Mengapa Layar Smartphone sekarang ber-Poni / Notch

*Cat: Sebagian besar isi artikel ini pernah ditulis oleh saya untuk Majalah Intisari  2 bulan lalu.

Dunia smartphone senantiasa memberikan kejutan-kejutan baru dari banyak sisi. Terkadang lompatan baru teknologi, terkadang karena desain yang baru dan berbeda. Desain atau tampilan smartphone menjadi menarik, karena ruang geraknya seolah-olah sempit, hanya bentuk kotak yang ukurannya cenderung standar, tetapi senantiasa dituntut berbeda dan memiliki ciri khas dari setiap brand.

Beberapa tahun yang lalu jika kita menengok ke belakang, sebelum ponsel  pintar dengan OS android meraja, eksplorasi  bentuk desain ponsel malah lebih kaya. Ada ponsel dengan keypad melingkar, ada ponsel berbentuk kotak bujur sangkar, ada ponsel dengan orientasi game dengan bentuk seperti console game controller, ponsel lipat, bahkan ponsel yang dikenal berbentuk seperti pisang.

Jadi sekarang ini, walau perkembangan smartphone semakin masif, tetapi secara desain banyak batasan-batasan yang baku, terutama karena dukungan OS. Sedikit saja perubahan bisa menjadi trend atau pembeda, dan pembeda ini bisa diterima dengan mudah atau malah melahirkan serangkaian tanda tanya. Perubahan yang paling ramai pada desain sekarang karena kehadiran notch, atau sering disebut poni, seperti yang diperkenalakan oleh Apple lewat kehadiran iPhone X.

Notch, atau dalam terjemahan Indonesianya disebut takik, terjemahan yang sepertinya agak kurang tepat, adalah hadirnya sebagian bar kecil hitam pada layar, seperti poni pada rambut yang menutup sebagian dahi. Banyak komentar menentang desain baru ini saat dihadirkan, tetapi banyak juga yang menyukai desainnya, apalagi dipopulerkan oleh Apple. Selama ini pada smartphone biasanya hanya ada 2 brand sebagai acuan desain, Apple dan Samsung.

Parodi Samsung tentang Poni Notch iPhoneX

Sampai saat ini, smarphone kita senantiasa memiliki bezel, atau bingkai pada bagian layar. Bezel ini sering dipisahkan bagian atas dan bawah, dan kanan-kiri. Teknologi layar yang baru dengan cepat bisa membuat bezel bagian kiri dan kanan semakin kecil. Dahulu smartphone membutuhkan bezel kiri dan kanan ini karena pada bagian ini terdapat “kabel-kabel” penyambung antara touch screen dengan layar. Teknologi layar yang baru bisa menyatukan touch screen dengan layar, sehingga tidak diperlukan “kabel-kabel” penghubung antara layar dengan touch screen, sehingga bezel kiri dan kanan bisa sangat tipis.

Dulu Touch Screen adalah bagian terpisah dengan Layar sehingga Bezel kiri-kanan tebal

Dahulu layar smartphone dibuat dari bahan kaca, sekarang ini layar AMOLED sudah bisa dibuat dari bahan plastik, lentur dan sangat tipis. Oleh sebab itu untuk menghilangkan batas bezel kiri dan kanan, smartphone Samsung menghadirkan layar lengkung di kedua sisi.

Tidak cukup sampai menghilangkan bezel kiri dan kanan, pertarungan antar vendor untuk menampilkan smartphone impian yang seluruhnya terdiri dari layar, sekarang menyasar untuk mengecilkan bezel atas dan bawah juga. LG dan Samsung memulainya dengan layar rasio baru 18:9, layar yang lebih memanjang dan bezel bagian atas dan bawah yang semakin kecil. Tujuannya mendapatkan ukuran layar yang semakin besar, tetapi dengan dimensi keseluruhan smartphone tetap nyaman digenggam.

Galaxy S8 dengan layar lengkung dan bezel atas dan bawah yang kecil

Smartphone-smartphone modern sekarang bisa memiliki ukuran layar 6 inci, tetapi dengan keseluruhan body smartphone  malah lebih kecil dari smartphone 5,5 inci sebelumnya. Hal ini dilakukan karena banyak konsumen semakin demanding dengan smartphone berlayar besar, tetapi tidak menginginkan ukuran smartphone membesar secara signifikan, dan salah satu cara terbaik adalah membuat screen to body ratio smartphone semakin besar. Ini bukan pekerjaan mudah, karena setelah berhasil membuat bezel di kiri dan kanan mengecil signifikan, sekarang harus mengecilkan juga bezel di atas dan di bawah dan urusannya sekarang bukan hanya teknologi layar.

