Galaxy Note 9 baru saja di launching global di New York. Dari waktu yang terbatas, memang tidak bisa semua informasi disampaikan selama acara launching yang berlangsung sekitar 1 jam saja.
Jadi mungkin saja banyak yang mengira, hanya melihat dari model desain dan perbandingan spesifikasi di atas kertas, seolah-olah Galaxy Note 9 tidak menawarkan banyak hal baru. Tetapi sebenarnya banyak hal-hal baru yang ditawarkan yang belum sempat dipublikasikan luas.
Mari kita lihat apa yang baru yang tidak sempat diceritakan lebih detail di acara launching.
- Performa Lebih Dengan Cooling System
Dibandingkan dengan seri Note 8 sebelumnya, Galaxy Note 9 memang memiliki kinerja CPU 33% dan Grafis GPU 23% lebih baik berkat prosesor atau SoC yang baru dengan fabrikasi 10 nm.
Untuk pasar Indonesia, Galaxy Note 9 diperkuat oleh prosesor Exynos 9810, dimana prosesor ini memiliki kinerja CPU yang lebih tinggi lagi. Sebenarnya prosesor ini digunakan juga oleh Galaxy S9 series, hanya pada seri Note 9 ini diberikan modifikasi pada hardware berupa cooling system kelas atas yang terkadang disebut desktop class.
Salah satu alasan prosesor smartphone makin lama ukuran fabrikasinya semakin kecil agar bisa dibuat lebih cepat tetapi tetap hemat daya dan menghasilkan panas yang lebih sedikit. Kinerja prosesor smartphone tidak bisa diremehkan sekarang, sangat cepat dengan clock tinggi, tetapi tidak bisa diimbangi dengan pendingin seperti fan atau kipas seperti yang ada pada laptop. Ruang smartphone yang ukurannya kompak, juga sangan penuh parts, dan hanya ada sedikit sekali ruang untuk menyebarkan panas yang dihasilkan prosesor.
Penggunaan prosesor yang intensif ini, misalnya untuk bermain game berat, multitasking, VR, membuat prosesor bekerja keras dan menghasilkan panas berlebih. Saat terlalu panas prosesor akan otomatis menurunkan kinerjanya agar tetap bisa berjalan, hasilnya kinerja smartphone berkurang, dan akan berhenti bekerja jika overheating atau kelewat panas.
Karena tidak ada tempat untuk kipas, maka beberapa smartphone hi-end biasanya menggunakan heat pipe atau lapisan tembaga untuk mempercepat pembuangan panas. Semakin panas bisa dibuang dengan cepat, semakin kinerja prosesor bisa bertahan di puncak dan memberikan kinerja terbaik.
Sebenarnya sejak Galaxy S7, Samsung sudah membenamkan heat-pipe di seri flagshipnya, tetapi untuk Galaxy Note 9, heat pipe ini menjadi spesial. Di dalamnya terdapat water carbon cooling system yang digabung dengan heat pipe yang kali ini ukurannya 3 kali lebih besar dari flagship Galaxy sebelumnya.
Di dalam water carbon cooling yang langsung menempel di atas permukaan prosesor, panas yang dihasilkan prosesor didinginkan oleh air, yang kemudian segera berubah bentuk menjadi uap panas yang diterima oleh heat pipe kemudian panas segera disebarkan. Setelah uap menjadi dingin, mengembun dan kembali menjadi air, digunakan untuk mendinginkan lagi prosesor dan seterusnya. Proses ini kira-kira seperti radiator mobil bekerja mendinginkan mesin mobil.
Cara gabungan cooling system ini antara water carbon dan copper heat pipe, diperkirakan membuat proses pendinginan 3.5 kali lebih efisien dari pendingan biasa untuk mencegah overheating.
Karena ukuran dan cara pendinginan yang layaknya digunakan para penggiat game di desktop komputer, maka cooling system di Galaxy Note 9 ini sering disebut desktop class.
