Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak benar-benar mengerti pentingnya data backup pada smartphone mereka, sehingga seringkali keluhan pertama ketika smartphone rusak, hilang, berganti model, problem mereka pertama adalah data yang hilang.
Sebenarnya sudah banyak fasilitas backup storage disediakan dan jauh lebih mudah diakses, dibanding saat pertama smartphone baru mulai dikenal, yang mengharuskan banyak backup dilakukan dengan menghubungkannya ke perangkat komputer/pc.
Ada beberapa kendala yang mungkin dialami pemilik smartphone untuk membackup datanya, diantaranya:
- Backup ke komputer/PC , ini dianggap backup yang paling menyulitkan, karena banyak orang mudah menggunakan smartphone, tetapi tidak menguasai komputer atau bahkan tidak memilikinya. Terkadang harus menginstall lagi software atau driver tambahan, membuat cara backup ini menjadi semakin tidak populer. Menyalakan komputer, menghubungkan kabel ke smartphone, sekarang ini dianggap tidak lagi praktis.
- Backup ke cloud, cara ini sebenarnya menarik dan mudah, tetapi masih banyak orang yang tidak mempercai datanya ada di cloud, apalagi dengan berita-berita tentang foto artis yang bocor karena di hack via cloud. Kendala lainnya adalah backup data ke cloud membutuhkan kuota internet.
- Backup ke flashdisk OTG, cara ini paling mudah. Tetapi sekarang ini setidaknya ada 3 macam port pada smartphone, lightning connector untuk apple, USB-C untuk perangkat android yang baru dan micro USB standar untuk kebanyakan smartphone android. Jika pengguna juga memiliki notebook, beberapa notebook sekarang tidak lagi memiliki port USB standar. Tingkat berganti model smartphone juga cukup tinggi untuk pasar Indonesia, sehingga bisa jadi flashdrive OTG yang sudah dimiliki tidak akan lagi sama portnya dengan device yang baru, dan banyak juga orang yang memiliki sekaligus beberapa smartphone yang bisa jadi berbeda portnya.
Sebenarnya semua cara backup di atas tidak sulit dan bisa dikatakan mudah, tetapi dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak kemudahan baru dicapai, sehingga apa yang dulu terkesan mudah, jadi terasa merepotkan. Banyak orang sekarang menginginkan backup semudah cloud backup bisa dilakukan dimana saja, tetapi karena alasan keamanan, mereka berharap hardware storage backupnya dikuasai sendiri, bukan pihak lain.
Mungkin beberapa kendala di atas, membuat SanDisk yang dikenal dengan produk memory-nya, membuat SanDisk Connect Wireless Stick, portable wireless storage yang hanya seukuran jari.
Sebuah flashdisk usb yang tidak lagi meributkan kompatibilitas dengan port smartphone yang kita miliki, bahkan dengan pc/mac yang kita gunakan, karena semuanya bisa terhubung dengan mudah secara wireless.
Backup hanya menjadi salah satu fitur, Sandisk Connect Wireless Stick ini adalah media storage portable untuk menyimpan segalam macam file dengan beberapa kelebihan dibanding media storage biasa. Salah satunya jika kita menyimpan media berupa film/musik, untuk memutarnya kita tidak membutuhkan langkah meng-copy data dulu dari storage ke device pemutar (misal smartphone), tetapi bisa langsung streaming seperti saat kita menonton konten youtube atau mendengar lagu dari layanan streaming spotify.
File-file berupa film, musik, atau rekaman video menjadi jenis file selain foto yang biasa kita simpan, dengan ukuran file yang sangat besar. Terkadang file-file yang sama, misal file berupa film atau serian tv, tersimpan di smartphone kita, dan mungkin juga ada di smartphone istri atau anak, atau anggota keluarga yang lain yang sedang mengikuti acara yang sama. Dengan wireless storage ini kita cukup memiliki satu file film yang dibutuhkan tersebut, dan bisa dinikmati bersama-sama, bahkan di-streaming berbarengan sekaligus oleh 3 buah device dalam waktu bersamaan.
