Samsung Exynos 9820, Baguskah?

Exynos 9820

Background

Galaxy S10 series akan diperkuat oleh 2 macam prosesor atau SoC (System on Chip).

Pertama biasanya untuk pasar Amerika dan China dengan Qualcomm Snapdragon 855, dan untuk pasar lainnya Exynos 9820.

Secara nama, tentu saja chip Snapdragon dari Qualcomm lebih akrab dikenal oleh banyak pengguna smartphone, karena selain marketingnya lebih masif, chip ini juga banyak digunakan beragam brand smartphone.

Chip Exynos walau tidak terlalu banyak marketing dan tidak segamblang chip Qualcomm dalam memberikan info yang masif, tetapi memiliki positioning yang menarik. Saat ini bisa dikatakan hanya Samsung yang selain bisa mendesain chip hi-end sendiri, sekaligus juga  memiliki pabriknya sendiri.

Sementara developer chip lain yang umum digunakan smartphone, hanya mendesain dan membuatnya di pabrikan lain.

Posisi yang menarik lain, Samsung juga dikenal sebagai pembuat smartphone hi-end global yang posisinya saat ini (masih) nomor satu, sehingga kehadiran SoC sebagai otak smartphone bisa dibuat lebih custom, lebih maksimal sesuai dengan hardware dan software yang Samsung kembangkan sendiri.

Di dunia ini, ada banyak brand chip untuk mobile, tetapi sementara ini hanya 3 brand yang dikenal untuk menjadi otak smartphone android hi-end.

Pertama  Qualcomm Snapdragon, biasanya seri tertingginya menggunakan angka dengan kepala 8, dan yang terbaru Snapdragon 855.

Chipset ini biasa digunakan untuk berbagai brand smartphone android baik global atau China brand, selain Huawei.

Chipset Snapdragon kalau tidak dibuat oleh pabrikan Samsung, biasanya oleh TSMC Taiwan.

Kedua Samsung Exynos, chipset tertingginya biasanya dimulai dengan angka 9, atau Exynos 9 series. Saat ini yang terbaru Exynos 9820.

Chipset Exynos sebagian besar digunakan Samsung untuk produk mobile phone-nya sendiri, tetapi beberapa kali digunakan juga oleh brand lain, seperti Meizu.

Chipset ini dibuat di pabrikan Samsung foundry.

Ketiga Huawei Kirin, chipset tertingginya juga dikenal dengan angka 9 di depan, yang terbaru sekarang ini Kirin 980. Chipset Kirin baru mulai dikenal luas dalam 2 tahun belakangan ini, Kirin 970 dan 980, yang digunakan hanya untuk produk Huawei, tidak dijual ke brand lain.

Secara timeline release, chipset Huawei ini agak berbeda dengan timeline Snapdragon dan Exynos.

Snapdragon dan Exynos biasanya diumumkan setiap akhir tahun (sekitar November-Desember), dan akan real digunakan pada produk komersial sekitar bulan Februari – Maret.

Kirin biasanya diperkenalkan akhir Agustus atau awal September, dan digunakan oleh smartphone Huawei pada bulan Oktober.

Timeline SoC

Analisis timeline, chipset Kirin ini dengan waktu release yang lebih awal sedikit “gambling”. Ketiga brand ini bergantung dengan arsitektur CPU yang dibuat oleh Arm. Biasanya setiap tahun, sekitar bulan Mei, Arm akan memperkenalkan kepada publik arsitektur CPU mobile terbarunya, saat ini yang terbaru Arm cortex A-76.

Tentu saja pembuat chipset akan mendapat info ini jauh sebelumnya dibanding publik untuk mempersiapkan chipset andalannya.

Selain arsitektur CPU, faktor kedua yang ditunggu adalah fabrikasi ukuran transistor chipset terbaru, misalnya 14nm, 10nm, dan yang terbaru 7nm dari pabrikan chipset.