Sementara banyak brand lain khusus membuat seri smartphone untuk gaming, seperti Asus ROG Phone, Xiaomi Black Shark, Razer Phone, dll, dengan kemampuan prosesor dan sistem pendingin ini sebenarnya Galaxy Note 9 sudah masuk area yang sama, walau Samsung tidak menyebutnya eksplisit sebagai gaming phone. Dengan kemampuan ini sebenarnya Samsung memperbesar cakupan pasar Galaxy Note 9, dari smartphone untuk productivity, sekarang masuk juga ke penggemar gaming smartphone.
- Performa dengan bantuan AI, Galaxy Note 9 Gaming Phone.
Walau jarang terdengar Samsung bicara tentang istilah AI atau artificial intelligence, sebenarnya di bidang ini Samsung termasuk maju dan sudah menerapkan di beberapa smartphone-nya, salah satunya yang dikenal dengan Bixby.
Untuk menunjang performa kinerja smartphone, di Galaxy Note 9, Samsung menggunakan AI untuk menyesuaikan algoritma agar menghasilkan FPS (Frame Per Second) yang stabil hingga 40%.
Saat bermain game, FPS yang melonjak-lonjak naik turun membuat tampilan game tidak sempurna dan bisa berpengaruh terhadap pemain untuk menang atau kalah.
Kehadiran cooling system dan AI ini bisa menjadikan Galaxy Note 9 sebagai smartphone pilihan bagi penggemar game berat. Belum lagi pada Galaxy Note 9, Samsung bekerjasama khusus dengan epic games membawa game Fortnite untuk android.
Untuk urusan gaming pada smartphone kalau kita melihat ke belakang, Samsung memang tidak pernah lengah, pada Galaxy S7, Samsung menjadi device yang pertama membawa API Vulkan untuk gaming, sekaligus memperkenalkan game tools, dimana saat mode ini dinyalakan kita bisa fokus bermain game tanpa terganggu telepon, notifikasi, performa yang fokus pada game, merekam game, dll.
Melihat kelengkapan seperti ini:
– Layar besar hi-res QuadHD Super AMOLED 6.4”,
– Dual Speaker Dolby Atmos
– Cooling System (desktop class)
– Algoritma AI untuk FPS
– Game Tools
Bukankah Galaxy Note 9 layak disebut sebagai gaming phone?
- Baterai 4000 mAh yang bertahan seharian
Sekarang ini semakin lama pemilik smartphone menatap layar. Semakin bagus layar, semakin kencang performa, dan semakin nyaman digunakan, tanpa sadar orang akan lebih lama menggunakan dan menatap layar smartphone. Dari sini para pengguna mulai merasakan pentingnya baterai yang cukup.
Baterai 4000 mAh sudah banyak digunakan smartphone sekarang ini, tetapi lebih banyak untuk smartphone mid-end yang tidak terlalu demanding dengan kecepatan dan layar bagus. Banyak pengguna “terpaksa” mengurangi segala kenyamanan di smartphone hi-end demi mendapat daya tahan baterai yang lebih lama dengan menggunakan 2 buah smartphone, flagship dan smartphone mid-end.
Membawa baterai kapasitas besar untuk Samsung flagship bukan perkara sederhana, karena smartphone flagship di dalamnya begitu banyak part yang berjejal dan harus tetap dalam bentuk yang kompak, nyaman digenggam dan tidak boleh terlalu berat, jadi tidak bisa sekedar membenamkan baterai dengan ukuran besar. Belum lagi baterai ini harus aman, ada ruang memuai saat panas, dan harus bisa mengakomodir fast charging dan wireless charging, termasuk umur pakai yang lama. Galaxy Note 9 menjadi smartphone flagship Samsung pertama yang menggunakan kapasitas terbesar ini.
