Artikel ini pertama kali dibuat untuk BukaReview (BukaLapak Blog) , yang bisa di baca di tautan ini: http://bit.ly/BukareviewXGadtorade
Tahun terakhir 2018 ini di industri smartphone, banyak orang menganggap smartphone secara hardware tidak banyak menawarkan kebaruan, walau tipe dan pilihannya semakin banyak dari berbagai vendor.
Banyak yang bertanya apa lagi yang belum dicapai oleh teknologi smartphone?
AI atau artificial intelligence, sudah mulai banyak didengungkan vendor, tetapi pengguna smartphone masih meraba-raba, apakah AI ini hanya gimmick, atau benar sungguh bisa merubah smartphone kita menjadi lebih super ke depan, karena semua melihat pergerakan AI ini baru digunakan untuk hal-hal yang mirip, seperti scene recognition atau pengenalan objek pada foto.
Qualcomm sebagai pembuat prosesor mobile paling dikenal dan paling banyak digunakan oleh berbagai smartphone android saat ini, baru saja memperkenalkan chip atau prosesor mobilenya yang terbaru, Snapdragon 855. (
Qualcomm mengatakan chip terbarunya ini memiliki performa AI atau kecerdasan buatan, 3X lebih baik dari chip terdahulu Snapdragon 845, dan 2X lebih baik dibanding chip kompetitor yang sama-sama menekankan kemampuan AI.
Tetapi yang akan membuat menarik bagi para pengguna tentu saja bukan sekedar angka-angka kemampuan AI, tetapi hal baru apa yang bisa dilakukan oleh sebuah smartphone dengan kemampuan AI yang baik.
Dalam presentasinya Qualcomm menekankan pentingnya kolaborasi dengan banyak pihak, bukan saja dengan vendor smartphone atau Google sebagai pengembang OS android, melainkan juga dengan banyak developer software. (
Beberapa developer software berbasis AI di acara Qualcomm Tech Summit 2018, selain diperkenalkan inovasinya lewat presentasi, ternyata juga saat demo memperlihatkan wujud asli kemampuannya dalam smartphone.
Ternyata apa yang para developer AI ini kembangkan sangat-sangat menarik, yang bisa memperlihatkan kepada kita, bahwa AI akan menjadi tenaga baru untuk industri smartphone tahun depan dan tahun mendatang, dengan berbagai kemampuan yang sebelumnya tidak terpikirkan bisa dilakukan sebuah smartphone.
Satu lagi yang menarik, banyak developer AI ini berbasis di negara China, ini yang membuka mata kita mengapa smartphone-smartphone buatan Tiongkok dengan cepat sekarang memiliki banyak teknologi dan fitur menarik, dan secara lebih besar lagi, kita melihat betapa majunya negara Tiongkok dengan berbagai inovasi berbasis AI, sehingga tidak mengherankan Qualcomm banyak turut berinvestasi di developer AI di negara ini.
Mari kita lihat beberapa teknologi AI untuk smartphone yang menarik, yang sepertinya akan ada di banyak smartphone di tahun 2019.
– AI padaSuara
Sebuat perusahaan developer software bernama Elevoc, berlogo gajah, bekerjasama dengan Qualcomm memanfaatkan AI dalam fokus suara.
Kita lihat smartphone-smartphone modern biasanya memiliki 2, bahkan 3 mic. Salah satu fungsi dari 2 mic, satu mic memusatkan suara dari pembicara, dan satu lagi mendengarkan suara sekitar. Mic yang mendengarkan suara sekitar, menekan suara tersebut agar tidak terlalu terdengar oleh lawan bicara, sehingga misalnya orang sedang menelepon di tempat yang ramai, lawan bicaranya tidak terlalu terganggu dengan kerasnya suara sekitar.
Tetapi tergantung kualitas hardware, OS, dan aplikasi, ada smartphone yang bekerja baik dengan teknologi dua mic atau lebih, ada yang masih sulit melakukan pembicaraan di tempat yang ramai.
Qualcomm dan Elevoc mengembangkan penggunaan AI untuk mic, menangkap sumber suara dan mengeliminir suara lainnya secara real time, dan semua proses ini hanya membutuhkan 1 buah mic. Saat di test dalam demo, suara dalam ruang yang penuh orang berbicara dan terdengar kacau, tiba-tiba jauh lebih hening, dan suara pembicara terdengar dengan jelas saat aplikasi AI ini dijalankan.(
Dibutuhkan komputasi AI yang baik pada device untuk bisa melakukan pemisahan suara ini secara real time dengan 1 buah mic. Tidak hanya itu, AI bisa menentukan arah, jarak, dan sudut dari pembicara, sehingga lebih mudah dan kontinu untuk memilah suara.