Kedua faktor ini bisa menjadi hit and miss, terutama untuk timeline Kirin processor. Dari beberapa prosesor terdahulunya sempat tidak menggunakan fabrikasi terbaru dan juga ada chipsetnya yang tidak menggunakan arsitektur terbaru.  Tetapi saat ini Kirin 980 berhasil mendapatkan keduanya.

Dengan timeline ini Kirin biasanya punya waktu “sebentar” untuk unggul dengan smartphone Huawei terbaru dibanding smartphone yang menggunakan chipset Snapdragon atau Exynos, karena waktu dikeluarkan paling dulu dan menggunakan teknologi chipset terbaru.

Tetapi biasanya setelah bulan Februari, sering dilampaui oleh smartphone dengan chipset Snapdragon atau Exynos terbaru, yang sampai saat ini ditandai permulaannya dengan kehadiran Galaxy Seri S.

Perbandingan Spesifikasi SoC, Sumber: AndroidAuthority

Exynos 9820, CPU

Banyak yang mengira dengan menggunakan 2 macam chipset untuk flagship yang sama, kemampuan chipset Snapdragon banyak dipangkas untuk menyamai kemampuan chip Exynos yang dianggap inferior. Hal yang terjadi seringkali sebenarnya terbalik.

Sejak tahun lalu di Exynos sebelumnya, 9810, chipset ini ditujukan untuk membuat performa single core yang tinggi, sementara chipset lain lebih memilih kedua bagian single core dan multi core berimbang.

Tahun ini, gerakan semua chipset sama, membuat 3 cluster grup CPU yang berbeda kecepatan, satu grup untuk kecepatan sangat tinggi

satu grup untuk kecepatan optimal,

dan satu grup untuk task standar yang mengandalkan efisiensi daya.

Ini memperlihatkan semua menganggap penting satu cluster yang bisa bekerja maksimal, sesuai kebutuhan aplikasi yang sekarang umumnya berukuran besar pada smartphone untuk bisa di loading dengan cepat.

Desain cluster ini biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan smartphone meng-handle aplikasi game. Game-game smartphone sekarang kompleks dan berukuran besar, bahkan banyak game terkenal berukuran Gigabyte.

Walau nanti saat digunakan game ini akan menggunakan kinerja multi core processor, tetapi saat loading biasanya dibutuhkan kerja single core processor. Cluster pertama dengan kinerja tertinggi ini akan membantu proses loading yang cepat.

Single core processor yang cepat juga berguna saat browsing, karena banyak browser bekerja mengandalkan single core processor. Umumnya aplikasi android yang banyak menggunakan javascript juga mengandalkan kinerja dari single core processor. Kecepatan berpindah saat multitasking juga mengandalkan single core processor.

Dari kebutuhan ini terlihat Exynos 9820 memiliki alasan yang jelas untuk mengejar kinerja CPU single core yang tinggi.

3 cluster CPU Exynos 9820

Cluster 1:  2 buah core custom M4 (based on A-76 architecture) untuk kinerja sangat tinggi

Cluster 2:  2 buah core A-75 untuk kinerja optimal.

Cluster 3:  4 buah core A-55 untuk kinerja dengan efisiensi daya tertinggi.

Custom CPU M4

Semua mobile processor menginduk kepada arsitektur CPU yang dibuat Arm.

Ada 2 model license untuk menggunakan teknologi yang dibuat Arm ini, pertama cortex license, kedua architecture license.

Perbedaan License Arm

Cortex license bisa dibagi 2 sesuai kebutuhan pembuat SoC, pertama menggunakan seluruh microarchitecture design yang dibuat Arm, atau menggunakannya as-is, seperti yang digunakan pada prosesor Kirin Huawei.

Kedua melakukan sedikit tweak, atau biasa disebut semi-custom, untuk mendapatkan kinerja CPU yang lebih optimal sesuai kebutuhan pen-desain, misal ukuran pipeline, buffer, number of instruction yang bisa diproses bersamaan, dan lain-lain.