Bisa dikatakan Sandisk Connect Wireless Stick ini adalah personal cloud storage portable, yang bisa digunakan siapa saja tanpa membutuhkan kemampuan mengerti teknologi networking atau keharusan memiliki jaringan network untuk menggunakannya, seperti yang dibutuhkan beberapa tipe wireless storage. Kelebihan lainnya, wireless stick ini tidak membutuhkan colokan listrik saat digunakan dan ukurannya yang kecil dan ringan (hanya 21 gr) mudah dikantungi. Baterai yang menjadi sumber energi wireless stick ini sanggup bertahan 4.5 jam untuk pemakaian terus menerus, dan membutuhkan waktu charging sekitar 2 jam untuk penuh. Saat tidak digunakan atau tidak ada yang mengakses datanya dalam beberapa waktu, otomatis wireless stick ini akan mati secara otomatis untuk menghemat daya, dan kita bisa menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sandisk masuk posisi tersebut.
Tentu saja tersedia tombol on off untuk secara manual menyalakan dan mematikannya, termasuk LED notifikasi pada unit sebagai petunjuk kondisi isi baterai, proses charging, dan transfer data. Port nya yang berbentuk standar USB 2.0 memudahkannya untuk dijadikan standar flashdisk untuk dicolokkan ke pc/mac, termasuk kemudahan charging baik via usb pc maupun usb port pada charger smartphone umumnya.
Jika kita kebetulan memiliki Google chrome cast yang tersambung pada LCD TV, konten film, musik, foto, yang berada di dalam wireless stick, saat kita akses dari smartphone/tablet akan ditawarkan untuk langsung di streaming dan ditampilkan di LCD TV. Tersedia juga menu untuk men-share konten langsung ke sosial media dari wireless stick tanpa harus meng-copy nya dulu ke dalam smartphone.
Untuk menggunakan wireless stick dengan smartphone/tablet, kita memerlukan aplikasi Sandisk Connect Drive yang bisa di-download resmi di playstore untuk android dan appstore untuk iOS. Untuk operating system lain atau menggunakan pc/mac kita cukup menggunakan browser dan masuk ke url http://www.sandisk.com/myconnect . Demi keamanan data, kita bisa men-set password yang akan diminta ketika device baru pertama terhubung.
Menggunakan aplikasi connect drive kita juga bisa menjadikan wireless stick sebagai perangkat auto backup untuk gallery foto yang otomatis akan membackup foto-foto baru dari smartphone untuk di-copy atau dipindahkan secara otomatis ke wireless stick. Setiap smartphone yang terhubung bisa memiliki folder backup terpisah. Selain foto dari gallery, kita juga bisa membackup data kontak.
Untuk terhubung dengan wireless stick, bisa menggunakan 2 cara, apakah secara wireless direct langsung dari smartphone ke sandisk wireless stick, atau melalu jaringan wifi. Jika membutuhkan jaringan perantara, smartphone yang diaktifkan sebagai hotspot juga akan bisa bertindak seperti router wifi.
Saat pergi berlibur, sandisk wireless ini akan terasa banyak berguna, untuk membackup data terutama foto dan video yang kita ambil selama liburan. Saat berliburan apalagi bepergian ke luar negeri, biasanya kita memiliki kuota koneksi internet terbatas, yang membuat upload backup foto ke cloud bukan pilihan utama, sementara momen-momen yang ditangkap kamera biasanya butuh sekali backup untuk membuat hati tenang bahwa momen berharga tersebut yang sulit diulang, sudah memiliki backup jika terjadi sesuatu pada data yang ada di smartphone, atau saat smartphone kehabisan storage space. Dengan koneksi wireless dan folder yang otomatis bisa terpisah untuk setiap perangkat, membuat setiap anggota keluarga yang bepergian bersama dapat membackup foto dan videonya dengan mudah dan saling share, walaupun operating system smartphone dan port nya berbeda-beda.
Sama seperti usb flashdrive, Sandisk Connect Wireless Stick juga tersedia dalam berbagai kapasitas sesuai kebutuhan kita, dari yang terkecil 16 GB, sampai yang terbesar 200GB untuk kapasitas penyimpanan ekstra besar. Secara bentuk fisik, kapasitas 16GB, 32GB, 64GB dan 128GB berwarna hitam, dan kapasitas 200GB dibedakan dengan warna putih.
Ukurannya yang kecil, portabel hanya seukuran jari yang mudah dikantungi benar-benar berguna selain untuk menyimpan backup dari file-file penting, juga untuk file-file besar yang keberadaannya tidak harus selalu berada di dalam smartphone atau tablet. Ketika dibutuhkan, file-file tersebut bisa diakses dari perangkat yang sedang kita gunakan dengan mudah, mengingat sekarang ini kita sering bekerja dengan menggunakan banyak perangkat bergantian, termasuk untuk hiburan. Streaming musik sambil membaca email pada smartphone, atau memutar video, bahkan membaca komik dari tablet pada waktu berlainan, cukup dengan mengakses file-file yang tersimpan di dalamnya secara wireless.