Kemampuan ini yang banyak dicoba vendor dengan menggunakan mic lebih banyak pada smartphone untuk mengenali arah suara, untuk bisa memimik kuping kita yang setiap mendengar suara, juga mengetahui arah sumber suara.
Secara mengejutkan hasil pemisahan suara lewat AI ini lebih baik dari penggunaan 2 buah mic yang menjadi standar smartphone sekarang.
Elevoc juga mengembangkan voice print, pengenalan suara, yang sekarang sudah mulai banyak digunakan pada device, misal untuk unlock dan melakukan perintah suara, hanya dari suara pemiliknya. Dulu hal ini hanya kita lihat dalam film-film spionase atau fiksi ilmiah, tetapi sekarang banyak perangkat seperti Google home, bisa menyapa balik banyak anggota keluarga karena mengenal voice print mereka.
Salah satu kegunaan terpenting AI yang mampu memisahkan suara ini untuk perintah suara seperti “Ok Google”, karena biasanya dalam ruang yang ramai, smartphone kita akan kesulitan “mendengar” dan bereaksi ketika perintah diberikan. Dalam demo kita bisa mencoba memberikan perintah suara dalam ruang yang ramai, dan smartphone mengenali dengan baik perintah suara tersebut.
– AI pada Kamera Selfie dan Kamera Standar
Kalau selama ini kita sudah terbiasa dengan kemampuan kamera selfie dengan beautifikasi, termasuk beberapa vendor mengembangkan kemampuan AI dengan memasukkan algoritma gender, umur, dan ras, kamera standar selfie ini ternyata bisa menjadi security biometric camera yang bisa diandalkan.
Pengembang software SenseTime mencoba melakukan pengenalan wajah, dengan pemetaan lebih dalam wajah secara 3 dimensi, hanya dengan kamera selfie untuk pengaman biometrik.
Biasanya untuk pengamanan lebih, vendor melengkapi kamera biometrik dengan kamera khusus, seperti infrared camera atau dot projector seperti yang diperkenalkan iPhone.
Dengan bantuan AI, otentifikasi wajah hanya dengan kamera selfie menjadi lebih tinggi tingkat keamanannya, AI membantu mengenali bahwa wajah terserbut benar wajah orang, bukan potret resolusi tinggi, topeng, atau model 3D, bahkan bisa mengenali wajah tersebut dari orang yang hidup atau bukan.
Dengan kemampuan ini, smartphone-smartphone mendatang bisa menghemat peralatan hardware biometrik wajah yang lebih mahal, dan smartphone mid bahkan low-end bisa memiliki teknologi pemindai wajah yang bagus.
SenseTime melakukan banyak terobosan inovatif dengan AI pada kamera, salah satu yang menjadi perhatiannya, tidak semua smartphone memiliki hardware kamera yang baik. Sebagian kamera smartphone mid dan low-end seringkali gambar yang dihasilkannya sekedar apa adanya
Dengan bantuan AI, sebuah smartphone dengan kamera “biasa” dibuat mampu menghasilkan gambar yang jauh lebih baik, dengan memadukan banyak hasil gambar low resolution, menjadi gambar yang lebih “padat”, lebih terang, dan lebih tajam. AI menumpuk dan memadukan gambar ini sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil gambar yang lebih baik.
– AI pada Kamera Smartphone Murah dan Foto Low Light
Sampai saat ini kebanyakan kamera mid-end apalagi low-end, tidak memiliki hasil foto yang patut dibanggakan saat digunakan dalam suasana temaram atau low light.
Untuk hasil foto low light yang bagus, secara teori diperlukan sensor dengan pixel yang besar, bukaan besar, image stabilizer, yang banyak dikejar vendor dengan menggunakan sensor kamera yang baik dan ukuran bukaan besar.
Developer ArcSoft yang berbasis di California tetapi memiliki beberapa cabang R&D di beberapa negara, termasuk China, sudah malang melintang puluhan tahun dalam menyediakan R&D visual computing yang baik dan bekerjasama dengan para vendor besar, termasuk Qualcomm.
Mereka men-develop aplikasi berbasis AI, bagaimana kamera standar bisa menghasilkan foto low light yang baik.
Mengandalkan teknologi pengambilan gambar yang cepat seperti yang dimiliki chip Qualcomm dengan zero shutter lag, dalam satu kali penekanan rana, diambil beberapa gambar RAW dan dengan bantuan AI, hasil foto ini dibuat low noise, high-brightness, lebih tajam dan warna yang lebih sesuai objek aslinya, sehingga hasil foto yang didapat mendekati kamera dengan kemampuan tinggi, bahkan tidak memerlukan OIS atau kamera dengan image stabilizer.
Kita membayangkan teknologi AI dan software yang tepat ini akan menjadikan ke depan, kamera-kamera smartphone mid-end atau low-end dengan single camera sekalipun akan memiliki hasil foto yang sangat baik.
