POCO F4 GT, HYBRID FLAGSHIP

POCO F4 GT

Pertama POCO F1 keluar, cukup membuat geger, karena mengutamakan performa dengan chipset flagship, tetapi harganya murah.

Saat itu POCO F1 benar-benar hanya mementingkan performa, yang lainnya bisa dikatakan dikorbankan.

Alvin Tse yang jadi boss POCO saat itu bilang: “Jack of all trades, master of none” , yang menandakan POCO ini memang didesain memang untuk jago di performa, dan yang lainnya cukup-cukup saja.

Momen Saat POCO F1 diperkenalkan di 2018

Makanya secara desain bentuk, POCO F1 dalam aturan simetri lengkungan juga sekenanya saja, yang kalau iPhone dibuat seperti itu, Steve Jobs bisa mencak-mencak dari alam sana.

Layar secukupnya, kamera hasilnya tidak sebagus flagship lain, dan banyak kekurangan karena filosofi tersebut.

Tapi di seri POCO F4 GT ini, filosofi tersebut berubah, POCO sudah saatnya merasa harus bersaing dengan flagship lain, performa yang hebat, tetapi bagian lain juga jangan sembarangan.

POCO F1 Desain tidak simetri dalam radius

Performa

Semua menyadari chipset flagship Snapdragon 8 Gen 1 ini tidak mudah ditaklukkan. Performanya kencang, tetapi kalau di push kemampuannya, akan menghasilkan panas yang tinggi dan penggunaan daya menjadi boros.

Qualcomm menyatakan, performa tinggi ini harus diimbangi dengan sistem pembuangan panas yang mumpuni.

Chip Snapdragon 8 Gen 1

POCO tentu sudah belajar dari saudaranya, Xiaomi, saat menjadi rombongan device pertama yang menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 1 ini, devicenya dilaporkan banyak mengalami overheat.

Mari kita lihat isi utama chipset Snapdragon 8 Gen 1.

CPU

1 Core Cortex X2 @ 3.0GHz

3 Core Cortex A-710 @ 2.5GHz

4 Core Cortex A-510 @ 1.8GHz

GPU (Grafis): Adreno

Chipset ini diproduksi Samsung 4nm (yang sebenarnya pengembangan 5nm) , dan menjadi Snapdragon pertama yang menggunakan arsitektur baru ARM v9, setelah chipset2 flagship sebelumnya menggunakan arsitektur ARM v8.

Bahasa mudahnya dengan Snapdragon 8 Gen 1 ini dibanding chipset sebelumnya Snapdragon 888, untuk CPU terjadi peningkatan kecepatan 20% dan efisiensi 30%

Sementara di grafis atau GPU peningkatannya sampai 50% lebih cepat, dan efisiensi daya 25%.

Peningkatan terbesar ada di kemampuan AI yang meningkat 400%.

Untuk mendapat hasil optimal dengan chipset baru ini, POCO F4 GT dan device2 flagship menghadapi 2 pilihan untuk mengendalikannya, membuat pendingin yang bagus, atau algoritma manajemen yang mengendalikan kecepatan chipset.

Pilihan kedua ini, tentu saja tidak akan bisa mengejar hasil maksimal dari Snapdragon 8 Gen 1, tapi aman untuk mengendalikan panas.

Memang ketika di push benchmark, suhu chipset Snapdragon 8 Gen 1 ini bisa mencapai 49 atau mendekati 50 derajat. Disaat seperti itu biasanya device akan auto shutdown atau kalau tidak, bodynya terlalu panas dan tidak nyaman untuk dipegang.

Tapi POCO F4 GT ini tidak shutdown atau keluar tanda overheating.

Ini dimungkinkan karena POCO menggunakan dual Vacuum Chamber Liquid Cooling berbahan stainless steel, yang menurut POCO sudah versi 3.0.

Vacuum Chamber, Graphite, dan Graphene untuk melepas panas POCO F4 GT

Saya bertanya-tanya mengapa butuh 2 VC atau Vacuum Chamber, ternyata karena ada 2 bagian part yang didinginkan.

Pertama VC untuk Chipset Snapdragon 8 Gen 1 ini.

Kedua VC untuk fast charging. Saya baru lihat ada device menggunakan vc di PMIC fast charging. Tetapi secara logika penempatan vc di fast charging ini ada benarnya untuk fast charging 120w yg super cepat, karena proses charging ini memang menghasilkan panas yang lumayan.

