR, gambar yang kita lihat kalau diperhatikan tidak se hi-res kalau mata kita menatap langsung layar Galaxy S6. Tetapi efek yang dihasilkan tetap memberikan pengalaman yang wow.
Pada bagian atas Gear VR sudah dilengkapi ring adjustment, dimana fokus mata setiap orang tidaklah sama, dan dengan bantuan ring yang bisa diputar ini, kita menyesuaikan fokus ke gambar yang ingin di tonton.
Â
Ada beberapa pilihan aplikasi untuk demo Gear VR yang sudah disiapkan, dan karena banyak orang lain yang mengantri untuk mencobanya, tidak sempat saya  mencoba semua demo. Saya selanjutnya hanya meminta kepada petugas Gear VR untuk mencoba bermain game.
Untuk bermain game, sudah disediakan sebuah game controller, yang tidak terlalu besar dan wireless.
Pada game biasa, arah pandangan kita hanya ke layar, sedangkan gerakan tokoh yang kita mainkan bergerak sesuai arahan game controller.
Nah pada Gear VR tokoh yang kita gerakkan bisa jadi menghilang dari pandangan karena ketika kita gerakkan dia berlari ke belakang kita, sehingga kita perlu memalingkan wajah melihat dimana tokoh kita berada. Dan efek 3D yang dihasilkan seperti nyata seolah-olah kita turut berada di dalam game, dan bisa mengamati lingkungan 360 derajat kemana kita mau memandang. Jika terjadi pertarungan, akan terasa lebih realistis, ketika kita menghadapi lawan.
Â
Kalau tidak mengantri, sebenarnya ada game horor (setidaknya membaca dari judulnya) yang sepertinya akan asik dimainkan dan bisa membuat bulu kuduk merinding. Dulu waktu masih bermain game Silent Hill di playstation saja, sudah cukup terasa mencekam, ketika menjelajahi lorong-lorong sekolah yang gelap di waktu malam. Bayangkan jika tampilan ini menjadi 3D dan kita tidak terpengaruh lagi dengan suasana luar dan benar larut berada di dalam game.
Kalau sempat melihat di youtube, ada orang yang mencoba game VR ber genre horor sampai terjatuh ketika dikejar hantu, rasanya Gear VR ini akan menjadi device untuk bermain game yang akan populer dalam waktu tak lama lagi.
Game Temple Run juga sudah ada versi VR nya, selain berlari ketika dikejar monster, kita bisa menengok ke belakang untuk melihat lebih dekat monster yang mengejar:-), pasti efek gamenya lebih terasa hidup.
Pengalaman lain ada developer yang mengembangkan gear VR ini untuk digunakan diatas roller coaster sungguhan. Bedanya, ketika menggunakan device VR, mata tidak lagi melihat area permainan, tetapi digantikan dengan pemandangan lain, misal diatas gunung, di tengah gedung-gedung kota, di hutan belantara, bahkan di angkasa, yang mana semua gerakannya di sinkronisasi dengan laju dan gerakan roller coaster. Kabarnya pengalaman menggunakan VR ini di atas roller coaster, malah lebih mencekam dan lebih memacu adrenalin dibanding naik roller coaster tanpa menggunakan VR. Beberapa aplikasi di playstore yang diperuntukkan Google cardboard, kabarnya juga bisa berjalan di Gear VR.
Selain game, peminat pengisi konten VR ini adalah pembuat film. Menonton menggunakan VR akan memberikan pengalaman menonton film di bioskop dengan layar raksasa. Berbeda dengan kita yang sebenarnya terbiasa menonton bioskop dengan layar “kecil” di bioskop XXI atau Blitz, kali ini merasakan pengalaman di layar bioskop dengan ukuran berlipat.
Beberapa konten VR juga berisi film-film panoramic, yang memungkinkan kita seolah-olah berada di lokasi wisata dan bebas memandang pemandangan 360 derajat, atau berjalan-jalan di museum. Konten ini mengingatkan saya kepada Google, dan mungkin menjadi satu alasan utama Google mau mengembangkan VR secara khusus. Bayangkan kalau kita melihat Google Street View dengan VR device, berkeliling virtual melihat-lihat kota di negara lain, melihat palung-palung di laut yang sudah ada di Google Earth, bahkan berkelana di bulan dan planet Mars. Pasti memberikan pengalaman yang lebih dibandingkan melihatnya hanya pada layar komputer kita.
Â
Dengan VR terbuka wawasan bahwa ke depan konten-kontennya akan lebih beragam. Mungkin Virtual Reality akan menjadi device untuk pelatihan, misal untuk petugas keamanan mengenal seluk beluk di dalam gedung yang belum pernah mereka kunjungi, berlatih menerbangkan pesawat, atau pengajaran untuk murid-murid , misal berkelana di dalam tubuh manusia, atau secara virtual berjalan-jalan dengan rekan yang berada di negara lain di dunia virtual, Â berinteraksi seperti berbicara berhadapan langsung, dan masih banyak hal lain yang sepertinya akan mencengangkan kita di waktu yang tidak lama lagi.
Â
Tentu saja konten yang beragam yang bisa memastikan Gear VR akan terus berkembang. Baru saja Oculus sebagai rekanan dari Samsung untuk Gear VR sudah membuka Oculus store untuk pemilik Gear VR Â bisa membeli konten seperti games dll.
Membayangkan bisa berjalan-jalan dan mengeksplorasi kapal Star Trek USS Enterprise secara 3D? Psst…Oculus sudah memilikinya…
Salam dari Barcelona #MWC15