Hal ini dilakukan desainer chipset bisa untuk mendapatkan kinerja yang lebih tinggi atau orientasi keseimbangan kinerja maks dengan efisiensi daya.

Semi custom ini dilakukan oleh Qualcomm pada Snapdragon 855, sehingga Qualcomm menyebut CPU nya tidak lagi A-76, tetapi Kryo 485.

Exynos 9820 CPU menggunakan architecture license, jadi team Chip dari Samsung mendesain sendiri dari scratch arsitektur CPU nya lebih bebas dan lebih leluasa, walau tetap dalam kaidah dasar arsitektur Arm.

Samsung menamakan custom CPU nya sebagai M4 (generasi ke-4 custom CPU dari Samsung), M ini biasanya singkatan dari code: Mongoose.

Keuntungan yang bisa didapat dari Exynos mendesain CPU nya sendiri, bisa disesuaikan lebih dengan kebutuhan hardware dan core software dari smartphone Samsung sendiri.

Untuk mengetahui lebih mudah bagaimana performa CPU dari M4 ini dibanding chip flagship lain, GSMarena sempat mengeluarkan bocoran pembanding dari hasil Geekbench 4.1, benchmark yang mengukur kecepatan CPU.

Kinerja Single Core

Exynos 9820:       4472

Snapdragon 855: 3413

Kirin 980:              3291

Geekbench Single Core, Sumber: GSMArena

Sebagai pembanding kinerja single core tercepat saat ini masih dipegang chip A12 Bionic dari Apple, dengan angka 4777. Angka ini memperlihatkan kalau kinerja single core Exynos 9820 paling mendekati kecepatan dari A12 Bionic.

Sebagai catatan tambahan Exynos versi sebelumnya 9810, juga masih menorehkan angka yang tinggi untuk kinerja single core di 3771, yang masih lebih tinggi dibanding CPU terbaru dari Qualcomm dan Kirin.

Kinerja Multi Core

Exynos 9820:       10387

Snapdragon 855: 10256

Kirin 980:                9793

Geekbench Multi Core, Sumber: GSMArena

Angka ini mungkin akan masih berubah-ubah nantinya, tetapi kira-kira kita mendapat gambaran bagaimana chip Exynos 9820 patut diperhitungkan.

Sebenarnya dalam penggunaan real, jarang sekali kita akan memaksa kinerja prosesor hingga batas atas, jadi ada bagian lain yang juga penting, yaitu peningkatan kinerja yang diimbangi dengan efisiensi daya, dan pengendalian panas yang baik.

Dalam test lab, Samsung Foundry mengatakan kalau kinerja single core processor 9820 dibanding pendahulunya, 9810, naik 20%, dan kinerja multicorenya naik 15%, sementara bagian terbesar justru dari penggunaan daya yang lebih hemat 40%, walau kinerja meningkat.

Perbandingan Exynos 9820 dan Exynos 9810, sumber: Anandtech

Kemungkinan yang kita pertanyakan dari konfigurasi Exynos 9820 adalah cluster kedua, kinerja optimal Exynos 9820 yang menggunakan dual core cortex A-75. Pertanyaannya mengapa bukan A-76 yang lebih baru? Sebagai catatan A-75 ini adalah arsitektur tercepat untuk chip sebelumnya seperti yang digunakan oleh Exynos 9810 dan Snapdragon 845.

Sepertinya Samsung Foundry berkaca dari cluster Exynos 9810 tahun lalu, dimana 4 core tercepat jika di push untuk memberikan kinerja tertinggi akan memakan terlalu banyak daya dan hasilnya tidak bisa terlalu maksimal.

3 Cluster Exynos 9820

Dengan membuat 2 cluster masing-masing dua core yang berbeda arsitektur, bisa didapat kinerja tertinggi yang lebih maksimal, terutama untuk mentenagai dual core custom M4, memanfaatkan silikon yg lebih besar untuk cache L2-nya, sekaligus lebih baik dalam pemanfaatan daya.

