Realme GT Neo2 in-depth review
Apa arti sebuah nama?
Pertama melihat realme GT Neo 2 dengan warna neo green, kemungkinan besar kita akan tertarik, karena warnanya catchy, warna yang jarang digunakan sebagai warna smartphone. Warna yang “ngejreng”, seperti stabilo highlighter, dengan garis hitam memanjang, membelah warna.
Kemudian kita mungkin bertanya tentang penamaanya, yg sekarang menjadi series model brand realme, GT series. Apa maksudnya ?
Nama itu personifikasi yang diharapkan dari sifat, kemampuan, karakteristik pemiliknya. Demikian juga realme GT.
GT sendiri kemungkinan besar diambil dari Grand Tourismo, Grand Tourer, Grand Touring, personifikasi dari tipe mobil hasil perpaduan mobil sport yang kencang, tetapi juga luxury atau mewah.
Ada 4 kriteria untuk menjadi GT, pertama mesinnya harus besar atau bertenaga, nyaman digunakan, jeroan yang bagus, dan desain yang keren.
Dikatakan juga GT ini harus memiliki endurance saat dipacu dalam kecepatan tinggi.
Personifikasi GT di realme GT Neo 2 ini dari sisi desain terlihat terinspirasi dari mobil Ford Mustang Shelby GT500 warna lime green, dengan racing stripe yang membelah mobil dari depan hingga belakang.
Realme GT Neo 2 ini ingin seperti mobil legendaris ini, desain keren dengan warna khas, lengkap dengan racing stripe, SoC yang gahar, nyaman digunakan, dan bisa bertahan lama.
Dalam review ini kita akan coba lihat bagaimana usaha realme mewujudkannya, dan apakah benar tercapai menjadi personifikasi nama GT.
Performa
Seperti Ford dengan mesin gahar, realme menempatkan SoC Snapdragon 870 sebagai dapur pacunya.
Snapdragon 870 ini memang secara kebaruan arsitektur, 1 step di bawah Snapdragon 888, tetapi performanya tidak ada lelet-leletnya.
Snapdragon 870 ini bisa dikatakan overclocked Snapdragon 865+, atau kadang diberi kode tidak resmi Snapdragon 865++ dengan dua tanda plus.
Snapdragon 870 ini octacore processor dibagi dalam 3 cluster
1 inti Cortex-A77 @3.2GHz
3 inti Cortex-A77 @2.42GHz
4 inti Cortex-A55 @1.8GHz
Dibanding Snapdragon 865, Snapdragon 870 ini clock speed cluster pertamanya lompat kecepatannya dari 2.84GHz ke 3.2GHz. Juga grafis prosesornya atau GPU, dari Adreno 650 587MHz, ke 670MHz.
Kecepatan Clock CPU mobile di atas 3GHz sering menjadi concern, seolah-olah 3GHZ itu patokan tertinggi, selama ini jarang kecepatan CPU melampaui batasan imajiner tersebut di CPU mobile.
Dengan naiknya clock speed CPU utama di Snapdragon 870 ke 3.2GHz, concern utama adalah panas yang dihasilkan akan meningkat sekaligus lebih besarnya daya digunakan. Demikian juga dengan GPU yang naik kecepatannya.
Realme GT Neo 2 dilengkapi RAM berlimpah dengan adanya RAM expansion, yang menggunakan sebagian kecil storage sebagai virtual RAM.
Device test ini memiliki RAM 12GB LPDDR4x, yang bisa ditambah RAM expansion 3GB, 5GB, bahkan 7GB dalam pengaturan. Jadi bisa dikatakan RAM nya 12GB + 7GB.
Untuk Internal Storage sudah UFS 3.1 dengan besaran 256GB, tidak ada slot memory card.
Hasil benchmark AnTuTua 725.688, ini skor yang mirip dengan sebagian device dengan Snapdragon 888, dan dibagian skor GPU di angka 240rb an, memperlihatkan kinerja untuk bermain gamenya tidak akan terkendala melahap game-game berat.
Dengan clock speed 3.2GHz di cluster pertama, Snapdragon 870 menunjukkan hasil single core yang bagus, dalam benchmark Geekbench 5.
Tetapi harus diakui dalam multi core, karena perbedaan arsitektur dengan Snapdragon 888 angkanya masih di bawah 3000 an, skor yang biasanya didapat oleh Snapdragon 888.