Update:
Ada beberapa pertanyaan dan masukkan dari pembaca, untuk itu saya memberikan update di bawah ini:
Q: Apakah koneksinya yang wireless cukup reliable dalam kecepatan transfer data?
Ini beberapa data kecepatan transfer yang dicoba langsung melalui direct wifi antara smartphone (Galaxy S7) dan SandDisk Connect Wireless Stick diukur dengan stopwatch.
Memindahkan data dari smartphone ke SanDisk wireless:
10 buah foto dengan ukuran total 44.2 MB membutuhkan waktu transfer 18 detik
10 buah file berisi gabungan foto dan video sebesar total 132.2 MB membutuhkan waktu transfer 49 detik.
Jika data yang sama dari 10 buah foto dengan total 42.2 MB di copy balik dari SanDisk wireless ke smartphone dibutuhkan waktu 17.14 detik
Sebagai pembanding, jika SanDisk wireless digunakan sebagai flashdisk biasa dan dikoneksikan ke PC(notebook) dengan koneksi port USB 2.0, memindahkan 10 bh file foto dengan ukuran total 44.2 MB dari Sandisk ke PC membutuhkan waktu 5.72 detik.
Jadi kira-kira dari percobaan ini, kecepatan wireless transfer dibanding direct transfer via usb port sekitar 3 kali lebih lambat.
Q: Apakah ada perbedaan transfer dari SD card di smartphone dengan internal memory saat di transfer ke SanDisk wireless?
Kita coba memindahkan file yang lebih besar, sebuah film berformat mp4 sebesar 748.2 MB.
Dari SD Card smartphone (SanDisk Extreme UHS-1) ke SanDisk wireless, membutuhkan waktu 5 menit 16 detik.
Jika file yang sama dikirim dari internal memory smartphone membutuhkan waktu 4 menit 35 detik.
Jadi kira-kira bisa diambil kesimpulan, kecepatan memory juga berpengaruh. (Saya juga mendapat masukan dari rekan lain, operating system dan jenis smartphone juga berpengaruh dalah kecepatan transfer.)
Untuk arah sebaliknya, file yang sama dicopy dari SanDisk ke smartphone secara wireless membutuhkan waktu 4 menit 1 detik.
Sebagai pembanding, jika file yang sama (748.2 MB) ditransfer secara direct dari USB port SanDisk wireless ke PC membutuhkan waktu 1 Menit 50 detik.
Jadi kira-kira dari percobaan ini kecepatan wireless lebih lambat sekitar 2.5 kali dibanding direct USB, tetapi masih bisa dikatakan kecepatan transfer SanDisk wireless ini reliable dan cukup cepat.
Q: Apakah ada buffering saat streaming film langsung dari SanDisk wireless?
Selama percobaan bisa dikatakan file video yang berada di dalam SanDisk wireless bisa langsung instan di streaming dan ditampilkan baik ke smartphone maupun ke TV LCD melalui google chrome cast
Q: Bagaimana memastikan kita mendapatkan barang SanDisk Connect Wireless yang asli, resmi bukan abal-abal?
Karena SanDisk ini memiliki koneksi wireless, semua wireless device yang masuk resmi ke Indonesia harusnya memiliki ijin postel. Dari kemasannya bisa dipastikan apakah SanDisk wireless yang kita miliki resmi, ada 2 penanda, pertama ijin Postel.ID dan kedua sticker hologram.
Lebih jauh kalau kita cek ke website postel, didapat ada 2 distributor resmi untuk SanDisk Connect Wireless Stick ini.
Q: Saya bercakap-cakap dengan penjual di Online Store, ada yang bilang garansinya 5 tahun, betulkah? Dimana bisa didapat yang bergaransi resmi?
Merujuk tulisan yang tercetak di kemasan belakang , garansi SanDisk Connect Wireless Stick ini 2 (dua) tahun.
Ini beberapa daftar list dealer resmi SanDisk yang didapat dari pihak SanDisk Indonesia:
Q: Spesifikasi dan kecocokkannya dong dengan device apa saja bisa tersambung?