Internet memang merubah segalanya, termasuk merubah cara kita menikmati hiburan. Saya dan sebagian dari anda, mungkin termasuk generasi awal yang menikmati siaran Televisi atau TV di layar cembung, yang dikenal sebagai TV tabung. Saat itu hanya ada satu pemancar saja, TVRI. Siarannya hanya beberapa jam saja, mulai jam 5 sore dan berakhir pukul 10 malam. Jaman itu, pukul 10 malam sudah dianggap sangat larut. Kita juga yang mengalami saat siaran iklan bukan sebuah selingan, tetapi memiliki jam tayang khusus yang selama durasi jam tersebut isinya semua berupa iklan dengan sebutan siaran niaga.
Bertahun-tahun kemudian mulai ada siaran TV swasta yang tidak lagi menggunakan antena biasa untuk menikmatinya, tetapi menggunakan alat tambahan yang kita kenal sebagai dekoder, cikal bakal siaran TV satelit yang kemudian menjamur. Teknologi ini menggunakan antena piringan kecil sebagai penerima siaran via setelit dan kemudian berkembang melalui kabel dan jaringan optik. Ratusan channel siaran mulai dari berita, olah raga, kartun, film box office semua berjejalan di dalamnya.
Saat siaran TV melalui antena bisa kita nikmati gratis dengan beragam selingan iklan di dalamnya, TV kabel mengharuskan kita membayar iuran dalam jumlah tertentu, untuk konten yang lebih spesial. Bersamaan dengan berkembangya internet, siaran TV kabel ini biasanya hadir di-bundling dengan jaringan internet.
Saat kita masih bersemangat dengan siaran-siaran dari TV kabel, di negara-negara maju sudah mulai siaran hiburan yang baru, dikenal dengan video on demand. Ini seperti kita datang ke sebuah perpustakaan (tetapi berisi film), dan boleh menonton apa saja yang kita suka. Dengan semakin majunya teknologi kecepatan internet dan bergantungnya kita kepada smartphone dan tablet, layar televisi bukan pilihan utama  lagi untuk selalu ditatap. Smartphone dan tablet menawarkan fleksibilitas, bisa digunakan dimana saja tanpa harus terpaku di sofa, dan di dalamnya bukan hanya hiburan yang bisa kita lihat, tetapi juga berbagai informasi lain. Di sinilah jenis hiburan seperti video on demand mendapatkan traksinya dan akan segera menggantikan layanan televisi satelit/kabel berbayar, seperti saat dulu layanan tersebut menggeser siaran televisi standar.
Televisi di rumah saya sekarang bukan lagi anak emas seperti dulu, yang sering sekali didahulukan untuk disapa saat baru pulang ke rumah dengan menyalakannya. Siaran televisi satelit sudah cukup lama saya hentikan, menyisakan dua piringan kecil parabola diatas rumah, dan onggokan dekoder, yang penyedia jasanya tidak juga bersusah payah mengambilnya lagi, walau ketika mulai berlangganan mereka memastikan akan mengambilnya kembali ketika kita berhenti menggunakannya.
Televisi kabel dengan jaringan optik sempat menggantikannya untuk waktu yang cukup lama, kemudian saya merasa, harus membayar ekstra untuk siaran televisi kabel yang sudah jarang sempat saya nikmati, dan telepon rumah yang sudah lama tidak pernah berdering dan digunakan karena digantikan oleh kehadiran handphone, terasa sia-sia. Walaupun ada paket gratis di dalamnya untuk bertelepon dengan sesama pengguna telepon rumah bahkan antar pulau (interlokal), tetapi saya sudah tidak tahu harus menelepon kemana dengan nomor telepon rumah, karena semuanya bisa lebih cepat dihubungi secara langsung dan pribadi melalui handphone.
Puluhan bahkan ratusan channel televisi berbayar, paling hanya sebagian kecil yang sering kita nikmati. Terkadang saat kita menonton, kita hanya menghabiskan waktu dengan memencet remote dan berpindah-pindah channel saja. Acara yang sama, sering diulang berkali-kali, dan saat kita terpaku dengan sebuah serial televisi, kita senantiasa harus menunggu minggu depan untuk menikmati kelanjutannya. Dan walaupun kita sudah membayar untuk layanan televisi tersebut, senantiasa ada saja secuil dua cuil iklan tetap muncul di dalamnya.