Hanya berbeda 6 gr saja dalam total berat, kapasitas baterai Galaxy Note 9 bisa naik 700 mAh dibanding Galaxy Note 8 sebelumnya, tetapi impact nya sangat berbeda. Bisa dikatakan diantara smartphone flagship sekarang ini, Galaxy Note 9 menjadi smartphone dengan baterai terlama.
Ujicoba terukur dengan PC Mark Battery 2.0 dengan kecerahan yang sama 200 nits, dengan device flagship dari Huawei yang memiliki kapasitas baterai yang sama dan ukuran layar lebih kecil, memperkuat klaim Samsung bahwa smartphone ini kuat untuk bertahan seharian.
Sekarang pengguna smartphone hi-end bisa merasakan seluruh kenyamanan dari smartphone flagship tanpa harus kekurangan daya.
Samsung juga menjanjikan bahwa management charging dan baterai mereka lebih tahan lama dalam kapasitas setelah digunakan lama. Rata-rata baterai smartphone akan memiliki kapasitas 80% setelah satu tahun pemakaian, Samsung mengklaim baterainya akan berada di kapasitas 95% setelah satu tahun pemakaian.
Untuk menyeimbangkan kapasitas baterai yang besar, dibutuhkan juga teknologi charging cepat agar proses pengisian tidak berlangsung lama. Walau secara kasat mata tidak ada yang berubah dari charger bawaan Samsung Galaxy Note 9 dengan charger flagship pendahulunya, sebenarnya secara managemen charging, skrg daya yang bisa diterima smartphone Galaxy Note 9 saat pengisian baterai lebih besar (15W) , dibanding pendahulunya di (12W). Untuk mengisi baterai dari kondisi 20% ke 100% diperlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit.
- RAM dan ROM besar
Melihat pertarungan dengan smartphone-smartphone baru yang sangat menonjolkan spesifikasi hardware dengan membenamkan RAM dan ROM (internal storage) besar, Samsung sepertinya ketinggalan. Sebagai brand global, Samsung lebih fokus memberikan RAM yang cukup dan internal storage yang tidak berlebihan.
Buat sebagian orang, hal ini cukup aneh, karena Samsung sendiri memiliki pabrik RAM dan ROM yang terkenal dengan kualitas sangat baik dan men-suply banyak vendor lain.
Pada Galaxy Note 9 Samsung akhirnya menaikkan standar RAM dan ROM flagship devicenya, dengan minimal RAM 6 GB dan ROM 128 GB, dan langsung melompat ke 8 GB RAM dan 512 GB ROM.
Khusus untuk spesifikasi dengan RAM 8 GB dan internal storage 512 GB, Galaxy Note 9 walau bukan yang pertama memilikinya, tetapi sekarang ini menjadi flagship smartphone yang memiliki ROM besar dan tetap mempunyai slot micro SD Card, sehingga jika pengguna ingin menambahkan micro SD card lagi (yang terbesar sekarang ada di pasaran berkapasitas 512 GB), bisa menjadi 1 TB. Dan bisa jadi sekarang ini Galaxy Note 9 menjadi smarphone flagship dengan RAM 8 GB dan ROM 512 GB termurah, karena biasanya brand lain yang memiliki spesifikasi ini membenamkannya dalam edisi khusus premium yang dibandrol tinggi.
Internal storage besar ini menarik karena kecepatannya yang tinggi. Jika dibanding dengan micro SD Card, kecepatan internal storage 10-20 kali lebih cepat. Dengan kecepatan ini game-game yang sekarang ukurannya sangat besar dalam GB, video 4K, burst shot, dapat di-loading dan disimpan dalam kecepatan maksimal tanpa jeda karena kecepatan memory card yang lebih lambat.
Dengan internal storage yang besar dan slot SIM card hybrid, pengguna dual SIM card juga tidak harus pusing memilih, karena ukuran internal storage-nya sendiri sudah sangat cukup.
