Preview Zenfone 5, Asus Strikes Back

*Artikel ini pernah dimuat untuk Blog BukaLapak, silahkan membacanya lebih lengkap di link ini

Persaingan smartphone memang semakin keras, banyak brand baru bermunculan, banyak brand yang naik daun, dan tidak sedikit brand-brand global malah menyerah. Asus bukan pemain kemarin sore, apalagi namanya berkibar dan dikenal di Indonesia dengan mudah. Tetapi sebagian besar mengenalnya sebagai brand PC / laptop yang tangguh dan menguasai pasar Indonesia. Sebagai pemain smartphone, Asus masih butuh usaha baru untuk berkibar lagi di Indonesia.

Smartphone Asus beberapa tahun lalu sempat membuat heboh pasar smartphone Indonesia, karena menawarkan smartphone dengan harga terjangkau dan spesifikasi yang bagus. Larisnya tidak ketulungan, tapi saat itu memang belum ada penjualan online atau flash sale, jadi tidak sempat masuk kategori barang “ghoib”.

Zenfone 5 awal (2014) yang dipasarkan di Indonesia dan sangat laku

 

Kemudian Asus sempat seperti vakum, sehingga brand-brand dari Tiongkok lebih terdengar gaungnya. Tahun ini Asus berusaha unjuk gigi lagi, mengikuti lagi permainan spesifikasi bagus dan harga yang affordable atau terjangkau, termasuk menawarkan lebih banyak pilihan device untuk banyak segmen konsumen.

Setelah merelease Zenfone Max Pro M1 yang ramai diperbincangkan karena menjadi smartphone dengan spesifikasi menarik dan harga terjangkau untuk head to head dengan brand-brand Tiongkok, ternyata Asus tidak berhenti di sana.

New Asus Zenfone 5 (2018)

 

Kali ini Asus merelease Zenfone 5 (2018), walau sekilas jika hanya melihat spesifikasi prosesornya mirip Zenfone Max Pro M1, tetapi dibanderol dengan harga berlipat. Memang Zenfone 5, walau mengusung prosesor yang sama, berbeda dengan Zenfone Max Pro M1. Banyak kelebihan yang diusungnya yang akan kita lihat lebih detail di sini:

 

Desain dan Layar

Zenfone 5 menjadi smartphone awal Asus yang menggunakan desain dengan notch atau poni. Desain ini memang melahirkan pro dan kontra, karena banyak dikatakan mirip dengan notch pada layar yang dipopulerkan Apple pada iPhone X.

Notch atau Poni pada Zenfone 5

Sebenarnya notch ini bisa dilihat sebagai langkah transisi untuk menuju smartphone yang 100% tanpa bezel dan mendapatkan persentasi screen to body ratio yang lebih baik, hanya saat ini ada beberapa komponen yang belum mudah digantikan penempatannya, seperti kamera depan, light sensor, proximity sensor, speaker depan, dan lain sebagainya, sehingga desain ini diterjemahkan dalam bentuk notch untuk menempatkan perangkat-perangkat tersebut, sementara sisi kiri dan kanan sebelah notch masih bisa dipergunakan untuk perluasan layar.

Kalau diperhatikan bagian bawah layar Zenfone 5 juga masih memiliki “dagu” yang lebih tebal dibanding bezel kiri kanannya. Dagu ini masih dibutuhkan untuk menempatkan driver / controller layar. 

Dagu Zenfone 5 untuk screen driver/controller

 

Desain baru ini memungkinkan layar 6.2 inci Zenfone 5 masuk dalam body yang lebih kompak, yang pada smartphone rasio lama kira-kira hanya berukuran layar 5.5 inci. Screen to body ratio yang diklaim Asus 90%, jadi dari keseluruhan body depan, 90% nya layar, tetapi beberapa perhitungan lain menilainya 83.6%, angka yang tetap bagus karena sebelum ini rata-rata nilai screen to body ratio kebanyakan smartphone masih di bawah 80%.

Dimensi Zenfone 5

 

Layar Zenfone 5 sendiri menggunakan panel IPS LCD, layar dengan rasio memanjang 19:9, dan resolusi FHD+ 2246×1080 yang menghasilkan kerapatan tinggi 402 ppi.

Yang baru dan patut diperhatikan pada display adalah coverage warna nya. Biasanya smartphone mid-end hanya mengandalkan coverage color space NTSC, color space ini luas jangkauan warnanya tetapi tidak akurat untuk standar warna device-device jaman sekarang, karena sudah jarang digunakan. Zenfone 5 sekarang mencakup juga color space DCI-P3, standar warna yang digunakan industri film bioskop. Cakupan warnanya DCI-P3 nya antara 95-100%. Kita berharap dengan hadirnya color space yang sesuai standar baru ini, film-film bioskop yang disaksikan di layar Zenfone 5 akan lebih akurat warnanya seperti saat produser film mengkalibrasi warnanya.