Akhirnya saya pun mengakhiri saja layanan yang harus satu paket 3 in 1 ini, karena lama kelamaan terasa lumayan harga yang harus dibayar hanya untuk paket internet yang saya gunakan, sedangkan kedua paket lain hampir tidak pernah digunakan dan tetap harus dibayar. Sementara itu untuk tetap terkoneksi ke internet dimana saja, saya tetap harus membeli paket data ekstra untuk smartphone.
Â
Sekarang sudah masuk bulan ke-4, saya di rumah tidak lagi memiliki jaringan wifi, TV kabel berbayar, fixed phone, termasuk antena televisi untuk siaran standar yang lama sudah tidak ada sejak digantikan TV kabel.
Dari iseng membuat percobaan apakah koneksi data 4G bisa diandalkan untuk kebutuhan internet setiap hari, sejak 4 bulan lalu untuk berinternet saya hanya menggunakan layanan data freedom combo dari Indosat Ooredoo. Saya memilih paket XXL dengan harga 199rb, untuk unlimited data 4G (sebenarnya 70 GB FUP) dan 12 GB double kuota, dan 1 GB kuota untuk streaming musik Spotify jika saya menggunakan layanan musik berbayar ini. Jadi ada total sekitar 83GB paket data yang bisa saya gunakan dengan membayar 199rb, yang terkadang jika saat membelinya tepat, sering didiskon menjadi 149rb.
Kebetulan di rumah, sampai ujung rumah yang tidak besar, bahkan di dalam kamar mandi sekalipun sinyal 4G Indosatooredoo ini bisa diterima dengan baik. (Penting buat saya di kamar mandi untuk punya koneksi internet yang baik :-D)
Saya memperlakukan paket data di smartphone ini sama saja seperti ketika memiliki wifi di rumah, tidak mengirit-iritnya, menjadikan smartphone sebagai hotspot untuk laptop dan smartphone lainnya, termasuk streaming lagu dan film kapan saja saya butuh.
Bulan awal kuota 4G unlimited ini (FUP 70GB) mendapat peringatan sms, sudah habis, 2 hari sebelum paket berakhir, tetapi masih berjalan kencang dan switch menggunakan double kuota yang masih ada.
Sisa paket double kuota ini akan ditambahkan ke paket bulan berikutnya jika kita mengambil paket yang sama sebelum masa paket habis, tetapi akan hangus ketika kita membiarkan waktu paket berakhir, walau paket yang sama akan berlanjut jika kita memiliki pulsa yang cukup.
Bulan ke-3 paket ini habis 5 hari sebelum masa berlaku paket, karena penggunaan yang intensif, dan segera menggunakan pake double kuota.
Kemudahan melihat sisa paket dan masa berlaku bisa dilakukan dengan menginstall aplikasi My Care dari Indosat disini , hanya saja sisa kuota yang bisa di lihat disini adalah double kuota dan kuota free streaming, sedangkan untuk unlimited kuota tidak ada petunjuknya.
Â
Untuk memperkirakan apakah benar Indosatooredoo memberikan unlimited kuota sampai batas FUP (Fair Usage Policy) 70 GB, saya cukup mengatifkan notifikasi limit usage di setting smartphone. Hasilnya memang terbukti.
Â
Tentu saja menggunakan paket data hanya dari smartphone dan memiliki jaringan wifi di rumah sama-sama memiliki sisi pro dan cons.
Beberapa sisi menarik menggunakan paket data di smartphone:
- Koneksi internet tidak terbatas di rumah, bebas dimana saja. Saat kita perlu download data yang besar, misal film, tidak lagi harus menunggu nanti setiba di rumah.
- Memang tergantung tempat, seringkali kecepatan koneksi 4G diatas kecepatan standar wifi di rumah, yang kebanyakan orang menggunakan paket 10Mbps. Biasanya membuka sebuah tautan url web pada smartphone, misal di twitter, menggunakan wifi lebih lama proses loadingnya dibanding melalui koneksi data kartu SIM, walau dalam kondisi kecepatan koneksi yang mirip.
- Kecepatan download dan upload 4G lebih berimbang, sama-sama cepat, sedangkan paket wifi di rumah kebanyakan hanya kecepatan download yang tinggi, sedangkan upload jauh lebih rendah. Bahkan untuk vendor wifi tertentu kecepatan uploadnya dibawah 1Mbps. Ini berpengaruh saat kita harus mengirimkan data yang cukup besar, misal berkirim email dengan attachment, mengirimkan video ke media sosial atau ke youtube, atau mem-backup data foto ke cloud.