Karena pada akhirnya, kerja multi core pada chipset baru bisa berupa kombinasi antar core, bukan berdasarkan masing-masing cluster saja. Misalnya 1 core M4, bekerja dengan 2 core A-55, atau 2 core A-75 bekerja dengan 2 core A-55 dan lain-lain, yang sering diistilahkan heterogeneous computing, atau kalau untuk cortex license disebut DinamiQ.

Exynos 9820, GPU

Apa yang ditampilkan di layar menjadi tanggung jawab kinerja GPU. Kinerja terberat biasanya untuk merender aplikasi game dengan fps (frame per second) dan detail tertinggi untuk kenyamanan bermain game yang lebih imersif dan tidak lag.

GPU yang digunakan Exynos, murni GPU yang dibuat oleh Arm, Mali G76 dengan 12 inti.

GPU yang digunakan sama dengan yang diusung chip Kirin 980, hanya Kirin menggunakan 10 inti dengan clock yang biasanya lebih tinggi.

Kita belum tahu secara pasti mana yang lebih unggul dari kinerja GPU diantara keduanya saat ini, tetapi melihat konfigurasi GPU sebelumnya yang sama di chip Exynos 9810 dan Kirin 970, biasanya core GPU yang lebih sedikit tetapi memiliki clock speed yang lebih tinggi, kalah efisien dengan core GPU yang lebih banyak dengan clock speed yang lebih rendah.

Data dari lab Samsung sendiri mengatakan kinerja GPU Exynos 9820 naik 40% dibanding Exynos sebelumnya 9810, dibantu pipe lanes yg lebih banyak dua kali lipat. Kinerja yang bisa dikatakan naik tinggi, sementara penggunaan dayanya malah lebih efisien 35%.

Sementara itu GPU dari Snapdragon 855, dirancang sendiri oleh Qualcomm, dan dinamakan Adreno 640. Melihat ke belakang, GPU yang dirancang Qualcomm secara custom, biasanya memiliki kinerja yang bagus. Untuk pembanding yang lebih pasti dibanding GPU rancangan Arm, saat artikel ini ditulis, kita belum memiliki datanya.

GPU Exynos dipersiapkan untuk bisa merender layar hingga resolusi 4K UHD (4096 x 2160), atau WQUXGA (3840 x 2400), demikian juga Snapdragon 855 support resolusi 4K, walau sekarang ini kebanyakan smartphone flagship dari China hanya menggunakan resolusi FHD+.

Virtual Reality

Resolusi tinggi dibutuhkan untuk menikmati konten dengan resolusi yang juga tinggi, seperti video-video 1440 seperti yang bisa dibawa oleh Youtube atau layanan streaming film, juga game-game baru yang bisa menyajikan resolusi tinggi.

Resolusi tinggi ini juga terasa gunanya saat smartphone digunakan untuk menikmati konten VR atau virtual reality.

(Dikabarkan Galaxy Beyond akan mendukung layar dynamic AMOLED dengan kecerahan lebih tinggi. Saya menduga kata dynamic di sini juga berarti screen mode yang bisa bekerja otomatis sesuai konten, misalkan saat menikmati film akan otomatis menjalankan screen mode yang cocok dengan cinema, menjalankan HDR untuk konten2 yang sesuai, dll)

Exynos 9820, ISP

ISP atau Image Signal Processor, menjadi bagian SoC yang krusial sekarang ini untuk menghasilkan hasil foto yang bagus.

Tugas utama ISP, menterjemahkan signal yang diterima setiap pixel sensor kamera, “menerka” warna disetiap pixel yang bersebelahan, untuk menjadi sebuah gambar yang utuh.

Selain menebak warna dari setiap pixel sensor dengan benar, ISP juga bertanggungjawab atas Autofocus, Autoexposure, dan White Balance.