Realme memiliki satu fitur yang dinamai GT mode, fitur ini bisa diakses dengan cepat di dropdown menu. Dengan mengaktifkan GT mode yang sekarang sudah versi 2.0, chipset akan bekerja lebih optimal, biasanya beban pekerjaan akan banyak di-handle oleh cluster yang lebih cepat. Tentu saja GT mode ini akan memakan lebih banyak daya, karena kita mendapat kecepatan yang lebih, seperti turbo pada mobil. Biasanya fitur ini ditujukan untuk bermain game yang lebih lancar.
Saat diaktifkan GT mode ini akan mengoptimalkan kinerja CPU, menaikkan touch sampling rate, menaikkan refresh rate layar ke 120Hz, sekaligus mengoptimalkan resolusi layar.
Stainless Steel Vapor Cooling Plus
Realme GT Neo 2, berhasil melewati serangkaian test dengan lancar, dengan suhu terjaga, tidak pernah overheat.
Bermain game berat seperti PUBG sampai chicken dinner sekalipun tidak ada panas-panasnya, hanya sedikit hangat.
Realme mengatakan dengan bangga device ini menggunakan 8 layer material penyebar dan pelepas panas. Saya sangat tertarik bagaimana vendor mencoba mengatasi panas yang dihasilkan device dari chipset, dan penghasil panas lain seperti chip fast charging, dan peralatan network.
Semakin ngebut chipset, semakin powerful untuk gaming, maka efeknya panas yang dihasilkan akan semakin tinggi karena penggunaan daya, dan panas cari chipset ini cenderung naik setiap ganti generasi.
Ketika chipset terlalu panas, maka akan throttling, atau menurunkan kecepatannya, sehingga FPS game tidak cepat lagi, stutter, atau lag.
Jadi perlu banget device flagship itu mendesain bagaimana panas segera bisa dibuang dan chipset tetap dingin untuk performa yang terus optimal.
Antisipasi panas ini bisa dengan berbagai material, yang umum graphite sheet yang biasanya lapisan seperti plastik berwarna hitam, graphene sheet, sama dengan graphite tapi biasanya berwarna abu, thermal gel, dan vapor chamber, pendingin dengan liquid.
Realme menamakan 8 lapisan penghilang panas ini dengan nama Stainless Steel Vapor Cooling Plus.
Mendengar namanya ada 2 pertanyaan menggantung di benak saya.
Pertama mengapa realme menggunakan material Stainless Steel, karena secara penyerap panas, stainless ini masih di bawah copper atau tembaga, bahan yang lebih umum digunakan.
Kedua, jika namanya Stainless Vapor Cooling Plus, vapor cooling sendiri berarti ada cairan pendingin atau liquid. Ini dimana pendingin liquidnya?
Walaupun sulit mencari keterangan ini, ternyata begini penjelasannya.
Kita menjawab dulu pertanyaan kedua, liquid cooling atau cairannya ada di dalam bagian stainless steel.
Ini seperti vapor cooling yang banyak digunakan smartphone, yang ada tonjolan-tonjolan “bentol” nya, dan didalamnya ada cairan untuk pendingin yang menguap saat terkena panas, mengembun, dan turun lagi menjadi cairan dan mendinginkan lagi, tetapi umumnya bahannya copper atau tembaga.
Jadi benar realme menamakannya Stainless Vapor Cooling.
Kenapa realme memilih Stainless Steel, bukan tembaga? Karena rigiditas dan kekuatan.
Tembaga itu terlalu lembek, mudah sekali tertekan, dan berubah bentuk. Saat tertekan, bend, misal saat perakitan, saat service, bisa saja perubahan bentuk ine menjadikan fungsi liquid coolingnya tidak lagi optimal atau mungkin tidak berfungsi.
Kalau kita lihat mereka yang melakukan teardown, atau video Youtube membongkar smartphone, saat mengangkat liquid cooling tembaga, maka hampir dipastikan tidak bisa dipasang lagi, karena sudah bend atau berubah bentuk.
Walau penyerapan panasnya tidak sebaik tembaga, tetapi selain rigiditas atau kekakuan, Stainless Steel juga bagus untuk mentransfer panas dari bagian yang berbeda suhu, ke bagian lain. Untuk mengantisipasi kekurangannya dibanding tembaga, realme membuat penampang stainless steel vapor cooling ini lebih besar, hingga 4129 mm2. Langkah yang bagus.