- Paket 4G (freedom combo im3ooredoo), disertai pula paket free bertelepon, sms, untuk nomor dalam satu operator. Bagaimanapun ini lebih menguntungkan untuk saya yang jarang menggunakan telepon rumah.
- Paket tambahan berupa gratis atau diskon, iuran layanan music streaming dan sekarang video on demand dengan kuota free yang diberikan sebagai tambahan. Dengan ini kita lebih bebas, di jalan bisa menikmati streaming musik dari spotify dan menonton tayangan video dengan bebas di manapun, tidak lagi harus berhemat-hemat data dan menunggu saat nanti pulang ke rumah.
Â
Beberapa sisi cons menggunakan paket data di smartphone:
- Tidak semua area sudah support jaringan 4G, saat ke kota-kota kecil layanan ini malah belum ada, dan paket data kita otomatis switch menggunakan sisa data di double kuota. Tetapi jika dipikir-pikir, layanan wifi di rumah malah tidak bisa dibawa kemana-mana 🙂
- Dibanding kecepatan download wifi yang cenderung stabil, kecepatan koneksi 4G seringkali fluktuatif, jam-jam tertentu kecepatannya bisa merosot, tetapi adakalanya bisa sangat tinggi, juga dipengaruhi lokasi, bahkan terkadang cuaca.
- Saat jaringan buruk, smartphone mudah panas dan pemakaian baterai lebih boros.
- Kerja smartphone juga cenderung bertambah dengan menjadikannya sebagai titik hotspot untuk share wifi ke perangkat lain, walaupun untuk smartphone sekarang share data ini selain cepat juga tidak terlalu imbas kepada pemakaian baterai yang jauh lebih boros.
Â
Tanggal 29 September 2016, baru saja Indosatooredoo bekerjasama dengan iflix meluncurkan layanan free video on demand 3 bulan gratis. Jika kita membayar layanan iflix langsung, biayanya sekitar 39.000/bulan. Sebenarnya angka 39rb rupiah sudah cukup murah untuk layanan video on demand (vod), sebelum layanan serupa muncul di Indonesia, saya sempat berlangganan netflix ketika masih harus menggunakan VPN seharga $8 per bulan. Biaya tersebut masih harus ditambahkan biaya berlangganan VPN, supaya kita bisa berpindah region IP ke negara Amerika, pusat layanan tersebut berada. VPN ini cukup menjadi kendala, karena biasanya semakin murah biaya VPN, semakin drop kecepatan yang bisa di dapat. Semakin rendah kecepatan, semakin rendah kualitas film yang disajikan dan banyak buffer.
Kerjasama im3ooredoo dan iflix, selain memberikan layanan vod ini gratis selama 3 bulan, kuota paket streaming yang dulu diberikan untuk layanan musik streaming Spotify, sekarang ditambah dan bisa digunakan untuk streaming iflix pula yang kemudian diberi nama Stream On.
Besar paket stream on ini bervariatif tergantung paket apa yang kita ambil. Mulai 500MB hingga 10 GB. Untuk saya yang menggunakan paket freedom XXL, paket streaming yang dulunya 1GB untuk Spotify, sekarang menjadi 5GB untuk Spotify dan iflix, dan dinamai Stream On.
Lebih detail masing-masing kuota setiap paket bisa dilihat langsung di webnya disini
Dengan kuota gratis streaming 5 GB, jika saya gunakan untuk download (ya selain streaming, vod juga bisa kita download dan nikmati saat ofline atau bepergian ke tempat yang tidak terlalu bagus koneksi internetnya) contoh episode dari film seri yang sedang trend, Mr.Robot , untuk high quality akan kira-kira cukup untuk 13 episode, dan 26 episode untuk medium quality, jumlah episode yang kira-kira sama saat digunakan untuk streaming. Dengan kapasitas free kuota ini, sudah cukup untuk menonton semua episode dari 2 seasons film seri Mr.Robot.
Kalau kita iseng menghitung, walau berbayar sekalipun, langganan iflix 39.000 per bulan, dan anggap saja kita menonton 2 film dalam sehari, maka satu buah film resmi yang kita tonton akan dihargai 650 rupiah saja. Semakin banyak kita menonton, semakin murah harga per satuan film yang kita tonton. Langganan per bulan Ini, kira-kira lebih murah daripada 1 tiket nonton di XXI.