ISP yang powerful dibutuhkan untuk dengan cepat menganalisa signal “cahaya” yang diterima sensor kamera untuk langsung diterjemahkan dalam sebuah gambar, makanya sebelum tombol rana kita tekan untuk men-capture gambar, sekarang ini kita sudah bisa melihat preview hasilnya di layar.

Misalkan contoh yang mudah adalah foto bokeh (dof) atau blur yang menerima informasi dari 2 lensa kamera sekaligus dan diolah oleh ISP secara langsung.

ISP Exynos 9820 bisa langsung menerima input dari 5 sensor kamera, bahkan termasuk IR camera seperti yang digunakan untuk TOF (Time of Flight -3D),  atau pengenalan wajah. Ini sebuah kelebihan dibanding ISP lain yang kebanyakan menerima input dari 2 sensor.

Mengapa kita membutuhkan data dari lebih banyak sensor kamera, bukankah 2 kamera saja sudah cukup, misalnya untuk bokeh?

Teknologi kamera smartphone memiliki keterbatasan ruang karena ukuran dari smartphone-nya sendiri. Tidak bisa menggunakan sensor yang besar dan lensa yang besar seperti kamera profesional.

Lensa dan sensor yang kecil pada smartphone menghasilkan gambar yang memiliki keterbatasan, misalnya dalam detail, noise, pembesaran, dan lain sebagainya.

Kehadiran multi kamera pada smartphone bisa membantu mengatasi keterbatasan ini, signal data dari beberapa kamera bisa memberikan informasi lebih dari setiap sensor yang dibawanya. Data ini ketika dikombinasikan (fusion), bisa menghasilkan foto yang lebih baik, misal dari sisi SNR (signal to noise ratio) untuk resolusi foto yang lebih padat, mengeliminasi distorsi, mendapatkan kualitas zoom yang lebih baik, noise yang lebih terkontrol, gambar yang lebih cerah, dan lain sebagainya.

Dengan ISP yang bisa langsung mengolah data dari beberapa kamera bersmaan, bisa menghasilkan perpindahan penggunaan lensa kamera yang lebih smooth atau halus, misal dari lensa ultra wide, ke wide, kemudian ke telephoto.

Bisa jadi dengan kemampuan ISP mengolah 5 data sekaligus dari 5 sensor kamera, bisa dipadukan multi kamera depan dan multi kamera belakang, untuk ditampilkan dalam satu layar.

Kemampuan ISP yang cepat juga memungkinkan mengolah langsung beberapa gambar dalam sekali tombol rana ditekan, untuk mendapatkan gambar yang bisa dipadukan menjadi satu gambar yang lebih detail, lebih minim noise, dan memiliki dynamic range yang lebih kaya.

Dengan kemampuan ISP ini sepertinya kita akan melihat kreativitas pemanfaatannya yang lebih banyak ke depan.

Selain untuk urusan kamera, ISP juga berperan dalam urusan Video. Sekarang ini dengan berkembangya Youtube, Instagram, dan banyak lagi media sosial, video dianggap lebih menarik untuk mendapatkan informasi yang lebih dibanding sebuah gambar diam atau cerita dalam tulisan.

Para Youtuber yang lebih profesional sudah mulai membuat rekaman video dengan resolusi tinggi seperti 4K, yang hasilnya akan lebih baik ketika di down-scale ke resolusi lebih rendah (misal 1080p)  saat di-upload, dibanding ketika direkam dengan resolusi tersebut.

Resolusi 8K, sumber : Samsung

Exynos 9820 mampu merekam resolusi hingga 8K 30fps, yang saat ini belum dimiliki oleh chip lain. Dan untuk rekaman 4K UHD bisa hingga 150fps, dimana biasanya chip lain maks hingga 60fps.

Video dengan FPS tinggi menghasilkan gambar yang lebih detail dan smooth.

(Kemampuan FPS tinggi ini bisa jadi tidak di-implementasikan pada flagship Samsung, untuk menyamakan kemampuan dengan ISP Snapdragon 855 yang juga digunakan untuk device yang sama.)