Mengapa kita tidak bisa langsung menghilangkan bezel di atas atau di bawah? Karena pada bagian bezel di atas dan di bawah terdapat banyak komponen smartphone yang kita butuhkan, misalnya kalau kita perhatikan saja pada bezel atas, biasanya terdapat kamera depan, yang sekarang sudah tidak mungkin dihilangkan karena sangat dibutuhkan dengan kehadiran kebudayaan selfie atau wefie. Bahkan sekarang smartphone yang dikhususkan untuk selfie tidak cukup dengan satu lensa, dan kita menemui banyak smartphone dilengkapi dual camera depan.

Banyak Sensor dan Parts ditempatkan pada Bezel Atas

Selain itu ada speaker untuk kita mendengarkan lawan bicara saat bertelepon, ada light sensor, untuk mengukur kecerahan atau ambien penerangan disekitar smartphone, supaya smartphone bisa menyesuaikan kecerahan layar, misal pada ruang temaram, kecerahan layar juga semakin redup agar mata tidak silau, atau semakin terang ketika di bawah matahari agar layar tetap mudah dibaca. Biasanya di sebelah light sensor, masih ada lagi sensor proximity, sensor ini berguna untuk mengetahui saat telepon didekatkan ke kuping saat berkomunikasi, sehingga layar bisa dimatikan untuk menghemat daya, atau mengetahui smartphone sedang berada di dalam saku atau tas, untuk mematikan sentuhan layar atau membuat smartphone lebih cepat mamasuki fase standby dan mematikan aplikasi yang berjalan di background demi menghemat daya.

Smartphone hi-end modern bahkan melengkapi bezel depan dengan lebih banyak kelengkapan, misalnya kamera untuk iris scanner sebagai pelengkap keamanan biometrik, infra red untuk membantu membaca iris mata, atau kamera tambahan untuk membantu pengenalan wajah yang lebih baik.

Dengan banyaknya perlengkapan yang ada di bezel bagian atas, berarti membuat bezel mengecil bukan urusan mudah , karena harus mencari alternatif bagaimana cara meletakkan berbagai sensor, kamera depan, dan speaker, sementara konsumen tetap demanding dengan smartphone yang hampir keseluruhan bagian depannya adalah layar. Kemampuan membuat smartphone dengan screen to body ratio yang paling besar sepertinya menjadi kebanggaan tersendiri.

Xiaomi Mi Mix

Xiaomi dan Sharp mencoba mengecilkan bezel atas ini. Bahkan Xiaomi untuk menghilangkan speaker kuping menggantikannya dengan teknologi induksi getaran lewat ceramic piezoelectric yang membuat layar bergetar dan menghasilkan suara pada Xiaomi Mi Mix. Xiaomi memindahkan kamera depan ke bagian dagu, tetapi repotnya smartphone harus diputar ke atas saat melakukan selfie.

Essential Phone dengan Notch Camera

Bapak pencipta Android, Andy Rubin, kemudian hadir dengan ide notch pertama, sebelum iPhone X diperkenalkan. Pada layar smartphone yang diberi nama Essential, memiliki layar tanpa bezel di bagian atas, tetap ada notch sebesar ukuran kamera depan. Tetapi ide ini tidak begitu menarik banyak perhatian, sampai iPhone X diperlihatkan dengan notch yang lebih lebar dan nyata. Makanya banyak orang mengira bahwa ide notch ini dimulai dari Apple, padahal 4 bulan sebelumnya, smartphone Essential lebih dahulu diperkenalkan. Apakah Apple meniru atau mendapat ide dari smartphone Essential? Sepertinya tidak, waktu 4 bulan tidak cukup untuk sebuah pengembangan yang berbeda, apalagi di bagian notch pada iPhone X terdapat banyak perangkat dengan teknologi baru.

Walau dalam bentuk desain notch ada pendapat yang pro kontra, sebenarnya notch ini adalah salah satu langkah menuju smartphone yang keseluruhannya layar, seperti yang banyak diharapkan orang. Selain optimal dalam memaksimalkan ukuran layar dan keseluruhan body smartphone yg tetap kompak, smartphone dengan screen to body ratio yg besar terlihat lebih futuristik. Butuh desain penempatan part di dalam smartphone yang lebih kompak dan baik supaya sisa ruang yang ada bisa digunakan untuk layar.