Tentu ketakutan orang yang lain adalah biaya streaming yang dihabiskan untuk menonton. Jika kita hitung dari paket XXL im3ooredoo 199 rb rupiah, maka 1GB paket data dihargai 2300 rupiah. Kira-kira dengan 1GB data kita bisa menonton 3 film di iflix dengan kualitas paling tinggi, yang berarti 1 buah film sekitar 1400 rupiah (sudah termasuk biaya berlangganan iflix dan internet). Lebih murah dibanding membeli sebuah dvd bajakan murah sekalipun dengan kualitas ala kadarnya.
Kemudian dengan 1 akun iflix, kita bisa menggunakannya di 5 device, kita bisa membaginya dengan anggota keluarga lain atau menggunakan di berbagai macam device yang kita miliki termasuk pc atau laptop, dan masing-masing device bisa menikmati pilihan film nya sendiri, tanpa harus berebut remote seperti kita berlangganan TV kabel.
Untuk akun free 3 bulan dari im3ooredoo ini, kita tidak perlu membuat user name dan password, cukup jadikan device yang menggunakan kartu im3ooredoo ini sebagai hotspot, device lain yang terhubung dan membuka aplikasi iflix, otomatis akan te-register.
Kekuatan VOD selama ini biasanya di dominasi film-film seri, ada film-film seri yang sedang berlangsung tayangnya di negera asalnya, dan ada film-film yang sudah berakhir. Film seri ini memiliki daya pikat tersendiri dibanding film bioskop. Film bioskop biasanya didominasi film-film “mantan” box office, termasuk film-film lama untuk nostalgia. Kita bisa menyaksikan lagi film-film pada saat teknologi CGI belum memenuhi banyak adegan, film-film yang tampak sederhana tetapi mengandalkan kekuatan cerita yang sangat menarik. Film yang disediakan selain produksi Hollywood, juga Bollywood, Indonesia, Korea, dan Mandarin. Tersedia dalam berbagai genre, dari action, horor, drama bahkan documentary. Jika melihat hanya di halaman utama, kesannya film-film yang disediakan hanya sedikit, tetapi sebenarnya jika kita membuka sebuah film, nanti dibagian bawahnya berjenjang ditawarkan film-film serupa yang tidak tampil pada halaman-halaman biasa.
Berbeda dengan tayangan TV kabel, bagi mereka yang penasaran dengan jalannya cerita film seri, bisa menonton secara marathon, untuk terus lanjut setiap episode dan setiap season, yang biasanya harus menunggu saat menyaksikannya ditayangan TV kabel. Ini yang saya lakukakan ketika memiliki waktu senggang, terkadang saya menonton nya di layar televisi besar dengan bantuan google chromecast, dimana iflix sudah menjadi aplikasi resmi di dalamnya, dan terus melanjutkannya di layar “kecil” smartphone ketika dalam perjalanan, atau saat hendak tidur. Bahkan saya kini mengerti mengapa dulu anak saya setiap minggu menunggu serial Avatar the Last Airbender diputar di TV kabel, ketika saya baru menyelesaikan seluruh episodenya secara marathon di iflix.
Â
Internet akhirnya merubah banyak hal, koran dan majalah kita sekarang sudah menjadi digital. Berita di koran walaupun hanya terpaut 24 jam, sekarang rasanya sudah basi dengan kecepatan informasi di internet. Majalah tentang teknologi smartphone berguguran dengan cepat, karena kalaupun mereka hadir 2 minggu sekali, berita perkembangan smartphone dalam 2 minggu sudah jauh lebih update. Kecuali siaran langsung, berita di televisi pun sekarang tertinggal dengan update berita yang cepat lewat internet, bahkan siaran televisi pun bisa kita nikmati melalui streaming lewat internet.
Hiburan pun akhirnya terkena dampak yang sama, TV kabel, dvd player, blueray player, music player, semuanya sekarang bisa digantikan hanya oleh sebuah smartphone dan koneksi internet yang cepat.
Televisi di rumah saya sekarang tidak lagi tersambung pada dekoder, bahkan kabel coaxial antena pun tidak. Hanya sebuah google chromecast menempel disana, jika saya ingin menikmati layar besarnya, untuk menonton youtube, menonton film streaming, menonton video yang saya rekam, melihat foto-foto, bahkan streaming musik sekalipun, cukup dengan sebuah smartphone sebagai playernya.
Saya rasa bukan hanya saya, tetapi banyak orang sekarang juga melakukannya.
Selamat menikmati cara hiburan yang baru!
Â