Jumlah transisi warna dalam 8 bit dan 10 bit, sumber DH

ISP Exynos 9820 juga mendukung multi format codec dan kemampuan merekam dalam 10bit.

Sebelumnya rata-rata warna ditangkap dalam 8 bit, sehingga kita biasa mendengar istilah 16 juta warna. Dengan 10bit, kamera bisa menangkap 1 milyar warna. Pada layar yang mumpuni, hasil kamera 10 bit ini akan terlihat lebih kaya warna dan transisi warna yang lebih baik dibanding 8bit.

warna 8 bit dan 10 bit, sumber: DH

Kemampuan 10 bit ini semakin baik karena sudah mendukung juga format HDR 10+ .

Dibanding HDR standar yang akan memiliki standar setting HDR yang sama dalam keseluruhan video, HDR 10+ bisa memiliki standar setting HDR yang beda dari setiap scene, bahkan dari setiap FPS.

Salah Satu Film dengan HDR 10+

Dari beberapa chip Exynos terakhir ini, terlihat Exynos memiliki kelebihan pada kemampuan merekam dan menampilkan multimedia yang lebih baik.

Exynos 9820, AI

AI atau Artificial Intelligence akan menjadi bagian penting teknologi smartphone sekarang ini dan ke depan, selain 5G.

Kemampuan komputasi smartphone yang lebih “terbatas” , akan banyak terbantu oleh AI, untuk menghasilkan teknologi baru yang terus maju.

Sebenarnya AI atau Machine Learning, sudah ada di chip Exynos sebelumnya, tetapi lebih diperuntukkan ke CV atau computer vision, dan masih menggunakan beberapa sarana lain untuk komputasinya seperti CPU, GPU atau DSP sesuai aplikasinya atau framework yang disediakan developer seperti Google, Facebook, dll.

NPU, Neural Processing Unit, Sumber: Samsung

Saat ini di Exynos 9820, ada sebagian block SOC terpisah, diperuntukkan khusus untuk keperluan komputasi AI, yang sering disebut NPU atau neural processing unit.

Keberadaan NPU terpisah ini memungkinkan kinerja paralel untuk mengolah data secara bersamaan dengan bagian SoC lain dalam waktu yang sama, sehingga didapat kerja AI yang lebih cepat.

Samsung Foundry hanya menyebut kecepatan NPU ini sekarang bisa 7x lipat lebih cepat dibanding kinerja AI yang diberikan Exynos 9810 sebelumnya, berdasarkan angka hitungan TOPS (Tera Operation Per Second)

(Dalam angka kita belum tahu berapa besar kemampuan TOPS NPU Exynos 9820, sebagai data perbandingan dikabarkan Kirin 980 5 TOPS, dan Snapdragon 855 7 TOPS)

Kehadiran on-board NPU ini membuat aktivitas yang bertalian dengan AI menjadi jauh lebih cepat, dan tidak memakan banyak daya, dibanding ketika kemampuan AI banyak dikerjakan di cloud computing. Pengolahan data AI pada hardware unit secara langsung juga dianggap lebih aman, karena tidak ada data yang dikirimkan.

AI akan terus berkembang penggunaannya pada smartphone, sekarang ini fokus di pengenalan objek atau scene untuk post processing fotografi, pengenalan wajah, VR dan AR.

AI pada foto, Sumber: Samsung

Kecepatan AI tidak hanya bergantung kepada NPU, tetapi juga kepada kemampuan memory dan storage yang digunakan.

Memory LPDDR4x dan storage seperti eUFS 2.1 akan menyumbang banyak kepada kecepatan proses AI.

Jadi secara garis besar, kita melihat pada flagship Samsung, dengan penggunaan LPDDR4x yang lebih cepat dan internal storage kecepatan tinggi, adalah sebuah kesatuan yang saling mendukung kinerja smartphone secara keseluruhan.