Tidak bisa dihindari, walau kehadiran notch poni ini menuai pro dan kontra, tetapi desain ini sekarang banyak ditiru smartphone Android. Ada yang menempatkan kebutuhan akan notch memang sesuai fungsinya, ada yang membuat hanya sebagai tiruan desain. Smartphone seperti Huawei P20 Pro yang baru, membuat notch yang lebih kecil dan menempatkan speaker kuping sekaligus stereo speaker dan kamera depan di sana, tetapi tetap memiliki bezel dagu dimana fingerprint sensor masih berada di datasnya. Huawei juga menyadari keberadaan notch ini bisa menuai pro dan kontra, dan memberikan pilihan untuk menyamarkan keberadaan notch, dengan menambahkan bar hitam di kiri dan kanan yang membuat notch menyatu menjadi bezel bagian atas. Tercatat Asus, LG, Vivo, Oneplus, Oppo, dan banyak brand lagi akan mengikuti bahasa desain ini, menampilkan poni pada layar mereka.

Trend Smartphone dengan Notch

Secara teknologi dan desain, penempatan notch pada iPhone X merupakan salah satu yang terbaik, karena Apple berhasil juga menghilangkan bezel pada bagian dagu. Sementara ini brand lain yang menyediakan poni atau notch, cenderung masih memiliki ketebalan bezel di bagian bawah atau dagu. Bezel di bagian dagu dibutuhkan, selain sebelumnya banyak diperuntukkan untuk menempatkan tombol navigasi seperti home, recent apps, dan back, yang sekarang sudah banyak dipindah ke layar, juga banyak diperuntukkan sebagai tempat sensor biometrik jari atau fingerprint sensor. Ketika fingerprint sensor ini sudah bisa dipindah ke belakang atau tempat yang lain seperti di bawah layar, keberadaan dagu tetap dibutuhkan, karena menjadi tempat untuk driver layar atau screen controller.

Cara iPhone X mengakali agar bezel dagu kecil

iPhone X bisa menghilangkan bagian dagu ini karena teknologi layar AMOLED yang sudah bisa dibuat tipis pada bahan plastik, bisa dilengkungkan ke bagian belakang, dan menempatkan screen controllernya di bagian belakang layar, bukan di bawah layar lagi. Cara ini selain harus menggunakan layar tipe AMOLED yang lebih mahal dari layar LCD biasa, juga berarti harus “membuang” sebagian display untuk dilengkungkan ke bagian belakang, cara yang sepertinya sekarang ini masih sulit diikuti vendor smartphone lain, karena selain membutuhkan engineering tingkat lanjut, juga harus diperhitungkan biaya tambahan dari layar yg lebih panjang..

Keberadaan notch atau poni pada layar masih akan menjadi trend pada smartphone-smartphone berikutnya, bukan hanya karena kebutuhan akan engineering tingkat lanjut untuk mencapai smartphone dengan keseluruhan bagian depan berupa layar, tetapi juga karena masalah marketing. Sekarang ini trend desain smartphone memang dikuasai dua brand yang juga secara marketshare menjadi nomor paling atas, Samsung dan iPhone. Untuk menghasilkan desain yang stand out dan bisa banyak diterima orang bukan perkara mudah, membutuhkan biaya R&D desain yang mahal.

OnePlus 6

Meniru gaya atau desain yang terbukti sudah bisa diterima banyak orang adalah cara yang paling murah. CEO OnePlus pernah ditanya mengapa bahasa desain produknya berubah dan semakin mirip iPhone, dengan jujur ia mengatakan, sebagai perusahaan yang masih berkembang dan mencoba menjual smartphone dengan harga yang kompetitif di bawah harga smartphone flagship brand global, mereka tidak memiliki dana yang besar untuk membiayai desain. Jadi memilih meniru  desain yang sudah diterima dan dikenal banyak orang menjadi pertimbangan yang logis. Langkah yang sama juga dilakukan brand lain mengenai desain, tujuannya agar mudah diterima oleh masyarakat, dan ini bukan hanya terjadi pada smartphone, tetapi sudah lebih dulu terjadi pada produk lain seperti fashion atau kendaraan, yang melahirkan sebuah trend desain ketika diikuti banyak brand produk.

Melihat ke depan, trend desain notch atau poni ini akan terus ada, kemudian pro dan kontra kemungkinan akan menghilang karena keberadaannya menjadi lebih mudah diterima. Untuk mencapai pengertian mengapa notch ini perlu ada sebagai konsekuensi dari bagian teknologi smartphone yang berkembang pesat,  memang mungkin tidak bisa sampai kepada semua orang, dan sebagian masih akan memandangnya hanya dari sisi desain atau trend. Google sendiri pada OS android terbaru, Android P, memasukkan fitur untuk mengatur notch ini, tujuannya jika smartphone memiliki notch, saat tampilan penuh, bagian dari aplikasi yang muncul tidak tertutup oleh notch. Bahkan kabarnya smartphone dari Google sendiri yang akan datang, Google Pixel 3XL akan mengusung keberadaan poni ini.