Dan ada kemungkinan POCO F4 GT yang diarahkan dan didesain menjadi device semi gaming ini, bisa jadi harus mengakomodir penggunaan device saat bermain game berat yg menghasilkan panas, bersamaan dengan device yang sedang di charging, sehingga proses panas yang dihasilkan kedua proses ini bisa turut dikontrol tanpa mengganggu kecepatan charging.

Selain VC dengan liquid cooling, POCO F4 GT menggunakan lapisan transfer panas graphene berukuran besar dan graphite.

Kedua lapisan ini memang baik untuk mentransfer panas dengan cepat dan kemudian membuangnya keluar.

Jadi saat benchmark berat seperti 3DMark stress test yg mensimulasikan bermain game berat dalam waktu yang lama, dan dengan cepat menaikkan suhu yg terasa panas pada body, tetapi tidak membuat POCO F4 GT shutdown, bisa dimungkinkan karena proses transfer panas ini segera dibuang dengan cepat.

Memang harus diakui Snapdragon 8 Gen 1 ini sulit ditundukkan. Penggunaan pendingin yang baik, hanya akan bisa menambah lama sedikit untuk FPS tetap di puncak, dan setelah itu akan dipaksa turun.

Tapi dibanding banyak device dengan berbagai cara mengatasi panasnya Snapdragon 8 Gen 1 ini, POCO F4 GT termasuk yang bagus meng-handle nya.

Dari beberapa test kita bisa melihat upaya POCO F4 GT mencoba mendapatkan hasil maksimal dari chipset Snapdragon 8 Gen 1 .

Test AnTuTu dicoba dalam 2 kondisi, smartphone POCO F4 GT as is di kondisi pertama, dan di kondisi kedua dibantu untuk melepas panas dengan cepat dengan double kipas pendingin khusus yang diletakkan menempel di belakang smartphone.

Hasil skor pertama di 950.000

Hasil skor di kondisi khusus 970.000

Dari skor ini kita lihat tidak banyak pengaruh walau suhu baterai yang biasanya juga terpengaruh suhu CPU-GPU memperlihatkan perbedaan lumayan berbeda.

Dari masing-masing skor CPU, GPU, MEM, dan UX, terlihat Snapdragon 8 Gen 1 ini superior di hasil grafis atau GPU. Skor GPU ini hasil gabungan test dari OPENGl ES dan Vulkan.

Bagaimana dengan chip grafisnya atau GPU di Snapdragon 8 Gen 1?

3DMark Extreme Wildlife stress test memang mem-push kemampuan chipset GPU hingga maksimal. GPU di Snapdragon 8 Gen 1 walau kencang, memang menggunakan daya yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tinggi, lebih dari CPU nya.

Test ini mensimulasikan bermain game berat yang lama di smartphone dalam 20 kali loop total 20 menit.

Satu parameter yang dianggap penting untuk mengukur kemampuan GPU smartphone adalah kemampuan mempertahankan FPS (Frame Per Second) setinggi mungkin dan se stabil mungkin.

Dari banyak smartphone yang menggunakan chipset yang sama, Snapdragon 8 Gen 1, saya tidak pernah menemukan satu smartphone-pun dalam test 3D Benchmark stress test ini yang bisa bertahan stabil FPS nya dari loop pertama hingga loop terakhir.

Demikian juga POCO F4 GT sama, walau memang terbukti pendinginnya membuat loop stabil lebih lama , tetapi kemudian harus menurunkan FPS nya karena panas yang harus diantisipasi.

Skornya pun berubah dari 2500 ke atas menjadi 1100 lebih, dan kestabilan nya hanya diberi angka 46%.

GPU Extreme Stress Test

Tetapi kita tidak bisa menyamakan benchmark sintetis ini dengan pengalaman bermain game asli, karena algoritmanya bisa berbeda. Biasanya saat bermain game akan lebih lancar dibanding test 3D Bench ini.

Sebagai tambahan untuk kinerja CPU yang diukur lewat Geekbench 5, POCO F4 GT menghasilkan skor

Single Core 1213

Multi Core 3638

Skor benchmark CPU geekbench 5 ini standar, seperti skor referensi juga, dan mirip dengan smartphone lain yang menggunakan chipset yang sama.

CPU Geekbench5 Test

Dalam penggunaan untuk bermain game, misalnya PUBG dengan grafis Ultra HD, dan frame rate ultra, POCO F4 GT ini bisa dengan bagus menjalankannya tanpa ada hiccup.