1 TB eUFS 2.1 storage yang akan kabarnya akan digunakan di flagship Samsung bukan hanya masalah kapasitas yang besar saja, tetapi secara kecepatan yang 38% (random read) lebih cepat dibanding storage 512 GB yang sekarang digunakan di Note 9, memungkinkan mendapatkan kinerja AI yang lebih optimal.

Secara spesifikasi, Exynos 9820 ini chipset mobile pertama yang mendukung standar flash storage berikutnya UFS 3.0. Internal storage dengan UFS 3.0 ini akan memiliki bandwith 2 kali lipat lebih dibanding UFS 2.1.

Dengan kemampuan ini, secara teknologi bisa dikatakan Exynos 9820 future proof untuk mendukung teknologi mendatang.

Exynos 9820, Modem

Hal yang sering tidak diperhatikan kebanyakan orang saat melihat SoC adalah kemampuan modem, padahal modem ini salah satu teknologi di SoC yang krusial.

Bisa jadi orang bilang smartphone lambat, lag, dan menyalahkan kemampuan smartphone, padahal koneksi lambat yang bisa menjadi penyebabnya, terutama saat bermain game online.

LTE-advanced pro modem di Exynos 9820 sudah mendukung kecepatan Cat.20 (category 20) untuk download simultan dari 8 CA (carrier aggregation), yang mampu mendownload dengan kecepatan 2Gbps. Dengan kecepatan seperti ini sebuah file film sebesar 3.7GB bisa di-download dalam waktu 15 detik saja.

Untuk uplink kecepatannya juga sudah Cat.20 dengan 3 CA. yang bisa mencapai kecepatan upload sekitar 316 Mbps.

Exynos 9820 juga mendukung WiFi certified yang baru 802.11ax, atau yang akan dikenal sebagai WiFi 6. Dikabarkan flagship seri S yang baru dari Samsung akan menjadi device pertama yang mendukung WiFi baru ini.

WiFi 6 memiliki kelebihan untuk bekerja lebih baik di area dimana jaringan WiFi penuh digunakan, misal saat penggunaan di stadion, atau di acara media yang ramai, dimana setiap perangkat berebut koneksi ke sumber WiFi. Kecepatannya juga 40% lebih baik dibanding WiFi sebelumnya, dan lebih hemat daya.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa Exynos 9820 tidak sekaligus dilengkapi dengan modem 5G.

Kehadiran 5G bukan berarti 4G akan dilepaskan. 5G akan bekerjasama dengan 4G secara simultan. Saat nanti sinyal 5G misal di daerah rural melemah, otomatis akan di switch ke 4G. Kecepatan 4G yang tinggi, akan membuat peralihan ini lebih baik, tidak menjadi anjloknya kecepatan yang tiba-tiba, ini alasannya mengapa kecepatan 4G terus ditingkatkan.

Samsung saat demo dengan Qualcomm sudah menunjukkan prototype smartphonenya menggunakan koneksi 5G, bahkan di steaming ke layar besar untuk menjalankan konten video 4K.

Tetapi saat ini 5G memang baru di tahap awal masuk ranah komersial, untuk Indonesia sendiri sepertinya masih harus menunggu jaringan ini dimulai, mungkin tahun depan.

Bisakah nanti Exynos 9820 dilengkapi dengan modem 5G? Samsung sendiri mempunya chip modem 5G yang dinamai Exynos Modem 5100. Modem 5G-NR (New Radio) ini juga sudah support mmWave dan sub-6-GHz yang akan menjadi standar 5G internasional.

Modul 5G modem ini jika diperlukan bisa ditambahkan terpisah, atau nantinya bisa jdai ada varian Exynos 9820 dengan modem 5G.

Bahkan kabarnya, kemungkinan di acara unpacked 2019, Samsung akan memperlihatkan flagship Beyond dengan varian yang sudah dilengkapi 5G.