Bocoran Render Google Pixel 3XL dengan notch dan Pixel 3

Diperkirakan satu atau dua tahun lagi, trend notch ini juga akan menghilang, karena kemungkinan kita akan mencapai teknologi baru yang sudah memungkinkan kehadiran notch ini dihilangkan dan mencapai desain baru dimana smartphone bisa mendekati 100% layar di bagian depan. Jalan menuju smartphone dengan keseluruhan layar ini sudah mulai ditempuh, misalnya oleh Vivo dengan smartphone konsep Apex, dimana fingerprint sudah dibenamkan di dalam layar, sensor-sensor mepet ke atas, dan kamera depan bisa keluar masuk seperti periskop.

Vivo Apex

Tidak hanya Vivo, dalam waktu dekat kita juga akan melihat smartphone lain berusaha lebih dahulu menampilkan smartphone dengan hampir keseluruhannya layar, kabarnya dalam waktu dekat ini Lenovo juga akan mengusung smartphone yang mendekati hampir keseluruhannya layar.

Upcoming Lenovo Z5 – concept render

Menarik melihat banyak vendor smartphone berlomba-lomba membuat smartphone dengan bezel yang semakin menghilang, karena akan dianggap sebagai pencapaian penting dan kebanggaan tersendiri dalam ajang pamer teknologi vendor tersebut. Persaingan juga memacu untuk konsumen bisa menerima teknologi baru dengan lebih cepat.

Jadi dalam tahun ini, smartphone yang memiliki poni atau notch akan semakin umum, mungkin ada beberapa vendor yang akan tetap bertahan untuk tidak membuatnya, karena sama seperti penerimaan notch ini terbagi di konsumen, apakah setuju atau anti, bagi sebagian desainer smartphone hal ini juga sama, misalnya walaupun Huawei P20 pro menggunakan notch,  tetapi varian Porche Design nya tidak menggunakan notch, karena ditentang oleh desainer dari Porsche Design sendiri yang mengatakan keberadaan notch dalam desain sebagai mengganggu . Sampai sekarang Samsung juga tidak mendekati keberadaan notch ini, malah masih me-mocking Apple dalam iklannya dengan kehadiran poni, entah sampai kapan. Petinggi LG dan Huawei masih berkelit jika ditanya mengapa menghadirkan notch dalam smartphone mereka, apakah karena terinspirasi  iPhone X, mereka mengatakan bahwa mereka sudah memiliki riset yang sama sebelum iPhone mereleasenya.

Huawei Mate RS Porsche Design

Suka atau tidak, keberadaan notch akan menjadi umum sebentar lagi, dari smartphone hi-end hingga mid-end sekalipun, tapi setidaknya jika kita memandang ini sebagai teknologi yang harus ditempuh sebelum kita bisa masuk ke teknologi selanjutnya, layar tanpa bezel, mungkin kita akan bisa menerimanya lebih mudah.

 

5 replies on “Mengapa Layar Smartphone sekarang ber-Poni / Notch”

  1. Apa on

    Artikel nya bagus sih Kak. Tapi cara penyampaian nya agal bertele2 (-,,-). Inti nya Layar Berponi menimbulkan Pro Kontra. Tapi semua kembali lagi ke kebutuhan masing2 masyarakat. Betewe kalo Pandangan saya, Smartphone bagus atau enggak itu di tentukan dari Kinerja nya. Bukan layar nya . Mau HP Full Screen ampe mau 7 – 8 inch kek,,, Tapi Misal nya cuma Dual Core & RAM 1 GB, gak ada guna nya. Maap cuma nimpalin

  2. Hazim Sigit Ardityo on

    Malah bagus desain hp hp android yang terdahulu menurut saya, tampilan nya lebih terlihat seperti hp. Beda sama hp yang sekarang kebanyakan berponi malah jelek tampilan nya, bukanya tak terlihat seperti hp malah terlihat seperti layar monitor agak gimana gitu kalau ngeliat hp yang berponi

  3. Jon on

    Tidak betul kalau iphone melengkungkan layarnya, mereka cuma memposisikan pin secara terbalik, yaitu menghadap ke atas layar.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.