Berkaitan dengan RAM yang besar, sebenarnya masih kontroversi apakah kita sekarang ini membutuhkan RAM sedemikian besar 8 GB, karena berbeda dengan ROM, RAM yang banyak tersisa berarti tidak berguna. Tetapi mungkin ini menjadi jawaban Samsung ditengah persaingan yang ketat, sekedar memberikan RAM yang besar, untuk Samsung semudah membalikkan tangan, atau setidaknya RAM besar di Galaxy Note 9 ini “future proof” agar device bisa dipakai beberapa tahun ke depan tanpa ketinggalan jauh.
- Kamera dengan bantuan AI, Artificial Intelligence
Dengan kemampuan hardware kamera yang terbatas yang bisa dibenamkan pada smartphone, kehadiaran AI memang memberi dorongan lebih untuk smartphone semakin bisa menghasilkan foto yang bagus.
Samsung walaupun sepertinya tertinggal dalam membenamkan AI ini pada kamera, sebenarnya sudah menggunakan AI cukup lama pada smartphonenya, misalnya pada Bixby Vision.
Pada Galaxy Note 9, Samsung membenamkan bantuan AI pada 20 macam scene foto yang akan kita ambil, Samsung menyebutnya dengan istilah intelligent camera. Misalnya foto bunga, makanan, langit, laut, binatang, dan lain sebagainya, agar dikenali kamera dan merubah setting kontras, warna, white balance, kecerahan, untuk memberi hasil foto terbaik sesuai scene nya.
Dibandingkan Galaxy Note 8 pendahulunya, bahkan Galaxy S9+ sekalipun, kehadiran AI ini memberi banyak perubahan dalam hasil foto menjadi lebih baik. Misalnya ini contoh foto lowlight antara Galaxy Note 9 dengan Galaxy S9+. Kedua kamera dikenal sangat superior mengambil foto di kondisi minim cahaya. AI pada Galaxy Note 9, membantu mengenali kondisi malam hari dan membuat detail dan HDR lebih baik.
Kalau Samsung mungkin dianggap terlambat membenamkan setting AI pada kamera, tetapi ada hal baru pada pemanfaatan AI yang lebih di kamera Galaxy Note 9 yang belum ada di smartphone lain. Pengenalan scene ini akan memberitahu sebelum foto diambil, kalau misalnya dari objek foto orang sedang ada yang matanya merem atau tertutup. Kemudian AI juga akan memberitahu kalau lensa kamera kotor perlu dibersihkan, gambar tidak fokus, dan scene foto terlalu backlight. Notifikasi ini memberikan peringatan awal agar kita bisa selalu menghasilkan foto yang baik.
Kedua fungsi AI pada kamera ini dinamai scene optimizer dan flaw detection, keduanya juga bisa dimatikan jika dirasa tidak diperlukan.
Pada bagian video, sebelumnya pada Galaxy S9 Samsung memperkenalkan perekaman super slow motion 960 fps 0.2 detik yang dapat menghasilkan video gerak lambat selama 6 detik. Pada Galaxy Note 9, kemampuan merekamnya ditingkatkan menjadi berlipat selama 12 detik.
- S-Pen sebagai remote
Seri Galaxy Note Samsung identik dengan kehadiran S-Pen untuk pengguna bisa lebih produktif. Digital pen ini terus mengalami perkembangan, dulu lebih ditekankan untuk pasar penggemar art, kemudian melebar ke produktivitas dengan kemampuan baru untuk anotasi, tandatangan digital, penterjemah, dan sekarang terus berkembang membuatnya lebih berguna untuk produktivitas dan hal-hal umum dengan kehadiran bluetooth low energy.
Tombol S-Pen sekarang bisa menjadi bluetooth remote untuk berbagai keperluan, dari remote shutter kamera baik untuk S-pen selfie dan foto jarak jauh, untuk kontrol audio dan video, hingga menjadi clicker untuk presentasi power point. Samsung juga membuka SDK (Software Development Kit) ini untuk para developer bisa menggunakan fungsi ini pada aplikasi-aplikasi yang mereka buat.