Pada dasarnya memang POCO F4 GT ini didesain untuk menjadi smartphone gaming, sampai menyiapkan dua tombol L1 dan R1 tambahan di frame atas yang bisa kita pop up dan setting kalau dibutuhkan.

Tetapi belum semua game bisa memanfaatkan tombol ini, masih game tertentu. Mungkin kedepannya akan lebih banyak game bisa memanfaatkan tombol ini.

Untuk melengkapi kinerja, RAM yang digunakan selain besar 8 atau 12 GB, sudah LPDDR5.

Sementara untuk penyimpanan internal storage sudah UFS 3.1 128GB atau 256GB.

Tidak ada slot untuk memory card.

Layar dan Tata Suara

Dulu, layar POCO F1 adalah layar yang seadanya.

Tetapi sekarang layar POCO F4 GT sudah menggunakan layar dengan panel AMOLED datar berukuran 6.67 inci dan terkalibrasi dengan baik color gamutnya, hingga mendapat nilai A+ dari Displaymate, dan dilindungi dengan kaca tahan gores spek tinggi, Gorilla Glass Victus.

Layar ini juga sudah memiliki refresh rate 120Hz dan Touch Sampling Rate upto 480Hz. Touch sampling rate ini mempercepat sensor sentuhan untuk segera di eksekusi, biasanya penting saat bermain game. Tetapi sampling rate tinggi ini juga tergantung dengan gamenya, tidak berarti semua akan bisa berjalan di 480Hz.

Layar POCO F4 Pro sudah 10 bit, dimana layar sekarang kebanyakan masih 8 bit. Bit ini semakin besar semakin banyak mendukung warna, terutama gradasi yang semakin baik.

Kita sudah terbiasa mendengar layar smartphone dengan 16jt warna, ini berarti 8 bit.

Sedangkan 10 bit berarti mendukung 1 miliar warna.

Layar Super AMOLED dengan Gorilla Glass Victus, DCI-P3 Gamut

Layar ini mendukung color Gamut P3, yang berarti bagus untuk entertainment, karena bisa menyesuaikan standar warna dengan film2 yang diputar. Kita juga bisa mengembalikannya ke standar warna untuk editing atau printing, sRGB.

Dukungan entertainment ditambah support dengan film2 berformat Dolby Vision sekaligus HDR 10+.

Hasilnya memang layar POCO F4 GT ini enak untuk digunakan memutar film2 seperti Netflix yang sudah mendukung format ini. Tata suara Dolby Atmos bisa keluar dari dua lubang speaker di frame atas bawah. Dual speaker ini sebenarnya quad speaker, karena masing-masing terdiri dari tweeter dan woofer.

Suara yang dihasilkan kencang dan cukup bagus kualitasnya, tidak pecah atau cempreng. 

Lubang Speaker Tweeter dan Woofer di Frame Atas dan Bawah

Tata suara POCO F4 GT ini sudah mendukung Hi-res Audio dan Hi-res Audio Wireless.

Saya kira teknologi bluetooth hi-res audio wireless ini menggunakan teknologi Qualcomm Snapdragon Sound yang tersemat di chipset Snapdragon 8 Gen 1.

Untuk mereka yang senang mendengarkan musik dengan perangkat earphone atau bluetooth earphone yang berkualitas baik, suara yang dihasilkan bagus dan bertenaga, termasuk bass yang cukup nendang tapi masih empuk dan enak didengar.

Tetapi untuk menonton film, entah mengapa Dolby Atmosnya tidak memberikan efek yang seharusnya, seperti 3D audio, sehingga suara jauh dan dekat, sumber dari kiri dan kanan, gema, dll terasa lebih datar, walaupun suara yang dihasilkan tetap jelas. Seperti panggung yang terlalu sempit. Mungkin ini masalah settingan pada OS saja yang harusnya bisa diperbaiki.

Tetapi overall gambar pada layar yang bagus, dan suara yang jelas, cukuplah membuat kita betah menonton di device ini.

Sedikit catatan, tapi tidak mendesak, jika POCO F4 GT ini mau sejajar dengan flagship global, teknologi yang sedikit tertinggal di panel layar ada 3 poin,

Pertama kecerahan layar maksimumnya 800 nits.

Kecerahan ini memang sudah cukup terang untuk bisa dilihat di bawah cahaya terang seperti sinar matahari, tetapi flagship lain kebanyakan sudah di atas 1000 nits, misalnya 1200 nits, 1750 nits, bahkan 2000 nits.