Hal yang juga krusial untuk segera membuang panas, dilakukan di desain realme GT Neo 2 ini, dari bagian paling awal, yaitu chipset. Panas dari chipset segera di transfer dengan bantuan thermal gel yang terbuat dari campuran diamond atau berlian.
Berlian ini adalah material dengan konduktivitas tertinggi yang ada di alam dengan kemampuan 5x lebih baik dari tembaga.
Semakin cepat panas disebarkan, semakin suhu chipset yang panas karena beban kerja bisa bertahan tidak menumpuk panas.
Banyaknya layer pembuang panas, dan ukuran totalnya hingga 17.932 mm2 memang berhasil membuat realme GT Neo 2 ini sanggup mengatasi panas.
Dalam percobaan benchmark 3D Mark Wild Life Stress Test yang memacu chipset bekerja berat looping 20x yang sering bisa memperlihatkan device throttling, bahkan overheat , realme GT Neo 2 ini bisa melewatinya dengan santai.
Suhu tertinggi saat diukur dengan laser thermometer 43 derajat celcius, suhu yang tidak panas untuk ukuran chipset flagship, karena biasanya bisa memacu chipset hingga 49 darajat bahkan di atas 50 derajat.
Hasil test selama 20x loop, juga memperlihatkan skor yang stabil, dengan skor terbaik 4194 dan skor terburuk 4177, perbedaan yang sangat kecil dengan stability 99.6%
Jadi memang bisa dikatakan desain pendingin dari realme GT Neo 2 ini bisa dikatakan bagus dan berhasil mengantisipasi panas.
Layar
Sebagai bagian dari flagship, layar 6.62 inci realme GT Neo2 sudah menggunakan panel AMOLED dengan kalibrasi color gamut 100% DCI- P3. Ini kalibrasi sesuai warna-warna cinema. Dilengkapi juga dengan kemampuan HDR10+ dan refresh rate 120Hz untuk pergerakan yang lebih cepat dan halus.
Fingerprint sensor optical juga terletak di bawah layar OLED nya.
Kemampuan HDR10+ ini didapat dari kecerahan layar yang tinggi, pada peak brightness realme GT Neo 2 bisa mencapai kecerahan 1300nits. Juga rasio kontras yang tinggi 5jt:1, kecerahan dan kontras ini menjadi syarat untuk layar smartphone bisa mencapai sertifikasi HDR10+
Layar adalah bagian penting dari device dimana menjadi bagian yang paling sering kita tatap.
Kemudian sekarang ini kita banyak menikmati juga konten-konten hiburan di layar smartphone, seperti menonton video streaming, seperti Netflix, Disney, dll.
Film-film di Netflix sekarang banyak yang sudah HDR. Kalau dulu baru sebagian seperti film-film dokumenter dunia fauna, sekarang hampir semua film barunya sudah HDR dari film ber-genre action, film seri, hingga kartun sekalipun.
Pilihan layar dengan HDR10+ bisa membantu menampilkan bagaimana gambar dan warna sesuai dengan apa yang diinginkan pembuat film untuk kita saksikan.
Kenikmatan menonton di layar smartphone realme GT Neo 2, selain sudah mendukung HDR10+, juga didukung dual speaker yang sudah di drive oleh Dolby Atmos. Dolby Atmos ini seperti 3D sound, kita bisa mendapat pengalaman mendengarkan suara seperti kondisi film yang sedang diputar, seperti suara yang jauh, bergerak dari kiri ke kanan, bisikan, dll, sehingga terasa kita berada di dalam film.
Walaupun sudah mendukung hi-res Audio, realme GT Neo2, sudah tidak mendukung jack audio analog 3.5mm, dan tidak disertakan earphone di dalam dusnya. Jadi memang pengguna di dorong untuk move on ke TWS nirkabel.
Demikian juga konten game akan bergerak ke arah HDR, untuk gambar2 yang lebih hidup. Jadi bermain game yang asik itu bukan sekedar kencangnya saja prosesor, tetapi gambar yang terlihat lebih real. Selain refresh rate 120Hz, realme GT Neo 2 juga sudah memiliki touch sampling rate 600Hz.