Color Space DCI-P3, Movie

 

Asus juga menyematkan teknologi color temperature, yang memungkinkan layar mengubah warna tampilannya untuk disesuaikan dengan ambien warna pencahayaan sekitar. Misalnya di cafe yang lampu-lampunya kuning, untuk layar menampilkan warna putih yang bisa ditangkap sebagai warna putih oleh mata kita, layar harus mengubah temperatur warnanya agar warna putih tidak terlihat kuning karena pengaruh pencahayaan lampu kuning. Teknologi yang mirip ini digunakan Samsung dengan istilah adaptive display, dan iPhone dengan true tone.

Dengan bantuan kamera depan yang memperhatikan mata atau muka kita, display akan tetap menyala selama muka kita sedang memandang layar, tidak lagi dibatasi waktu sesuai setting.

Layar Zenfone 5 sudah dilindungi kaca gorilla glass 2.5D, dan bodynya terbuat dari aluminium, dengan finishing belakang 8 lapis optical coating sehingga menghasilkan pola khas Asus yang membuat garis-garis cahaya bergerak saat dipantulkan.

Untuk port Zenfone 5 sudah menggunakan USB type C, dilengkapi dual speaker dan SIM tray hybrid.

USB Type-C

 

Performa

Zenfone 5 menggunakan prosesor mid-range yang sedang menanjak kepopulerannya, Snapdragon 636. SoC buatan Qualcomm ini menggunakan 8 inti prosesor, yang seimbang antara kecepatan dan efisiensi daya. Zenfone Max Pro M1 juga menggunakan prosesor yang sama, hanya bedanya pada Zenfone 5, Asus menyertakan AI boost, atau mudahnya turbo mode.

Qualcomm Snapdragon 636, with AI boost

AI boost ini yang diklaim Asus seperti namanya menggunakan artificial intelligence, bisa di nyala matikan dengan mudah lewat quick setting. Saat dinyalakan dalam pengetesan benchmark akan didapat skor yang naik sekitar 15-20%. Sementara ini belum terlihat brand lain memanfaatkan cara ini untuk meningkatkan kinerja prosesor di smartphone mid-end.

AI boost bekerja dengan memanfaatkan maksimal part-part yang mendukung kinerja seperti CPU, GPU, dan Memori untuk bekerja optimal. Misalnya GPU akan digunakan untuk mengakselerasi CPU ketika dibutuhkan.

Rata-rata skor benchmark AnTuTu untuk kinerja Snapdragon 636 berkisaran 115.000 poin. Dengan AI boos ini bisa naik ke 135.000-140.000 poin.

AnTuTu Benchmark SD636 dengan AI Boost

 

AI boost ini saat diaktifkan tentu saja akan memakan daya yang lebih besar dan baterai akan lebih boros, tetapi kemampuan ini seperti kita memiliki kinerja smartphone yang memiliki SoC atau prosesor kelas di atasnya. Dalam hal ini Snapdragon 636 yang digunakan Zenfone 5 mendekati kinerja Snapdragon 660.

Kinerja AI boost ini tidak selalu kita butuhkan, sesekali kita aktifkan saat butuh daya komputasi yang lebih, misalnya untuk bermain game, multitasking aplikasi-aplikasi besar, dan lain sebagainya.

Untuk Indonesia, Zenfone 5 dilengkapi RAM 4 GB LPDDR4X dan internal memory 64 GB yang bisa ditambah eksternal memori yang secara teori hingga 2TB jika tersedia.

Dari sisi software Zenfone 5 menggunakan android OS 8.0 Oreo dengan antarmuka ZenUI 5.

 

Segalanya AI

Sekarang ini memang istilah AI atau artificial intelligence sedang populer. Chip pada smartphone sekarang kebanyakan dilengkapi dengan kemampuan AI, baik lewat chip khusus maupun pemrosesan dalam bagian lain dari SoC. Secara marketing, istilah AI ini memberikan nilai lebih pada smartphone, sehingga smart-nya bisa dilipatgandakan.

Sebagai konsumen sebenarnya kita tidak bisa benar-benar tahu, apakah istilah AI yang banyak digunakan sekarang pada smartphone adalah AI sesungguhnya, atau lebih bertitik berat ke arah marketing saja.

Asus lewat Zenfone 5 juga menggunakan banyak istilah AI dibanyak bagian. Pertama tadi kita sudah melihat AI boost, AI yang digunakan untuk meningkatkan performa. Setidaknya ada 10 bagian dari smartphone Zenfone 5 ini yang menurut Asus disentuh oleh kemampuan AI, dan yang paling umum sekarang lebih mudah dimengerti orang adalah AI pada kamera.

Nah lanjut tentang kamera dan kemampuan AI nya, biar tuntas baca di Link ini ya.

 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.