Kecerahan tinggi ini akan membantu selain mudah dilihat tetap dengan warna-warna bagus di bawah matahari atau terang lampu yang tinggi, juga saat menyaksikan film2 HDR akan terasa lebih hidup.

Kedua resolusi yang masih Full HD+.

Sebenarnya kalau mata kita bukan dalam kondisi prima 20/20, resolusi Full HD+ ini sudah sangat cukup. Tetapi kebanyakan flagship global sudah mendukung resolusi layar QuadHD.

Di era internet cepat dan streaming resolusi tinggi ini, kondisi tampilannya memang bisa terasa berbeda.

Ketiga teknologi refresh rate layar belum LTPO.

Layar yang bisa mengatur sendiri refresh ratenya sesuai dengan aplikasi yang sedang ditampilkan, menggunakan backplane LTPO. Akan di push kencang ke 120Hz saat scrolling, 90Hz saat bermain game yang mendukung, atau turun ke beberapa Hz saja saat kita sedang membaca email, untuk menghemat baterai. Layar LTPO ini cenderung akan menghemat baterai.

Tapi ketiga poin ini memang membutuhkan panel yang lebih khusus dan harganya tentu akan lebih tinggi. Dari sisi ini, team POCO mungkin lebih baik meniadakannya untuk bisa memberikan flagship dengan harga yang lebih bersahabat atau mengalihkannya untuk part lain.

Charging

Baterai POCO F4 GT 4700mAh. Untuk mempercepat proses charging, baterai ini sebenarnya ada 2 buah, masing-masing 2350mAh.

Mengapa 2 buah baterai menjadi lebih cepat?

Bayangkan kita punya wadah air 5 liter.

Diisi dengan air lewat 1 keran, dibanding dengan kita menggunakan 2 wadah air @2.5L masing2 dengan keran sendiri. 2 wadah ini akan menjadi lebih cepat penuh.

Apalagi POCO F4 Pro menggunakan charging cepat dengan daya tinggi 120W. Charging cepat ini juga menyumbang panas, dan baterai lithium musuh besarnya panas.

Dengan pengisian 2 baterai yang masing-masing lebih kecil kapasitasnya, dan lebih cepat penuh, maka panas yang dihasilkan akan lebih singkat.

POCO meng-klaim proses pengisian baterai ini dari 2% hingga penuh 100% hanya membutuhkan waktu 17 menit. Tetapi harap diingat bahwa percobaan ini dilakukan di lab dengan voltase yang stabil dan kondisi suhu yang sesuai.

Pada saat kita charge, kemungkinan proses ini akan lebih lama, rata-rata di atas 20 menit, tetapi bagaimanapun juga proses ini sudah sangat cepat sekarang, dan kita bisa meninggalkan kebiasaan meninggalkan smartphone di charge saat tidur.

Kemudian jangan dibayangkan kalau proses charging ini dari saat charger dipasangkan ke unit, berarti akan memompa 120w terus ke dalam unit. Daya terbesar ini paling akan berlangsung di menit-menit awal saja, kemudian berangsur-angsur turun, dan semakin kecil sampai baterai penuh, untuk tetap menjaga panas berlebih hingga baterai tetap awet.

Untuk ketahanan baterainya sendiri, POCO F4 GT ini cukup, tetapi tidak istimewa.

Dalam pemakaian cukup intens, antara cukup sehari dari bangun tidur hingga mau tidur lagi, atau harus di charge di antaranya.

Kamera

Ada 3 lensa di kamera belakang POCO F4 GT

64 MP main camera f/1.9

8 MP  ultra-wide f/2.2

2 MP macro f/2.4

Dan 20 MP selfie-cam f/2.4

Di sektor kamera ini POCo F4 GT tidak terlalu bersinar. Hasil fotonya seperti smartphone kelas mid-range, belum sampai seperti produk hi-end.

Foto di ruangan yang terang hasilnya baik, tapi terkadang mudah tidak fokus atau tidak benar-benar fokus. Ini kemungkinan karena kamera utamanya tidak ada OIS.

Dikondisi pencahayaan buatan seperti di ruangan yang tidak terlalu terang, kondisi ini lebih mudah terjadi.

Tetapi ini tidak berarti selalu tidak fokus, tetapi tergantung seberapa steady kita memegang smartphone saat mengambil gambar.

Tetapi tidak adanya OIS ini cukup aneh, karena seri di bawahnya, POCO F4 memilikinya.

Hasil fotonya warna-warna pop up, dan ketajaman detail terlihat cukup tinggi diolah oleh hardware. Pemisahan objek dan background juga cukup baik.