Semakin tinggi touch sampling rate, semakin cepat eksekusi dilakukan dari saat jari menekan tombol, misal saat bermain game. Dengan angka 600Hz berarti dalam 1 detik ada 600x kesempatan untuk layar menerima input.
Tetapi harus diperhatikan juga, bukan berarti touch sampling rate 600Hz ini akan jalan setiap waktu, tetapi memerlukan juga aplikasi yang mendukungnya, biasanya game. Jadi ketika gamenya mendukung touch sampling rate setinggi ini, baru bisa kita rasakan secara optimal.
5G dan WiFi6
Realme GT Neo 2 sudah mendukung network 5G. Untuk fix broadband juga sudah mendukung WiFi 6.
Jaringan 5G di negara kita memang agak lambat berkembang, masih sangat sedikit area yang tercover. Tetapi setidaknya saat 5G menjadi lebih luas, realme Gt Neo 2 ini sudah siap digunakan. Tetapi ada yang perlu diperhatikan dengan dukungan band nya bagi pengguna operator Telkomsel. Ini band 5G yang didukung realme GT Neo 2:
5G NR:
SA:N41(2515-2675MHZ)/N78/N1/N3/N5/N8/N28A)
NSA:N41(2515-2675MHZ)/N77/N78
Telkomsel sendiri sekarang ini berjalan di NSA band N40 2300MHz. Jadi tidak didukung oleh realme GT Neo 2 5G ini.
Untuk slot SIM card bisa dimasukkan 2 kartu SIM, tetapi tidak memiliki fitur untuk eSIM.
Sebentar lagi dukungan WiFi 6 akan lebih banyak, walau fix broadband nya mungkin belum menyentuh kecepatan maksimum 9.6Gbps seperti yang sanggup di deliver WiFi 6.
Tetapi banyak keuntungan dari WiFi 6, jika kita gunakan, misal dengan mengganti router di rumah yang sudah mendukung WiFi 6, bisa didapatkan, seperti data yang lebih cepat, jarak jangkauan yang lebih jauh, multiple device yang lebih banyak untuk bisa terhubung, dll.
Ini salah duanya berkat kemampuam MU-MIMO dan OFDMA yang ada di WiFi 6.
Kemampuan koneksi WiFi 6 ini akan membantu kita bermain game dengan koneksi yang lebih stabil, dan mungkin saja lebih cepat dari batas upto yang kita pilih saat berlangganan fix broadband.
Yang kurang walau tidak krusial dengan WiFi6 di realme ini, logo gelombang WiFi nya tidak ada angka 6 kecil yang biasa ada di brand lain untuk membedakan koneksi dengan WiFi sebelumnya. Mungkin di next update realme bisa mengganti logo icon WiFi nya saat koneksi dengan router WiFI 6 nya agar terlihat lebih keren dan kebaruan saja:-)
Baterai dan Fast Charging
Realme GT Neo 2 memiliki kapasitas baterai 5000mAh. Baterai di dalamnya terdiri dari 2 buah baterai bersebelahan, masing-masing 2500mAh. Ini cara yang umum digunakan pabrikan smartphone untuk bisa mengisi baterai dengan cepat, karena sekali mengisi langsung ke kedua baterai dan akan lebih cepat penuh karena kapasitasnya “hanya” 2500 mAh.
Sama seperti kita membutuhkan 500 liter air yang diisi dari sungai, tetapi biar cepat kita mengisinya ke dua ember masing-masing 250 liter.
Charging yang disertakan sangat besar dayanya, 65W, realme menyebutnya SuperDart Charge. Secara hitungan lab, mengisi penuh baterai ini hanya butuh waktu 36 menit.
Baterai 5000 mAh ini cukup irit di realme GT Neo 2, cukuplah rata-rata untuk seharian.
Kamera
Ada 3 bh kamera utama di bagian belakang realme GT Neo 2
64 MP kamera utama wide f/1.8
8 MP kamera ultra-wide f/2.3
2 MP kamera super Macro
Dan untuk kamera Selfie 16 MP f/2.35
Untuk di area yang terang, seperti di bawah sinar matahari, kamera realme GT Neo 2 bisa menghasilkan gambar dengan detail yang cukup, bahkan bagi mereka yang suka dengan warna-warna yang matang, pop up, cukup dengan mengaktifkan AI yang akan menilai scene dan mengatur pewarnaan.