– AI untuk Bokeh dan Manipulasi Video.
Mengapa kehadiran AI dengan kemampuan komputasi yang baik menjadi penting di smartphone? Karena AI akan menjadi tenaga baru bagi kemajuan fitur-fitur smartphone.
Sekarang ini tingkat penggunaan smartphone sangat meningkat, banyak menggantikan kebiasaan orang yang dulunya menggunakan berbagai platform yang kini tergantikan cukup dengan smartphone.
Hiburan seperti acara televisi, game, alat pemutar lagu, dengan cepat digantikan oleh smartphone. Update berita, surat, media sosial, koneksi, transaksi keuangan, dengan cepat tergantikan oleh smartphone sekarang ini.
Untuk kehidupan kota modern, sekarang ini hampir lebih sulit jika kita tidak memiliki smartphone.
Satu hal yang cepat tergantikan oleh smartphone adalah pocket camera. Kualitas hasil kamera-kamera smartphone sekarang bahkan banyak melebihi hasil kamera poket. Dengan kehadiran platform seperti Youtube, Instagram Story, Facebook Story, Snapchat, dan lain sebagainya yang mendukung video, tuntutan kamera pada smartphone tidak hanya hasil foto yang baik, tetapi juga hasil video yang bagus.
Sebuah perusahaan developer bernama Nalbi, menggunakan kemampuan komputasi AI yang kencang di chipset Qualcomm, mendemonstrasikan bagaimana dalam video broadcast, gambar yang bergerak, kita bisa mengganti warna rambut, dari pirang menjadi merah, coklat , lebih gelap dan sebagainya, dan benar terlihat natural rambut tersebut bergerak sesuai dengan gerakan kepala dan perubahan cahaya yang memantul ke rambut tersebut. Semua terlihat asli.
Ini tentus saja komputasi yang berat, tetapi jika dikatakan resolusi video yang bisa dimanipulasi bukan sekedar video dengan ukuran kecil, bahkan video dengan kualitas 4K 60 FPS, maka kita menyadari betapa smartphone sudah mencapai tahap komputasi memanipulasi gambar ke era yang baru.
Bayangkan kalau penggantian warna rambut itu menjadi iklan web di salon, atau pewarna rambut, para calon pembeli bisa langsung melihat hasil aslinya semirip mungkin sebelum benar-benar menggantinya.
Atau bayangkan kalau aplikasi berbasis AI ini diadaptasi oleh penjual pakaian online, para customer yang biasanya separuh menebak apakah baju yang mereka beli online akan cocok digunakan mereka, sekarang bisa mencobanya langsung secara virtual.
Pada sebuah demo di acara yang sama, smartphone dengan chipset yang baru ini digunakan untuk memindai atau men-scan sebuah ruangan kecil yang mempresentasikan kamar kita dengan kamera dan AI, untuk mengetahui kondisi 3 dimensinya. Kemudian kita memilih aplikasi berbasis AI dengan background yang baru, misal di Niagara atau bahkan dalam set film Fantastic Beast. Kemudian kamera selfie dijalankan, kita bergerak memutar badan, seperti sedang melakukan vlogging, tetapi dengan background bukan lagi kamar, melainkan seolah-olah berada di set film atau Niagara. Impresif.
Nalbi juga mengembangkan foto bokeh dari foto biasa. Sementara ini kita mengenal kemampuan smartphone dual camera terutama untuk mendapatkan efek background blur seperti kamera DSLR.
Nalbi dengan algoritma AI, membuat sebuah foto biasa untuk bisa dikenali setiap objek, latar belakang dan kedalamannya, kemudian kita tinggal men-tap objek mana yang ingin fokus, maka bagian lain akan dibuat blur seolah-olah hasil foto menggunakan kamera DSLR. Bahkan tingkatan objek fokus ini bukan hanya bagian depan dan belakang, ketika ada objek diantar keduanya, hasil foto bisa melakukan fokus ke objek yang ditengah.
Penutup
Masih banyak kemampuan AI untuk berbagai bidang lain yang didemokan, dan ke depan akan semakin membuat smartphone menjadi lebih powerful dengan berbagai fitur baru yang dulu tidak terpikirkan, sebelum era kecerdasan buatan masuk dalam sebuah smartphone.
Tahun 2019 akan menjadi tahun yang menarik untuk smartphone-smartphone baru yang berorientasi dengan kemampuan AI yang baru, yang tidak hanya akan dimiliki oleh smartphone mahal kelas atas, tetapi juga mid-range dan low-end.
Kecerdasan buatan makin membuat smartphone tidak harus bergantung kepada hardware yang hebat, AI akan membuat banyak terobosan dan simplifikasi dari penggunaan hardware dan proses yang dulunya sangat rumit.