Menariknya dalam S-Pen yang ramping ini terdapat super capacitor yang menyimpan daya untuk mentenagai bluetooth low energy. Berbeda dengan baterai yang lambat laun akan degradasi kemampuannya, kapasitor akan terus bisa digunakan tanpa berkurang kemampuannya.
Setiap dimasukkan ke tempatnya, super capacitor di dalam S-Pen akan otomatis terisi. Butuh sekitar 40 detik untuk penuh dan bisa digunakan selama kurang lebih 30 menit atau 200 klik.
Saat S-pen terlalu lama di luar dan kehabisan daya untuk menjadi bluetooth remote, fungsi untuk menulisnya tidak terganggu, S-pen tetap mendapat induksi elektromagnetik dari lapisan khusus pengenal S-pen di bawah layar untuk dapat terus bekerja tanpa batas waktu.
- DeX, Desktop Experience
Di masa depan, kita berharap hanya butuh satu perangkat digital untuk membantu kita mengerjakan segala sesuatu. Sekarang ini kita masih terbagi, butuh smartphone, laptop atau PC, dan terkadang tablet.
Pada Galaxy S8, fungsi desktop experience ini diperkenalkan, dengan bantuan alat berupa docking station yang dinamakan DeX. Dengan fitur ini, smartphone bisa dihubungkan ke layar lebih besar seperti monitor komputer atau LCD TV untuk bekerja layaknya PC, dengan tampilan desktop PC dan fungsi mirip PC yang tidak dipunya smartphone. Fungsi desktop experience ini berbeda dengan fitur mirroring yang bisa dilakukan hampir setiap smartphone android.
Fitur Dex ini mengalami kemajuan setiap Samsung merelease flagship yang baru. Pada Galaxy Note 9, fungsi DeX ini tidak membutuhkan lagi docking station, cukup hanya kabel HDMI to USB type C yang banyak dijual bebas. Saat disambungkan fungsi ini langsung bekerja tanpa ada jeda loading.
Secara fitur, DeX pada Galaxy Note 9 bisa digunakan untuk bekerja sekaligus entertainment. Untuk bekerja layaknya dengan laptop, layar Galaxy Note 9 bisa dijadikan touch pad dan keyboard, atau kalau lebih serius kita bisa menyambungkannya dengan mouse dan keyboard bluetooth.
Presentasi akan sangat mudah dengan cara ini, tanpa harus menggunakan laptop, cukup hubungkan Galaxy Note 9 dengan kabel HDMI ke layar besar dan gunakan S-Pen sebagai clicker.
Saat bekerja dengan DeX, layar smartphone juga bisa difungsikan sebagai smartphone dan menjalankan aplikasi lain secara terpisah, jadi seolah-olah kita memiliki 2 device berbeda yang sedang bekerja bersamaan. Misalnya di layar besar kita sedang bekerja dengan excel, sementara smartphone menjalankan fungsi kalkulator, atau membaca catatan penting.
Fitur DeX di Galaxy Note 9 ini semakin komplit karena Galaxy Note 9 memiliki S-pen. Dengan bantuan S-Pen layar Note 9 bisa dijadikan layaknya digitizer termasuk untuk menulis pada layar besar.
Pada Galaxy Note 9, disertakan juga fitur Samsung Dex Lab, fitur ini jika diaktifkan akan membuat aplikasi-aplikasi yang sebelumnya tidak dibuat untuk layar besar menjadi kompatibel dengan layar besar. Misalnya kita ingin menyaksikan streaming Netflix di layar televisi, sekarang bisa dilakukan dengan mengaktifkan DeX Lab ini, atau ingin bermain game di layar yang lebih besar tanpa harus memiliki konsol game.
( Seluruh artikel ini dikerjakan via Samsung DeX dan Galaxy Note 9 )