HDR nya cukup baik, walau masih perlu ditingkatkan saat kondisi nya menghadap backlight yang sangat terang.
Walau tidak punya lensa telephoto, realme mengandalkan kamera 64MP nya untuk bisa mencapai pembesaran 5x secara digital, dan hasilnya di bawah cahaya terang masih terlihat detail dan cukup bagus.
Kamera makro 2 MP nya, lumayan untuk mendapat foto lebih detail
Foto malam harinya dengan menggunakan mode night juga terlihat terang dan terjaga noisenya. Sedikit berlebih terlihat dari finishing sharpening-nya yang cukup kentara, berusaha membuat objek lebih detail.
Ultra-wide kamera juga support untuk foto dengan mode night ini, dan hasilnya juga baik
Di bawah penerangan lampu standar di dalam ruangan, agak sulit menangkap gambar objek yang bergerak, misalnya anjing piaraan, mudah kabur gambarnya. Piaraan benar harus diam untuk mendapatkan gambar dengan detail yang cukup dan jelas.
Tapi di bawah penerangan lampu, objek diam bisa ditangkap dengan detail yang cukup baik.
Secara keseluruhan kamera utama realme GT Neo 2 bisa dikatakan hasilnya baik, tetapi belum cukup untuk dikatakan kameranya kelas flagship. Realme masih harus berbenah di sektor kamera ini, baik dari sisi hardware dan tuning software. Mungkin nanti ketika ada update sektor kamera ini juga mengalami peningkatan.
Untuk kamera selfie hasilnya baik, dengan beautifikasi standar yang cukup kuat untuk memperhalus wajah. Ukuran kamera 16 MP kamera selfie ini juga cukup untuk menangkap detail wajah, dan sudah support bokeh atau background blur.
Foto Potrait dengan kamera belakang juga hasilnya bagus, untuk mengenali objek manusia dan fokus pada objek.
Closing
Dengan harga 6.5 jt yang biasanya harga untuk upper mid-range smartphone, bisa dikatakan realme GT Neo 2 ini memiliki banyak kelebihan yang menarik untuk dimiliki
Chipsetnya bagus kelas flagship, dan terbukti pendingin 8 layer yang dirancang realme, sanggup mengatasi panas yang dihasilkan, sehingga untuk mereka pemain game avid atau multitasker, dapat menjalankan aplikasi yang mereka butuhkan dengan lancar, dan terbantu dengan RAM besar termasuk expansion virtual RAM.
Mereka yang mengejar unit untuk banyak menikmati hiburan di dalamnya juga bisa cocok dengan dengan device ini, dengan koneksi yg sudah mendukung 5G, WiFi6, layar AMOLED terkalibrasi, dukungan HDR10+ dan dual speaker dengan Dolby Atmos.
Baterai dengan kapasitas yang cukup dan charging yang sangat cepat, merupakan bonus yang membuat device ini semakin menarik, untuk mereka yang sangat bergantung dengan smartphone setiap hari untuk melakukan aktivitas.
Untuk mereka yang berjiwa muda, tampilan dengan warna neo green, dengan kilap yang berbeda dengan 7 multi-layer, tahan gores dan sidik jari, bisa menjadi pilihan untuk terlihat berbeda.
Bagi mereka yang lebih low-profile bisa mengambil warna neo blue yang lebih umum.
Tetapi sebagai pelindung tambahan, di dalam kotaknya sudah disediakan silicone case warna abu, yang melindungi body, layar, sekaligus kamera. Warna casenya ini saya suka, bukan bening, karena warna bening pasti menguning setelah dipakai lama atau mudah butek. Case ini tidak mudah lepas dan sepertinya bisa digunakan sangat lama untuk mereka yang berhati-hati dengan devicenya.
Sebagai penutup, saya bisa mengatakan device realme GT Neo 2 ini menarik dari tampilan, kinerja, charging yang cepat, dan harga yang tidak mahal untuk kelas flagship.
Sangat mudah merekomendasikan device ini sebagai pilihan bagi mereka yang ingin mencoba device flagship dengan harga terjangkau.
Semakin menarik melihat sepak terjang realme, kita nantikan flagship mereka berikutnya.