Exynos 9820, Efisiensi Daya

Efisiensi daya sangat dibutuhkan bagi perangkat mobile sekarang. Sekedar membesarkan kapasitas baterai saja, bukan menjadi pilihan untuk smartphone kelas hi-end, karena baterai berkapasitas besar biasanya memiliki dimensi yang tebal dan bobot berat, tidak cocok untuk keseluruhan desain dan kenyamanan sebuah smartphone kelas flagship.

Sementara itu smartphone semakin hari samakin menunjang banyak kebutuhan dan semakin lama digunakan atau menyala. Untuk itu dibutuhkan efisiensi daya dari banyak lini, misal dari layar yang lebih irit, koneksi yang baik, adaptasi AI untuk pattern penggunaan, dll.

Dari sisi SoC atau prosesor sendiri, salah satu yang utama mengecilkan proses fabrikasi atau litografi.

Exynos 9820 menggunakan fabrikasi 8nm LPP (Low Power Plus), setelah Exynos 9810 sebelumnya dibuat dari fabrikasi 10nm. Menurunnya ukuran fabrikasi ini sendiri bisa membuat konsumsi daya SoC turun 10%, walau kecepatan meningkat.

Intelligent task scheduler membantu efisiensi keseimbangan antara performa dan daya dari kinerja CPU, demikian juga untuk GPU. Mengontrol jangan sampai terjadi kebocoran daya dan kapan SoC harus idle (standby), membantu lebih jauh efisiensi Exynos 9820.

(Banyak yang mungkin akan bertanya, mengapa Exynos 9820 dibuat dengan fabrikasi 8nm, sementara Snapdragon 855 dan Kirin 980 sudah 7nm. Sebenarnya Samsung Foundry sudah memiliki teknologi litografi 7nm EUV yang lebih baik dari pabrikan TSMC yang masih menggunakan Argon Flouride yang digunakan kedua brand chip tersebut sekarang. Litografi EUV memiliki presisi yang lebih baik dan prosesnya lebih singkat. Tetapi sepertinya saat timeline chipset Exynos 9820 sudah harus dibuat, litografi 7nm ini masih butuh waktu untuk produksi masal.

Perbedaan teknologi litografi pada 7nm ArF dan EUV

Perbedaan 1nm dari 8nm ke 7nm sepertinya secara angka efisiensi daya dan kecepatan yang masih bisa “dikejar” dengan konfigurasi dan penggunaan silicon cache L2 dan L3 yang lebih mumpuni pada chipset, yang memang nantinya hasil pastinya harus lebih diuji)

Exynos 9820, Hardware Security

Semakin smartphone diandalkan sehari-hari, semakin banyak data krusial bahkan rahasia disimpan di dalamnya, termasuk data keuangan dan penggunaan smartphone untuk uang digital.

Data krusial ini membutuhkan tempat khusus yang tidak lagi hanya berupa software untuk sisi keamanan lebih jauh. Exynos 9820 dilengkapi physically unclonable function (PUF) untuk menyimpan data krusial seperti password smartphone dan data fingerprint/ iris/ wajah. Data krusial seperti ini tidak pernah di sync ke server, dan disimpan terenkripsi di dalam hardware PUF.

Ini seperti di dalam rumah, selain kita memiliki pintu yang dikunci kuat, barang2 berharga diletakkan di dalam lemari besi yang lebih kuat dan terkunci dengan baik.

Penutup

Menarik melihat perkembangan chipset mobile yang saling bersaing dan semakin baik, dengan persaingan ini kita akan melihat bagaimana teknologi di-push untuk lebih cepat maju.

Samsung Foundry tidak hanya mengembangkan Exynos chip saja, tetapi juga sensor kamera, memory, chip IoT, autonomous vehicle, dan lain sebagainya. Semua kesatuan ini bisa menjadi bekal dan pengalaman kuat untuk mereka bisa bersaing dan membuat SoC Exynos yang semakin baik kemampuannya.

Untuk melihat seberapa baik chip Exynos 9820 ini, nanti semoga kita bisa mencobanya lebih dalam dengan berbagai test.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.