Ini beberapa contoh hasil fotonya (sudah dikompres):

Beda dengan kondisi foto siang hari, mode malam POCO F4 GT ini menarik, tidak ada jeda, seperti kebanyakan smartphone lain yang butuh waktu lama membuka rana untuk mengambil gambar yang lebih terang.

Sementara POCO F4 GT pada mode night, seperti kamera biasa saja, langsung mengambil foto dan segera siap untuk mengambil foto lain lagi. Hasilnya juga tidak mengecewakan, detail objek tetap didapat, jelas, terang dan noise terjaga.

Untuk dukungan video, sudah support perekaman hingga 4K 60FPS.

Catatan Desain

POCO tidak menyebut POCO F4 GT sebagai gaming device. Tapi garis-garis desain dan kelengkapannya, menyiratkan device ini diposisikan sebagai hybrid smartphone. Untuk mereka yang memilih flagship standar bisa, dan untuk mereka penggemar gaming bisa.

Menjadi flagship standar device terlihat dari ketebalan yang termasuk tipis, hanya 8.5mm, dimana biasanya smartphone gaming karena banyaknya part tambahan menjadikannya lebih tebal dan berat.

Menu-menu nya juga standar, sama dengan smartphone POCO kebanyakan, berbeda dengan menu smartphone gaming yang lebih jelimet.

Sementara ciri gamingnya terlihat dari garis-garis di bagian belakang, bentuk frame kamera yang dilengkapi led RGB berbentuk X, bahkan sampai bentuk flash light nya yang seperti petir.

Kabel Charger USB-C dengan L-Shape, tidak Menghalangi Saat Menggunakan Device Sambil di Charge

Kabel charger berbentuk L juga membuat device ini menjadi gaming device  lebih kental, karena membuat keberadaannya tidak terlalu menghalangi tangan ketika memegang device saat bermain game sambil di-charge.

Keberadaan tombol magnetik pop up L1 dan R1 di bagian frame menambah kental POCO F4 GT ini memang diarahkan lebih ke gaming device.

Tombol L1 dan R1 Magnetik, yang bisa disembunyikan

Sebenarnya bagian belakangnya terbuat dari kaca anti glare, hanya finishingnya terlihat seperti metal, dan menyatu dengan frame metal menjadi rigid dan terlihat kokoh.

Dibanding POCO pertama F1 yg berbahan body plastik, tentu saja POCO F4 GT ini terlihat lebih well-designed.

Mengapa POCO tidak langsung membuat F4 GT ini sebagai gaming smartphone?

Gaming smartphone itu walau secara spek gahar, tetapi penggemarnya harus diakui terbatas.

Biasanya karena berat, tebal, desain yang terlalu khusus, sehingga tidak mudah diterima rata-rata kalangan.

Bagus juga cara POCO membuat POCO F4 GT ini seperti hybrid, gaming device mewakili produknya sebagai produk dengan spek gahar, untuk mereka yang sangat mendewakan spesifikasi performa, dan bentuk yang lebih mainstream untuk menjaring pengguna flagship standar.

Kesimpulan

Membandingkannya dengan POCO F1 yang memang sudah jadul, 4 tahun lalu, kelas POCO di hi-end flagship ini sudah berubah jauh.

Memang banderol 8.999.000 atau 9 jt tidak murah, untuk versi 12/256 GB, 2 kalinya harga POCO F1 yang release di 2018.

Tapi akhirnya memang spek tinggi itu memang butuh biaya part yang mahal, tidak bisa dipungkiri.

Tapi sebenarnya dari harga 9jt untuk flagship sekelas ini, yang gahar dalam performa, pendingin yang bagus, kualitas layar kelas atas, tata suara mantul, charging cepat, tidak mahal.

Brand global lain biasanya harganya di atas ini.

Cocok untuk mereka yang suka bermain game berat, atau mereka yang selalu memandang smartphone flagship itu ciri awalnya harus kencang, makin kencang makin baik.

Tetapi untuk mereka yang menjadi content creator, atau banyak mengambil foto di smartphone, hasil foto dari POCO F4 GT ini tidak istimewa, tapi bisa dikatakan cukup bagus. Tergantung keperluan kita sampai mana berharap dari hasil foto ini.

That’s it bahasan cukup panjang kita tentang POCO F4 GT ini, jadi gimana, tertarik?

Kelengkapan di Dalam Dus POCO F4 GT

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.